4/5
Action
Asia
Blockbuster
Box Office
cop
Crime
Drama
financial
Investigation
Pop-Corn Movie
South Korea
The Jose Flash Review
Thriller
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Master [마스터]
Ada alasan mengapa bisnis MLM sempat booming di Indonesia dan
di beberapa negara berkembang lainnya. Iming-iming penghasilan sekaligus bonus
instan dalam jumlah yang cukup banyak tanpa upaya besar adalah yang utama.
Padahal selalu ada ‘sesuatu’ tersembunyi dari tiap hal yang instan, bukan? Tak
hanya MLM, moda bisnis piramida pada sektor finansial dan/atau investasi juga
punya ‘trik’ yang mungkin tak semua orang tahu (atau tak peduli untuk tahu
karena saking rumitnya). Beberapa film baik Hollywood maupun beberapa negara
lain sempat mencoba untuk ‘menjelaskannya’, tapi lagi-lagi bukan upaya yang
mudah untuk meraih penonton. Sebut saja Wallstreet,
atau yang paling akhir, The Big Short.
Kendati sudah berupaya menjelaskan semudah dan sedetail mungkin, dunia investasi
dan finansial masih terkesan jauh dari jangkauan penonton luas. Dengan kemasan
humanis yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari kebanyakan orang, seperti
The Wolf of Wallstreet, mungkin baru
bisa menjangkau sedikit lebih luas. Sinema Korea Selatan yang makin berani
memasuki tema lebih beragam mencoba ‘bermain-main’ di tema finansial. Dengan
nama sineas yang pernah sukses dengan Cold
Eyes (2013), Cho Ui-Seok, sebagai penulis naskah dan sutradara, film
bertajuk Master (마스터) ini menjanjikan
kemasan yang pop dan mudah dicerna oleh range penonton lebih luas. Aktor-aktris
populer pun digandeng untuk mempertegas kesan pop tersebut. Mulai Lee Byung-Hun
(Storm Shadow dari franchise G.I. Joe,
dan terakhir tampil di The Magnificent
Seven vers Antoine Fuqua), Kim Woo-Bin (The
Con Artists dan serial The Heirs),
Gang Dong-Won (Kundo: Age of the Rampant,
The Priests), dan Oh Dal Soo (Old Boy, Veteran, Ode to My Father).
Tak heran jika Master sempat menjadi
box office hit di negara asalnya dengan mengumpulkan penjualan tiga juta tiket
dalam lima hari pertama!
Korea Selatan digegerkan oleh bisnis finansial berskema
piramida, One Network, yang tak hanya menjanjikan penghasilan pasif
berlipat-lipat tapi juga rencana pembangunan fasilitas pulau khusus bagi para
anggotanya. Sang pendiri, Jin Hyun-Pil dielu-elukan bak pahlawan. Namun tak ada
yang tahu bahwa tim Unit Kejahatan Finansial yang dikepalai oleh Kapten Kim
Jae-Myung sedang melakukan investigasi terhadap bisnis ini. Mereka memanfaatkan
Jang-Gun, sang perancang software One Network untuk mengumpulkan barang-barang
bukti bahwa One Network melakukan penipuan finansial besar-besaran, yang tak
hanya melibatkan warga Korea Selatan, tapi juga negara-negara lain. Jang-Gun
yang terjepit di antara dua kepentingan harus bekerja hati-hati jika ingin
keluar dengan selamat. Tentu bukan pekerjaan investigasi yang mudah, pun juga
beresiko tinggi, untuk membongkar kasus penipuan berskala sebesar itu.
Secara garis besar mungkin Master
masih menggunakan formula yang cukup familiar di temanya; terutama elemen
pemanfaatan orang dalam sebagai mata-mata dengan menggunakan ancaman sekaligus
reward. Namun hampir keseluruhan formula yang dimasukkan tidaklah asal. Ada
penjelasan-penjelasan yang logis dan relevan untuk tiap detail adegan dan aksi
yang dimasukkan. Perkembangan fokus utama pun konsisten terjaga hingga
membuatnya tetap asyik diikuti kendati punya durasi yang mencapai 144 menit dan
seolah seperti terbagi ke dalam dua bagian cerita. Ia juga menjelaskan detail
bisnis One Network dengan sangat logis dan tetap mudah dipahami oleh penonton
terawam sekalipun. Ini karena Master
membangun kisahnya sebagai sebuah investigasi dengan berbagai trik dan twist,
ketimbang detail sebagai sebuah intrik kejahatan bidang khusus finansial yang
rumit. Ditambah adegan-adegan aksi yang dikoreografi dengan skill mumpuni dalam
membangun keseruan sekaligus ketegangan maksimal. Toh jika Anda berniat untuk
menganalisis lebih dalam tiap detail karakter dan alasan-alasan pengambilan
keputusan atas aksi yang dilakukannya, ia tetap mampu memberikan penjelasan
yang masuk akal serta relevan.
Penampilan aktor-aktris adalah salah satu kekuatan terbesar
yang membuat Master asyik diikuti.
Terutama trio kombo utama; Lee Byung-Hun sebagai Jin, Gang Dong-Won sebagai Kim
Jae-Myung, dan Kim Woo-Bin sebagai Park Jang-Goon. Kharisma antagonis Byung-Hun
terasa begitu kuat hingga menjadi perhatian utama penonton sepanjang film. Perhatikan
detail gesture hingga aksen Cina palsu yang dilakoninya dengan skillful serta
convincing. Dong-Won tampil meyakinkan sebagai kapten polisi yang ambisius,
cerdas, tapi tetap terasa humanis. Sementara Woo-Bin mampu memberikan
keseimbangan antara peran serius yang di satu momen bahkan mampu mengundang
simpati cukup besar dan peran pengundang tawa (joker) yang tetap berhasil
setidaknya membuat tersenyum, tanpa kesan terlalu dibuat-buat maupun berlebihan
hingga menciderai nuansa keseluruhan film. Oh Dal-Su sebagai Hwang Myung-Joon
cukup noticeable kendati porsi perannya tak terlalu besar. Sementara Jin Kyeung
sebagai Kim Eom-Ma tetap mampu mempesona lewat keseimbangan antara keanggunan
dengan villainous sehingga menghasilkan karakter yang ‘membius’.
Pace film adalah kunci mengapa Master yang berdurasi mencapai 144 menit dengan tema yang terkesan
berat mampu menjadi tontonan yang mengasyiikkan untuk diikuti. Penyutradaraan
Cho Ui-Seok yang sudah terbukti lewat Cold
Eyes, kembali menyuntikkan energi yang setara pada Master. Tentu dengan dukungan sinematografi Yoo Eo dan Kim Jung-Woo
yang memberikan pergerakan kamera dinamis dan angle-angle yang memberikan kesan
grandeur serta sinematis maksimal. Juga editing Shin Min-Kyung yang menyusun
adegan-adegan dengan rapih secara struktural sekaligus timing-timing yang pas
untuk tiap shot sehingga kesemuanya terasa jelas dengan pace yang tetap
terjaga. Musik dari Kang Ki-Yeong dan Jang Yeong-Gyu mempertegas pace sebagai
thriller yang begitu gripping. Tak ketinggalan desain produksi Park Il-Hyun
yang tak hanya memperindah segala aspek artistiknya, tapi juga defining tiap
elemen dengan kuat. Terakhir, sound design yang mendukung tiap momen-momen seru
Master secara maksimal, termasuk pemanfaatan
fasilitas surround 7.1.
Mengambil tema yang masih dianggap berat, Master membuktikan mampu menjelaskan kesemuanya dengan sederhana
dan mudah dipahami oleh penonton terawam sekalipun. Apalagi dengan kemasan luar
sebagai sebuah investigasi yang tetap seru diikuti dan masih mampu memberi
kejutan-kejutan kendati tergolong formulaic, serta tak lupa thrilling moment
yang juga berhasil dihadirkan dengan begitu gripping, baik untuk momen
investigatif maupun action-nya. Menjadikan Master
sebuah paket hiburan yang asyik diikuti dan dialami di layar lebar dengan
dukungan teknis mumpuni. Jangan buru-buru beranjak ketika credit roll dimulai
karena ada mid-credit dan after-credit yang menarik.