3.5/5
Asia
Drama
Franchise
Friendship
Hindi
Humanity
music
Musical
Personality
Pop-Corn Movie
Psychological
Romance
sequel
Socio-cultural
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Rock On 2
Tahun 2008, Rock On!! (RO),
film musikal tentang perjalanan karir sebuah band rock bernama Magik berhasil
menarik perhatian di India. Ditulis dan disutradarai oleh Abhishek Kapoor
dengan bintang Arjun Rampal, Farhan Akhtar, Purab Kohli, dan Luke Kenny, RO yang
mendapatkan respon kritik beragam menjurus ke positif serta pendapatan box
office yang tergolong biasa-biasa saja, keputusan pembuatan sekuel tak perlu
waktu lama. Kendati demikian, perjalanan menyusun cerita dan pembuatan
sekuelnya ini yang ternyata memakan waktu lama. Terhitung ada jeda delapan
tahun sampai sekuelnya, Rock On 2
(RO2) ini dirilis. Abhishek Kapoor masih menyusun naskahnya bersama Pubali
Chaudhuri, sementara bangku penyutradaraan diberikan kepada Shujaat Saudagar
yang sebelumnya ditunjuk produser Ritesh Sidhwani sebagai second unit director
di Don 2. Arjun Rampal, Farhan
Akhtar, Purab Kohli, Prachi Desai, dan Shahana Goswami kembali, dengan tambahan
dukungan dari bintang muda yang tengah bersinar, Shraddha Kapoor (Aashiqui 2, Ek Villain, Any Body Can
Dance 2, Baaghi).
Delapan tahun setelah RO, masing-masing personel Magik sibuk
sendiri. Joe menjadi juri ajang pencarian bakat sekaligus pemilik pub sementara
Aditya Shroff memilih untuk tinggal dan membangun desa Shillong, Meghalaya,
India Timur Laut yang tertinggal. Sementara istrinya, Sakshi, dan putranya
tinggal di Mumbai. Ternyata Aditya mengalami trauma dengan Mumbai dan bisnis
musik setelah ada seorang pemuda yang mati bunuh diri karena CD demonya tak
pernah mereka dengarkan. Bertepatan dengan ulang tahunnya, Joe dan Killer
Drummer membujuk Adi agar mau pulang ke Mumbai dan kembali berkarya. Di sisi
lain, seorang pemain sarod (semacam kecapi), Uday, berkolaborasi dengan Jiah,
putri seorang pemusik tradisional, Pandit Vibhuti, untuk membuat demo musik dan
mengirimkannya ke label Joe. Merasa suka dengan musik mereka, keduanya diundang
untuk perform di pub Joe. Namun Jiah masih bimbang karena sang ayah menentang
upaya bermusik Jiah yang dianggap merusak kesakralan musik.
Di sisi lain, desa tempat Adi selama ini mengabdi ternyata
semakin terpuruk karena pejabat korup setelah ditinggal Adi ke Mumbai. Joe, KD,
dan Jiah tergerak untuk membantu Adi kembali membangun infratstruktur desa
Shillong dengan penggalangan dana lewat sebuah festival musik di desa tersebut.
Tentu niat baik mereka tak berjalan mulus karena masih ada pejabat korup yang
berusaha menggagalkan festival. Belum lagi Jiah yang masih harus menyelesaikan konflik
pribadinya.
Sebagai sebuah film perjalanan karir band dengan ups-and-downs-nya,
RO2 sebenarnya punya potensi yang menarik. Sayangnya, ada cukup banyak
problematika yang dimasukkan ke dalamnya. Trauma Adi, konflik pribadi Jiah,
konflik rumah tangga Adi-Sakshi, hingga misi sosial pembangunan desa
tertinggal. Di awal hingga pertengahan, semua konflik ini terasa begitu sesak
dijejalkan ke dalam plot hingga menimbulkan nuansa yang terlampau depresif dan
agak melelahkan. Untungnya seiring dengan berjalannya durasi, ketika harapan
dan semangat mulai dimunculkan, RO2 menjadi lebih menyenangkan untuk diikuti.
In the end, ia mampu (sekali lagi) menunjukkan kekuatan musik yang begitu luar
biasa, terutama dalam menyatukan dan menggerakkan manusia, hingga membuat
penonton ikut tersentuh bangga sekaligus bahagia.
Ketiga pemeran karakter inti; Farhan Akhtar sebagai Aditya
Shroff, Arjun Rampal sebagai Joe, dan Purab Kohli sebagai KD kembali dengan
performa yang cukup menonjol. Terutama Akhtar yang mendapatkan porsi paling
banyak, sesuai dengan penulisan karakter yang memang diberikan kedalaman dan
transformasi lebih. Shraddha Kapoor semakin menunjukkan pesonanya lewat
karakter Jiah Sharma yang berhasil mencuri perhatian, termasuk untuk urusan
tarik suara. Penampilan Priyanshu Painyuli sebagai Rahul, kakak Jiah, cukup
haunting dan mengundang simpati. Sementara Prachi Desai sebagai Sakshi dan
Shashank Arora sebagai Uday cukup noticeable sesuai porsi masing-masing.
Sinematografi Marc Koninckx berhasil mengeksplorasi berbagai
detail produksinya, mulai setting-setting interior yang mewah sampai alam pedesaan
Shillong yang tampak luar biasa cantik. Editing Anand Subaya membuat batasan
antara flashback dan current day agak samar, terutama di satu jam pertama.
Selanjutnya tergolong cukup nyaman untuk diikuti. Nomor-nomor musikal yang
ditawarkan cukup ear-catchy sekaligus memorable dengan berbagai warnanya,
seperti Woh Jahaan, Manzar Naya, Tere Mere Dil, Jaago, You Know What I Mean, dan yang paling
menjadi favorit saya, Hoi Kiw/Chalo Chalo.
Sebagai sajian musikal, RO2 mungkin terlampau serius dan
depresif, terutama di awal-awal film. Namun jika Anda mau sedikit bersabar
sembari sesekali menyimak nomor-nomor musikal indahnya, ada sajian yang cukup
kuat menjelang klimaks yang bisa mengingatkan akan kekuatan luar biasa musik,
terutama dalam menyatukan dan menggerakkan manusia. Saya bisa merasakannya dan
menganggap kesabaran saya selama kurang lebih dua setengah jam telah terbayarkan.
Lihat data film ini di IMDb.