Bill & Ted
Face the Music

Petualangan Bill & Ted
Terkomplit, Terhangat,
Sekaligus Sebuah
Estafet Generasi


Sebelum dikenal sebagai sosok aksi legendaris layar lebar lewat SpeedThe Matrix, dan John Wick, Keanu Reeves sejatinya lebih dulu dikenal sebagai 'anggota' duo Bill & Ted yang pertama kali muncul di Bill & Ted's Excellent Adventure (1989) dan Bill & Ted's Bogus Journey (1991) bersama Alex Winter. Sebuah sajian komedi petualangan dengan rasa 'heavy metal' yang lantas dikultuskan sekaligus menjadi ikon budaya populer pada masanya.

Lama tak terbersit ide untuk melanjutkan, baru sekitar tahun 2008 keempat sosok terpenting; aktor Keanu Reeves dan Alex Winter, bersama penulis Chris Matheson dan Ed Salomon, menemukan konsep untuk seri ketiganya. Meski demikian proyek tak langsung berjalan mulus. Beberapa kali revisi naskah dan meyakinkan studio pembuat kedua seri pertamanya yang sangsi dengan kesuksesan seri ketiga mengingat dua film pertamanya dulu tidak didistribusikan secara internasional, akhirnya proyek bertajuk Bill & Ted Face the Music ini baru mendapatkan lampu hijau pada tahun 2018. Selain Reeves dan Winter, William Sadler (Grim Reaper), Amy Stoch (Missy), dan Hal Landon Jr. (Captain Logan) juga dikonfirmasi kembali mengisi peran dari seri-seri sebelumnya. Sementara sosok para istri, Elizabeth dan Joanna, digantikan oleh Erinn Hayes dan Jayma Mays (di ketiga film selalu diperankan oleh aktris yang berbeda), juga diramaikan oleh kehadiran Samara Weaving (The BabysitterReady or Not, Guns Akimbo) dan Brigette Lundy-Paine (Downsizing, Bombshell).

Syuting baru benar-benar dimulai pertengahan 2019 dengan jadwal rilis 21 Agustus 2020. Namun karena pandemi COVID-19, diundur menjadi 28 Agustus 2020 untuk teatrikal di bioskop-bioskop yang sudah buka sekaligus berbarengan dengan VOD premium di tanggal yang sama. Kita di Indonesia termasuk beruntung tidak perlu membayar US$ 19,99-24,99 untuk menontonnya sebagaimana di Amerika Serikat. Cukup membayar IDR 20.000 sudah bisa menyaksikan Bill & Ted Face the Music sekaligus ribuan judul lainnya yang tayang eksklusif di penyedia layanan konten film digital KlikFilm mulai 5 September 2020.


Pasca pesta pernikahan Missy, mantan ibu tiri Bill sekaligus Ted, dengan adik Ted, Deacon, Chief Logan, ayah Ted kembali mempertanyakan masa depan dirinya dan sang sahabat, Bill. Padahal mereka berdua sudah punya putri berusia remaja; Thea, putri Ted, dan Billie, putri Bill. Ditambah lagi ketidakpedean mereka berdua di mata istri mereka, Elizabeth dan Joanna. Sekali lagi Bill dan Ted bertekad untuk kembali menelurkan lagu sesukses kiprah mereka dulu. Tak lama kemudian Bill dan Ted kedatangan Kelly, putri Rufus, alien yang dulu pernah 'mengubah' hidup Bill dan Ted. Kelly menyampaikan kabar bahwa realitas akan terancam musnah jika dalam 77 menit 25 detik mereka berdua tidak berhasil menciptakan musik yang bisa menyatukan seluruh umat manusia.

Panik, Bill dan Ted mencoba cara curang dengan pergi ke masa depan untuk mencuri musik ciptaan mereka sendiri yang diramalkan bisa menyatukan semua umat manusia sekaligus menyelamatkan realitas tersebut. Sayang estimasi seberapa lama di masa depan pun tidak membuat keduanya menemukan karya musik tersebut. Thea dan Billie tidak mau tinggal diam. Keduanya lantas melakukan perjalanan waktu untuk mengumpulkan legenda-legenda musik dunia dari berbagai jaman untuk membantu ayah-ayah mereka menciptakan musik tersebut.


Secara garis besar ada dua formula dasar semua seri Bill & Ted: persahabatan dua pria yang menjadi kocak karena 'kedunguan' (atau kepolosan?) mereka dan perjalanan melintasi waktu (time-travel). Tema time-travel lah yang membuat film pertamanya, Bill & Ted's Excellent Adventure menarik dimana mereka mengumpulkan tokoh-tokoh sejarah dari berbagai jaman demi menyelesaikan tugas sejarah. Di film kedua, Bill & Ted's Bogus Journey, mengajak penonton bertualang di akhirat dengan melibatkan Bill dan Ted versi cyborg (terinspirasi dari Terminator?). Jujur, saya pribadi jauh lebih menikmati petualangan di film pertama ketimbang kedua.

Maka ketika film ketiga ini lebih banyak menggunakan formula film pertama dengan 'hanya' menampilkan beberapa elemen dari film kedua (seperti cyborg, neraka, dan tentu saja sosok Grim Reaper), antusias saya kembali naik. Benar saja, Bill & Ted Face the Music mampu meracik formula dasar dari dua film sebelumnya dengan keseimbangan dan relevansi kesegaran kemasan yang terjaga sekaligus nge-blend dengan sangat baik. Siapa yang tidak penasaran bagaimana jadinya jika musik Jimi Hendrix, Louis Armstrong, hingga rapper Kid Cudi 'berkolaborasi' sehingga menghasilkan racikan musik yang konon bisa menyatukan semua umat manusia?

Dengan gaya humor khas yang masih seberhasil seri-seri sebelumnya (mostly mengandalkan kenaifan atau 'kedunguan' karakter, terutama Bill dan Ted sendiri) dan diletakkan dalam situasional yang sudah bisa dibayangkan bisa memancing gelak tawa, topik refleksi diri bak Click (iya, film Adam Sandler yang paling 'kelam' itu!), momentum-momentum kekeluargaan, terutama lewat (fathers-and-daughters) Thea dan Billie yang hangat, sekaligus upaya estafet generasi yang sangat potensial, Bill & Ted Face the Music terasa menjadi racikan yang komplit (ultimate)dengan keseimbangan yang sangat terjaga tentunya. Kocak tapi juga hangat, gokil tapi juga manis dan seru.


Dari portfolio filmografinya, sutradara Dean Parisot (Home Fries, Galaxy Quest, Fun with Dick and Jane, dan Red 2) sebenarnya sudah punya rekam jejak yang baik di genre komedi (yang tidak kelewatan slapstick, tentu saja). Maka tangan dinginnya tak heran jika sekali lagi berhasil meracik keseimbangan antara komedi yang tetap bisa memancing tawa dan gokil tanpa mengikis sisi 'hati' yang hangat dan manis. Pun ketika menggarap adegan 'konser' di klimaks, ia juga berhasil menghadirkan pengalaman audio-visual sinematik yang maksimal. Megah sekaligus menyenangkan (jujur, saya masih berharap bisa menyaksikan film ini dengan kualitas bioskop yang sesungguhnya).

Chemistry persahabatan yang dibangun Reeves dan Winter masih terasa tak sedikit pun luntur dari seri-seri sebelumnya meski sudah terbentang selama hampir 30 tahun. 'Duet' Samara Weaving dan Brigette Lundy-Paine pun menjanjikan kualitas chemistry yang tak kalah menariknya untuk dikembangkan. Kristen Schaal juga berhasil menunjukkan pesonanya tersendiri sebagai Kelly. Sementara Erinn Hayes dan Jayma Mays yang kali ini dipercaya mengisi peran para istri tak tampak mengalami kendala berarti dalam menyambung sosok yang sama dari seri-seri sebelumnya. Cukup meyakinkan. Terakhir, tentu saja cameo dari berbagai tokoh musik, seperti Kid Cudi, Dave Grohl, hingga 'Weird Al' Yankovich menjadi daya tarik tambahan yang membuat film terasa semakin semarak.

Di tengah susana dunia yang serba depresif karena pandemi COVID-19, Bill & Ted Face the Music menawarkan sebuah hiburan yang hakiki sekaligus mengingatkan kita bahwa selalu ada yang bisa menyatukan semua umat manusia. Hati yang besar, keluarga, dan tentu saja, menurut film ini, musik.

Lihat data film ini di IMDb.

Tonton Bill & Ted Face the Music di KlikFilm.

Diberdayakan oleh Blogger.