3.5/5
Action
Adventure
Asia
Based on a Legend
Blockbuster
Chinese
Comedy
Hindi
Martial Art
Pop-Corn Movie
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Kung Fu Yoga
[功夫瑜伽]
Jika Amerika Serikat punya Natal, Indonesia punya Lebaran, dan
India punya Diwali sebagai hari raya yang kerap dijadikan momen paling pas
untuk merilis film-film unggulan, maka Cina punya Tahun Baru Imlek. Nama Jackie
Chan tentu menjadi salah satu lini terdepan untuk film berbahasa Mandarin.
Apalagi setelah Jackie Chan semakin gencar memproduksi film lewat PH-nya
sendiri, Sparkle Roll Media. Setelah akhir tahun lalu kita disuguhi petualangan
Railroad Tigers (RT), maka momen
Tahun Baru Imlek ini giliran Kung Fu Yoga
(KFY). Dari judulnya bisa diduga kali ini Jackie ingin menggabungkan budaya
Cina dan India yang menurut pengamatan saya, masih tergolong jarang dilakukan
dibandingkan tema East-meet-West yang juga sempat ia populerkan. Masih
bermain-main di ranah petualangan fantasi dengan elemen-elemen legenda seperti
halnya Armour of God (serta
sekuel-sekuelnya), The Medallion, Chinese Zodiac, dan yang paling mirip
(atau mendekati), The Myth (2005).
Jackie kembali menggandeng salah satu sutradara Cina legendaris, Stanley Tong
untuk duduk di bangku sutradara sekaligus penyusun naskahnya, setelah
bekerjasama di Police Story 3: Supercop,
Once a Cop, Rumble in the Bronx, Police
Story 4: First Strike, dan The Myth.
Jajaran cast-nya pun menarik, mulai personel boyband EXO-M, Yixing Zhang, Miya
Muqi, Aarif Rahman yang pernah kita lihat memerankan Bruce Lee muda di Bruce Lee My Brother, bintang Bollywood,
Sonu Sood (Dabangg, Jodha Akbar, Happy New Year), Amyra Dastur,
hingga Disha Patani yang belum lama ini kita lihat di M.S. Dhoni: The Untold Story.
Jack adalah arkeolog terkemuka di Cina, terutama karena
penemuan alat scan yang bisa menentukan material benda-benda kuno secara akurat
sesuai lewat warna-warna. Reputasinya lah yang membuat Ashmita jauh-jauh datang
dari India untuk menunjukkan sebuah artefak yang diyakini merupakan petunjuk
dari harta karun peninggalan Kerajaan Magadha di Tibet. Selain dua asistennya,
Xiaoguang dan Noumin, Jack mengajak putra sahabatnya yang dulu juga arkeolog,
Jones Lee. Menurut Jack, penemuan ini bisa melengkapi pencarian ayah Jones
selama ini. Sementara Ashmita dibantu asistennya, Kyra. Dimulailah petualangan
mereka mencari harta karun Magadha dengan bekal gadget serta pengetahuan Jack
sambil saling mengenal budaya masing-masing. Jack dengan ilmu bela diri kung
fu, sementara Ashmita dengan yoga. Seperti biasa, pencarian mereka mendapatkan
rintangan dari Randall dan pasukannya yang mengaku sebagai keturunan terakhir
Keluarga Gitanjani yang berhak atas
harta karun tersebut. Petualangan tak sampai di situ saja karena yang mereka
temukan ternyata baru ‘kunci’ menuju harta karun yang sebenarnya.
Jackie Chan tampaknya penggemar berat Indiana Jones. KFY
merupakan kesekian kalinya ia membuat film bergenre aksi petualangan dengan
latar belakang arkeologi dan legenda. Bahkan kali ini ia memberi nama salah
satu karakternya Jones dan terang-terangan mengakui di salah satu line. Tak ada
yang salah memang, meski harus diakui konsep legenda dan petualangan yang ia
usung kali ini sudah sangat formulaic dan menjurus ke cliché. Kemudian yang
menjadi menarik adalah bertemunya budaya Cina dan India yang secara judul
diwakili oleh Kung Fu dan Yoga. Memang ada satu adegan yang memperlihatkan
niatan tersebut. Sayangnya ternyata hanya sampai sejauh niatan saja, karena
kemudian saya tak menemukan pengembangan maupun upaya untuk lebih membuat
penggabungan dua budaya ini punya peran yang kuat dalam plot yang dijalankan.
Patut disayangkan memang, mengingat judul yang dipilih adalah Kung Fu Yoga. Untungnya masih ada konklusi
yang baik dan benar tentang pentingnya menghormati sejarah sekaligus definisi
‘harta karun’ yang sebenarnya, yang lebih dari sekedar harta benda secara
fisik.
Above it all, KFY tak lebih dari pemuas dahaga para penggemar
Jackie Chan yang datang sekedar untuk mendapatkan hiburan murni melalui
gabungan aksi bela diri yang stylish dan dengan bumbu komedi (terutama
slapstick) di sana-sini, khas Jackie. Untuk tujuan itu, KFY menghadirkannya
dengan dosis yang sangat memuaskan. Nyaris non-stop dengan melibatkan
elemen-elemen bombastis, mulai mobil-mobil ‘beterbangan’, singa, bahkan hyena.
Menjadikan kemasan terluar KFY sebagai blockbuster gila-gilaan yang tak
tanggung-tanggung. Lupakan sejenak logika dan nikmati suguhan aksi
kejar-kejaran dan beladiri yang sangat menghibur. Seru, terkadang bikin
meringis khawatir, dan seringkali dibuat tertawa sekaligus.
Sedikit bonus di akhir yang mungkin bagi banyak orang terkesan
menggelikan bak acara lawak Opera Van
Java, tapi merupakan bonus hiburan yang sangat menyenangkan, melengkapi
senyum serta perasaan gembira di dalam hati; Jackie Chan dan para karakter
pendukung (termasuk villain) joged bersama ala India dengan iringan lagu Endless Love yang sudah di-remix ala
India. Seolah Chan dan Tong sengaja mengisyaratkan bahwa KFY merupakan The Myth all over again dengan kemasan
yang berbeda. Tanpa momen-momen emosional, tapi jauh lebih menghibur untuk
sekedar bersenang-senang.
Jackie Chan (yang bisa dibilang memerankan karakter bernama
diri sendiri) masih sangat layak untuk menjadi lead action hero dengan
karakteristik khas-nya selama ini; berhati besar, berani, berilmu beladiri
tinggi (serta effortless), dan sedikit clumsy untuk memancing sisi komedik
slapstick. Sedikit minus, sebagai seorang arkeolog jenius, ia masih kurang convincing.
Meski, why not? Aksinya pun mungkin terasa tak selincah dulu, tapi semangatnya
masih sangat terlihat. Thanks to pengadeganan yang ‘menyesuaikan’ dengan sepak
terjang Chan saat ini. Di lini pendukung, masing-masing aktor/aktris diberi
porsi karakter yang cukup merata untuk menarik perhatian penonton. Terutama
Aarif Rahman sebagai Jones yang semakin menunjukkan kekuatan kharismanya untuk
porsi peran yang lebih besar. Zhang Yixing sebagai Xiaoguang dan Miya Muqi
sebagai Noumin pun cukup mencuri perhatian baik lewat tampilan fisik maupun
screen charisma. Sonu Sood sebagai karakter villain, Randall, juga cukup layak
menjadi lawan yang seimbang dengan kharisma yang pas. Begitu juga Disha Patani
sebagai Ashmita dan Amyra Dastur sebagai Kyra yang tak kalah memikat.
Sebagai sebuah sajian blockbuster, KFY tampak dikerjakan
dengan teknis yang maksimal. Sinematografi Wing-Hung Wong mampu mengeksplorasi
setting-setting cantik dan eksotis sekaligus membuat detail-detail adegan
action terlihat jelas sehingga enak diikuti dan mampu berdampak pada penonton.
Sayang di beberapa kesempatan masih ditemukan gambar-gambar yang pergerakannya
flickering, terutama pada wide shot dan slow-motion. Editing Chi-Leung Kwong
pun merangkai gambar-gambarnya dengan timing yang serba pas dan tepat. Visual
effect yang dihadirkan mungkin tak seratus persen mulus, tapi setidaknya masih
terlihat indah dan layak dibandingkan film-film fantasi Mandarin pada umumnya.
Sound design terdengar sangat mantap dengan keseimbangan crisp dan clarity yang
pas, meski menurut saya volume dialog terdengar terlalu keras, setara dengan
sound effect-nya. Fasilitas surround dimanfaatkan dengan cukup maksimal pula.
Scoring dari Nathan Wang dan Komail-Shivaan lebih terdengar ala blockbuster
Hollywood dengan sedikit warna India lewat ornamen sitar. Agak terdengar
berlebihan (jika dibandingkan dengan tingkat kebombastisan adegan yang
diiringi) di beberapa kesempatan, tapi masih tak sampai tahap mengganggu.
KFY memang masih merupakan effort Jackie Chan untuk sekedar
menghibur lewat sajian khas-nya; aksi beladiri dengan bumbu komedi (slapstick)
di sana-sini. Dengan kemasan ala blockbuster yang serba bombastis, tak perlu
berpikir terlalu dalam ketika menyaksikannya. Cukup biarkan diri Anda duduk
manis menikmati flow yang disajikan. KFY worked that way, apalagi jika Anda
termasuk penggemar atau sekedar cocok dengan sajian hiburan ala-nya. Ia adalah
film hiburan ala blockbuster yang gila-gilaan, seru, membuat saya berkali-kali
spontan berceletuk ‘whoa’ dan sesekali diselingi tawa lepas. Benar-benar
highly-entertaining.
Lihat data film ini di IMDb.