3.5/5
Hollywood
Horror
Indie
Pop-Corn Movie
rock n roll
The Jose Flash Review
Thriller
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Devil's Candy
Jesse Hellman, seorang ayah bergaya metal, berprofesi menjadi
pelukis untuk menafkahi keluarganya; sang istri, Astrid, dan putri semata
wayangnya yang juga ikut-ikutan bergaya metal, Zooey. Demi membayar kepindahan
mereka ke rumah yang baru, ia rela melukis objek untuk bank yang sama sekali
tidak sesuai kepribadiannya. Di rumah yang baru Jesse seperti kerasukan yang
menggerakkannya untuk melukis objek mengerikan. Zooey pun kedatangan pria
misterius yang memberikannya gitar elektrik legendaris. Siapa sangka pria
misterius ini ternyata menggiring Zooey dalam bahaya.
Premise demikian memang tergolong sangat familiar dan bahkan
formulaic di genre horror. Apalagi konsep cerita tentang sekte Satanic yang
sudah terbaca dengan mudah sejak menit pertama. The Devil’s Candy (TDC) pun seolah semakin mengejahwantahkan
anggapan bahwa musik metal adalah musik pemujaan Setan. Pengembangan plot-nya
pun tak ada yang istimewa. Lantas bukan berarti ia tak punya daya tarik sama
sekali.
Sean Byrne (The Loved
Ones) selaku penulis naskah sekaligus sutradara rupanya sudah mendesain TDC
sebagai sebuah horror dengan kemasan yang unik. Memanfaatkan riff gitar sebagai
elemen utama scoring gubahan Mads Heldtberg, Michael Michael Yezerski, dan band
Sun O))), mengiringi adegan-adegan ganjil menjadi semakin eerie, disturbing (in a good way), bahkan mungkin
hampir menghipnotis. Editing dari Andy Canny yang kerap seirama dengan riff
gitar dan lagu-lagu pengiring semakin mempertegas konsep. Menjadikan TDC sebuah
pengalaman horror yang unik dan mengerikan dengan caranya sendiri.
Masih ingat Ethan Embry yang memerankan remaja culun Preston
Meyers di Can’t Hardly Wait (1998)
dan T.B. Player di That Thing You Do! (1996)?
Saya cukup kaget dengan penampilan metal gahar tapi tetap punya kelembutan
seorang ayah pada sosok Jesse Hellman. Pun chemistry father-daughter yang
dibangunnya bersama Kiara Glasco terjalin dengan cukup convincing dan hangat.
Sementara Kiara sendiri cukup mencuri perhatian penonton sebagai Zooey.
Kemudian ada Pruitt Taylor Vince yang membuat sosok pria misterius, Ray Smilie,
terasa begitu mengancam sekaligus mengerikan.
Sebagai sebuah horror indie, TDC menawarkan pengalaman horror
yang unik yang mungkin masih sangat jarang ada, bahkan bagi penonton yang tidak
menyukai musik metal sekalipun. Alih-alih berisik, riff gitar beraliran metal
yang mengiringi hampir sepanjang film justru menjadi nyawa tersendiri yang
menghantarkan suasana eerie-nya. Sayang rasanya jika dilewatkan begitu saja,
apalagi jika Anda termasuk penggemar genre horror.
Lihat data film ini di IMDb.