The Jose Flash Review
Master [마스터]

Ada alasan mengapa bisnis MLM sempat booming di Indonesia dan di beberapa negara berkembang lainnya. Iming-iming penghasilan sekaligus bonus instan dalam jumlah yang cukup banyak tanpa upaya besar adalah yang utama. Padahal selalu ada ‘sesuatu’ tersembunyi dari tiap hal yang instan, bukan? Tak hanya MLM, moda bisnis piramida pada sektor finansial dan/atau investasi juga punya ‘trik’ yang mungkin tak semua orang tahu (atau tak peduli untuk tahu karena saking rumitnya). Beberapa film baik Hollywood maupun beberapa negara lain sempat mencoba untuk ‘menjelaskannya’, tapi lagi-lagi bukan upaya yang mudah untuk meraih penonton. Sebut saja Wallstreet, atau yang paling akhir, The Big Short. Kendati sudah berupaya menjelaskan semudah dan sedetail mungkin, dunia investasi dan finansial masih terkesan jauh dari jangkauan penonton luas. Dengan kemasan humanis yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari kebanyakan orang, seperti The Wolf of Wallstreet, mungkin baru bisa menjangkau sedikit lebih luas. Sinema Korea Selatan yang makin berani memasuki tema lebih beragam mencoba ‘bermain-main’ di tema finansial. Dengan nama sineas yang pernah sukses dengan Cold Eyes (2013), Cho Ui-Seok, sebagai penulis naskah dan sutradara, film bertajuk Master (마스터) ini menjanjikan kemasan yang pop dan mudah dicerna oleh range penonton lebih luas. Aktor-aktris populer pun digandeng untuk mempertegas kesan pop tersebut. Mulai Lee Byung-Hun (Storm Shadow dari franchise G.I. Joe, dan terakhir tampil di The Magnificent Seven vers Antoine Fuqua), Kim Woo-Bin (The Con Artists dan serial The Heirs), Gang Dong-Won (Kundo: Age of the Rampant, The Priests), dan Oh Dal Soo (Old Boy, Veteran, Ode to My Father). Tak heran jika Master sempat menjadi box office hit di negara asalnya dengan mengumpulkan penjualan tiga juta tiket dalam lima hari pertama!

Korea Selatan digegerkan oleh bisnis finansial berskema piramida, One Network, yang tak hanya menjanjikan penghasilan pasif berlipat-lipat tapi juga rencana pembangunan fasilitas pulau khusus bagi para anggotanya. Sang pendiri, Jin Hyun-Pil dielu-elukan bak pahlawan. Namun tak ada yang tahu bahwa tim Unit Kejahatan Finansial yang dikepalai oleh Kapten Kim Jae-Myung sedang melakukan investigasi terhadap bisnis ini. Mereka memanfaatkan Jang-Gun, sang perancang software One Network untuk mengumpulkan barang-barang bukti bahwa One Network melakukan penipuan finansial besar-besaran, yang tak hanya melibatkan warga Korea Selatan, tapi juga negara-negara lain. Jang-Gun yang terjepit di antara dua kepentingan harus bekerja hati-hati jika ingin keluar dengan selamat. Tentu bukan pekerjaan investigasi yang mudah, pun juga beresiko tinggi, untuk membongkar kasus penipuan berskala sebesar itu.
Secara garis besar mungkin Master masih menggunakan formula yang cukup familiar di temanya; terutama elemen pemanfaatan orang dalam sebagai mata-mata dengan menggunakan ancaman sekaligus reward. Namun hampir keseluruhan formula yang dimasukkan tidaklah asal. Ada penjelasan-penjelasan yang logis dan relevan untuk tiap detail adegan dan aksi yang dimasukkan. Perkembangan fokus utama pun konsisten terjaga hingga membuatnya tetap asyik diikuti kendati punya durasi yang mencapai 144 menit dan seolah seperti terbagi ke dalam dua bagian cerita. Ia juga menjelaskan detail bisnis One Network dengan sangat logis dan tetap mudah dipahami oleh penonton terawam sekalipun. Ini karena Master membangun kisahnya sebagai sebuah investigasi dengan berbagai trik dan twist, ketimbang detail sebagai sebuah intrik kejahatan bidang khusus finansial yang rumit. Ditambah adegan-adegan aksi yang dikoreografi dengan skill mumpuni dalam membangun keseruan sekaligus ketegangan maksimal. Toh jika Anda berniat untuk menganalisis lebih dalam tiap detail karakter dan alasan-alasan pengambilan keputusan atas aksi yang dilakukannya, ia tetap mampu memberikan penjelasan yang masuk akal serta relevan.
Penampilan aktor-aktris adalah salah satu kekuatan terbesar yang membuat Master asyik diikuti. Terutama trio kombo utama; Lee Byung-Hun sebagai Jin, Gang Dong-Won sebagai Kim Jae-Myung, dan Kim Woo-Bin sebagai Park Jang-Goon. Kharisma antagonis Byung-Hun terasa begitu kuat hingga menjadi perhatian utama penonton sepanjang film. Perhatikan detail gesture hingga aksen Cina palsu yang dilakoninya dengan skillful serta convincing. Dong-Won tampil meyakinkan sebagai kapten polisi yang ambisius, cerdas, tapi tetap terasa humanis. Sementara Woo-Bin mampu memberikan keseimbangan antara peran serius yang di satu momen bahkan mampu mengundang simpati cukup besar dan peran pengundang tawa (joker) yang tetap berhasil setidaknya membuat tersenyum, tanpa kesan terlalu dibuat-buat maupun berlebihan hingga menciderai nuansa keseluruhan film. Oh Dal-Su sebagai Hwang Myung-Joon cukup noticeable kendati porsi perannya tak terlalu besar. Sementara Jin Kyeung sebagai Kim Eom-Ma tetap mampu mempesona lewat keseimbangan antara keanggunan dengan villainous sehingga menghasilkan karakter yang ‘membius’.
Pace film adalah kunci mengapa Master yang berdurasi mencapai 144 menit dengan tema yang terkesan berat mampu menjadi tontonan yang mengasyiikkan untuk diikuti. Penyutradaraan Cho Ui-Seok yang sudah terbukti lewat Cold Eyes, kembali menyuntikkan energi yang setara pada Master. Tentu dengan dukungan sinematografi Yoo Eo dan Kim Jung-Woo yang memberikan pergerakan kamera dinamis dan angle-angle yang memberikan kesan grandeur serta sinematis maksimal. Juga editing Shin Min-Kyung yang menyusun adegan-adegan dengan rapih secara struktural sekaligus timing-timing yang pas untuk tiap shot sehingga kesemuanya terasa jelas dengan pace yang tetap terjaga. Musik dari Kang Ki-Yeong dan Jang Yeong-Gyu mempertegas pace sebagai thriller yang begitu gripping. Tak ketinggalan desain produksi Park Il-Hyun yang tak hanya memperindah segala aspek artistiknya, tapi juga defining tiap elemen dengan kuat. Terakhir, sound design yang mendukung tiap momen-momen seru Master secara maksimal, termasuk pemanfaatan fasilitas surround 7.1.
Mengambil tema yang masih dianggap berat, Master membuktikan mampu menjelaskan kesemuanya dengan sederhana dan mudah dipahami oleh penonton terawam sekalipun. Apalagi dengan kemasan luar sebagai sebuah investigasi yang tetap seru diikuti dan masih mampu memberi kejutan-kejutan kendati tergolong formulaic, serta tak lupa thrilling moment yang juga berhasil dihadirkan dengan begitu gripping, baik untuk momen investigatif maupun action-nya. Menjadikan Master sebuah paket hiburan yang asyik diikuti dan dialami di layar lebar dengan dukungan teknis mumpuni. Jangan buru-buru beranjak ketika credit roll dimulai karena ada mid-credit dan after-credit yang menarik.
Lihat data film ini di IMDb dan AsianWiki
Diberdayakan oleh Blogger.