The Jose Movie Review - The Perfect House


Dari judul dan posternya, mungkin The Perfect House terkesan seperti sebuah film asing. Memang sih harus diakui, posternya tampak sangat menjual. Desain yang terkesan elegan ditambah tipografi titel yang dibuat ambigram, membuat penasaran siapa pun yang melihatnya. Setelah membaca sinopsis dan melihat trailernya, (saya) semakin antusias lagi untuk segera menyaksikannya secara langsung. Sinopsisnya sih sederhana dan pendek, tapi saya yakin ada banyak yang tidak disampaikan di sinopsisnya, yang justru membuat film menjadi menarik untuk diikuti hingga akhir.
Sebagai sebuah produksi Indonesia, terasa sekali The Perfect House disiapkan dengan sangat matang, baik dari segi desain produksi maupun naskah. Terutama untuk desain produksi yang menjadi kekuatan utama film. Setting rumah ala jaman Belanda lengkap dengan perkakas-perkakas serta kostum vintage penghuni-penghuninya berhasil menampilkan suasana tersendiri. Terkesan mengerikan tapi indah. Mungkin ada pula yang teringat dengan Rumah Dara ketika menyaksikannya, apalagi karakter Madame Rita (Bella Esperance) yang mengingatkan sekali akan Ibu Dara (Shareefa Danish). Tapi berbeda sekali koq dengan film slasher yang cukup sukses di kancah internasional itu. Tak heran jika VL Production yang menggarap film ini berani mengklaim sebagai PH yang memproduksi film-film nasional dengan standar internasional. Hasilnya cukup bagus dan cukup membuktikan klaim-nya.
Sebenarnya dari segi cerita, tidak ada yang terlalu istimewa. Bagi pecinta film sejenis, teka-teki yang disodorkan dapat dengan mudah terjawab. Malahan menurut saya ada beberapa plot hole yang memang tidak terlalu mengganggu keseluruhan cerita sih, tapi tetap saja terasa aneh bagi saya. Namun cerita tersebut dirangkai dengan rapi dan dengan ritme yang enak untuk diikuti. Mungkin Anda bakal kecewa jika mengharapkan banyak adegan yang bikin jump-off-the-seat atau adegan gore. The Perfect House adalah tipikal thriller yang membangun ketegangan (dan juga kengerian) tidak melalui adegan dahsyat, tapi justru dari alur cerita, akting para pemerannya, dan juga suasana ngeri dalam kesunyian. Intinya, thriller psikologis gitu lah. Membosankan? Tidak juga, menurut saya. Walaupun saya sudah sering mengalami alur film sejenis dan yah… bisa lah sekedar menduga-duga jawaban dari teka-teki yang disodorkan, saya sangat menikmati alur yang ada. Suatu kelebihan dari skrip, menurut saya. Kepiawaian penyutradaraan dari Affandi Abdul Rachman, editing yang pas, serta score music yang mendukung suasana merinding dari langganan score film-film bermutu Indonesia, Aghi Narottama, menjadikan The Perfect House sebuah produksi yang baik dari segi teknis.
Departemen akting juga layak mendapatkan kredit tersnediri karena mampu memberikan kualitas yang baik dari tiap karakternya. Endy Arfian yang memerankan karakter kunci, Januar, adalah kuda hitam. Ganteng, lucu, cerdas, namun siapa sangka bisa juga tampil mengerikan. Jadi teringat Damien Omen deh, tapi tentu saja dengan gaya yang berbeda. Bella Esperance sebagai Madame Rita juga menjadi “ratu” sepanjang film. Aktingnya bisa dibilang yang paling menonjol dari semua karakter yang ada, tentu saja tak lepas dari skrip yang memang membebankan banyak untuk karakter ini. Lucock memainkan peran Yadi yang tak banyak bicara sepanjang film, sebenarnya bisa menjadi karakter yang menarik jika saja diberi pengembangan yang lebih. Cathy Sharon juga memberikan performa yang di atas rata-rata penampilanya di film-film sebelumnya. Yah, mungkin karena selama ini tidak ada film serius yang pernah dimainkannya. Uniknya, karakter yang dimainkan Cathy di sini mirip dengan karakter Ladya yang dimainkan oleh adiknya, Julie Estelle di Rumah Dara. Bahkan karakter yang dimainkan Cathy di sini bernama Julie. Satu lagi alasan kenapa lantas The Perfect House kerap dibanding-bandingkan dengan Rumah Dara, padahal memiliki genre yang berbeda. Balik ke cast… terakhir, Alm. Wanda Nizar yang baru saja meninggal dunia karena sakit, walau tak banyak diberikan kesempatan, namun cukup berkesan.
Secara keseluruhan, The Perfect House memang bukanlah produksi besar dengan hasil fantastis. Namun dengan segala kualitas unggul yang dimilikinya dan berhasil sebagai drama thriller psikologis, masih sangat layak untuk disaksikan dan memberikan warna tersendiri bagi perfilman Indonesia di mata internasional.
Lihat official website film ini
Diberdayakan oleh Blogger.