Halloween versi Blumhouse (2018), yang merupakan sekuel langsung dari Halloween pertama (1978), hasil prakarsa David Gordon Green dan Danny McBride yang mendapat restu langsung dari sang kreator, John Carpenter, mendapatkan sambutan hangat di box office dengan meraih US$ 255.6 juta dari budget 'hanya' sekitar US$ 10 juta. Tentu saja rencana untuk dijadikan trilogi berjalan mulus; Halloween Kills (2021) yang mendapatkan US$ 131.6 juta dari budget US$ 20 juta. Mengalami penurunan tapi tetap menghasilkan untung berlipat-lipat. Maka tinggal bagian terakhir ketiganya yang ditunggu-tunggu, Halloween Ends yang konon kabarnya menjadi penutup dari semua seri petualangan Michael Myers membantai di Haddonfield. Banyak spekulasi muncul tentang bagaimana Green-McBride akan mengakhirinya. Dari sekian banyak spekulasi, pertanyaan terbesarnya adalah: akankah Laurie Strode (Jamie Lee Curtis) selamat dan tetap hidup ketika harus head to head dengan Michael Myers? Pertanyaan itu terjawab di Halloween Ends yang rilis di Indonesia 12 Oktober 2022.
Melanjutkan klimaks Hallowen Kills dimana Michael Myers menghilang begitu saja, Haddonfield sempat hidup dalam ketenangan dan damai selama empat tahun. Laurie Strode (Curtis) memilih untuk membeli rumah baru, berdamai dengan diri serta sekitarnya, dan tinggal bersama sang cucu, Allyson (Andi Matichak) yang kini menjadi yatim-piatu gara-gara Michael. Laurie memutuskan untuk mencurahkan kisahnya menjadi penyintas Michael selama puluhan tahun. Ia juga menolong Corey (Rohan Campbell), seorang pria muda yang menjadi bulan-bulanan warga Haddonfield gara-gara tuduhan membunuh seorang anak yang diasuhnya padahal pengadilan menyatakan dirinya tidak bersalah karena kurangnya bukti dan saksi mata.
Pertemuan Allyson dan Corey menimbulkan saling ketertarikan. Persamaan nasib yang merasa menjadi 'korban' masyarakat membuat keduanya semakin dekat dan berani untuk melawan. Laurie yang awalnya bersimpati terhadap Corey mulai khawatir kalau-kalau Corey bisa menjelma menjadi Michael Myers baru. Kekhawatiran Laurie menjadi nyata, bahkan Corey lah yang memancing Michael Myers keluar dari persembunyiannya setelah empat tahun dan kembali meneror Haddonfield. Mau tak mau, inilah saatnya Laurie sekali lagi berhadapan langsung dengan Michael Myers untuk mengakhiri semua untuk selamanya.
Dibandingkan dua predesesornya, Halloween Ends punya formula dan pola yang agak berbeda. Jika Halloween dan Halloween Kills benar-benar berfokus pada sosok Michael Myers, Halloween Ends justru menghabiskan lebih dari separuh filmnya pada kisah Corey yang tadinya baik-baik saja lalu sebuah kecelakaan yang menuduhnya sebagai pembunuh anak hingga akhirnya menjadi sasaran perundungan satu kota dan men-trigger-nya untuk membalas dendam secara membabi-buta. Awalnya sempat membuat saya mengernyitkan dahi. Apa tujuan menghadirkan sosok Corey yang mendominasi separuh lebih film? Apakah akan dijadikan setup estafet dari Michael ke Corey seperti yang sering dilakukan franchise slasher lain untuk memperpanjang usia franchise? Kecurigaan itu cukup berdasar lewat beberapa adegan collabs antara Corey dan Michael.
Namun pada perkembangannya, bagaimana Laurie diletakkan sebagai katalis, dengan jelas menegaskan bahwa ini bukanlah film estafet dari Michael ke Corey tapi bak ingin memberikan perspektif baru tentang sosok pembunuh berantai pure evil seperti Michael yang tak mungkin muncul begitu saja. Ada sesuatu yang menjadi penyebab dan trigger. Siapa saja bisa menjadi Michael-Michael baru dan masyarakat memegang peranan penting dalam pembentukan para ‘monster’ ini. Sebuah subteks menarik yang belum pernah se-bold ini diselipkan ke dalam franchise Halloween sebelumnya. Butuh waktu cukup lama untuk menuturkan plot barunya tapi digerakkan dengan cukup baik dan runtut. Mungkin akan terasa ga nyambung dan membosankan (pendekatan storytelling gaya 70-80an mungkin tak banyak bisa dinikmati penonton era kini) bagi penonton yang terbiasa dan mengharapkan slasher murni modern dengan satu sosok ikonik sebagai fokus utama, tapi bagi penonton open-minded ini bisa menjadi sesuatu yang segar nan berbobot bagi franchise.
Namun tidak perlu berkecil hati bagi penonton yang mengharapkan pure slasher. Halloween Ends masih belum sepenuhnya menanggalkan fitrahnya sebagai slasher yang mendebarkan, brutal, dan fun. Klimaks yang meletakkan pertarungan Michael vs Laurie untuk terakhir kalinya digarap baik. Keduanya dibuat berimbang sehingga pertarungan terasa seru dan beberapa kali bikin menahan napas sekaligus terperangah. Pilihan ending-nya pun tergarap sangat memuaskan. Berkat rating 21+ dari LSF dan disepakati oleh Omega selaku distributor, tak ada satu pun terpangkas. Semuanya utuh dan memberikan pengalaman sinematik slasher yang memuaskan dahaga.
Selain Curtis yang selalu mampu menjaga konsistensi kharismanya di setiap installment Halloween, penampilan Andi Matichak sebagai Allyson terasa lebih menonjol dibandingkan di Halloween Kills. Tentu saja berkat porsi dan pengembangan karakter yang lebih besar dari sebelumnya yang memberi ruang lebih untuk menampilkan pesonanya tersendiri. Pendatang baru yang selama ini lebih sering muncul di berbagai serial populer seperti The 100, Snowpiercer, dan The Hardy Boys, Rohan Campbell, juga berhasil mencuri perhatian dalam mengemban beban karakter yang krusial di installment kali ini. Peran Corey di tangannya punya dimensi lebih untuk menarik simpati sekaligus ‘mengancam’ penonton.
Sebagai pengikut setia franchise Halloween, saya cukup puas dengan penutup kali ini. Secara plot yang ditawarkan jelas menjadi salah satu yang terbaik dari semua seri, pun juga sebagai sebuah slasher masih punya cukup taji untuk menghibur. Tak ada adegan brutal yang sampai menjadi ikonik dan bakal diingat dalam jangka waktu lama, tapi bagaimana cara Michael Myers ditumpas hingga benar-benar tuntas, sangat memuaskan. Jadi bagi penggemar slasher, terutama yang setia mengikuti franchise Halloween, tentu sayang sekali jika sampai kelewatan mengalami Halloween Ends dengan fasilitas audio-visual mumpuni. Setidaknya, kapan lagi bisa mendengarkan original theme Halloween yang khas dan legendaris di studio bioskop, bukan?
Lihat data film ini di IMDb.