3/5
Based on Book
Depressive
Drama
Hollywood
Investigation
murder
Mystery
Personality
Pop-Corn Movie
Psychological
The Jose Flash Review
Thriller
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Girl on the Train
Misteri pembunuhan adalah salah satu genre novel yang paling
digemari. Lewat teks, pembaca bisa berimajinasi setinggi dan seluas-luasnya,
pun penulis juga bisa memberikan deskripsi serta detail yang luar biasa dalam
mengajak pembacanya ‘bermain-main’. Tak sedikit juga novel misteri pembunuhan
best seller yang diangkat ke layar lebar. Di era 2010-an, novel The Girl on the Train (TGotT) karya
debut Paula Hawkins sukses menduduki posisi pertama di daftar The New York
Times Fiction Best Sellers tahun 2015 selama 13 minggu berturut-turut, dan
akhirnya dinobatkan sebagai novel dewasa dengan penjualan tercepat sepanjang
sejarah. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai the next Gone Girl, novel misteri psikologis yang sama-sama menggunakan
narator yang tak bisa dipercaya, karya Gillian Flynn yang sudah lebih dulu
difilmkan oleh David Fincher tahun 2014 lalu.
DreamWorks Pictures tak mau kecolongan. Hak adaptasi filmnya
segera dibeli pada Maret 2014. Eric Cressida Wilson (Fur: An Imaginary Portrait of Diane Arbus, Chloe, dan Men, Women &
Children) ditunjuk untuk mengadaptasi naskahnya, sementara bangku
penyutradaraan dipercayakan kepada Tate Taylor yang pernah sukses lewat The Help dan biopic James Brown, Get on Up. Aktris Emily Blunt didapuk
mengisi peran utama, Rachel, didukung Haley Bennett (masih ingat Mandy di Equalizer dan Emma Cullen di The Maginificent Seven?), Rebecca
Ferguson (Ilsa Faust di Mission:
Impossible – Rogue Nation), Chris
Evans (Vlad di Dracula Untold dan
Owen Shaw di Furious 7) yang konon
menggantikan Jared Leto, Justin Theroux, dan Edgar Ramírez.
Cerita bergulir dari sudut pandang tiga orang wanita. Rachel,
seorang wanita muda yang tiap hari menggunakan kereta api sebagai moda
transportasi dari rumah ke kantor. Dalam perjalanan sehari-hari itu, ia mengamati
kehidupan orang-orang yang tinggal di pemukiman dekat rel kereta api. Sepasang
suami-istri, Anna dan Tom, yang mana ternyata Tom adalah mantan suami Rachel.
Tetangga mereka, pasangan muda, Megan dan Scott. Suatu ketika Rachel mendapati
Megan bermesraan bersama pria lain. Keesokan harinya tersiar kabar bahwa Megan
hilang tanpa jejak. Rachel yang bersimpati kepada Scott memutuskan untuk
menemuinya, mengaku sebagai sahabat Megan, dan mengadukan affair Megan dengan
seorang pria yang ternyata terapisnya, Dr. Kamal Abdic. Rachel semakin
tenggelam dalam kasus ini hingga tuduhan justru berbalik kepadanya setelah Tom
membeberkan bahwa Rachel adalah seorang alkoholik yang tak bisa dipercaya dan
telah membohongi Scott. Melalui ingatan yang samar karena pengaruh alkohol,
Rachel mencoba mengenali siapa pelaku di balik hilangnya Megan.
Misteri investigasi sebenarnya selalu bisa jadi materi yang
menarik untuk menjerat perhatian penonton. Begitu pula dengan TGotT. Sayang, ia
punya style penuturan cerita yang cenderung kelam, depresif, lambat, sunyi, dan
trippy, sesuai dengan sudut pandang Rachel yang memang alkoholik. Alih-alih
mengembangkan plot dengan petunjuk-petunjuk yang mengarahkan pada revealing,
TGotT justru lebih menjelma sebagai melodrama depresif dengan fokus pada
kondisi psikologis Rachel, kemudian di porsi berikutnya, kondisi psikologis
Megan. Memang pada akhirnya kondisi psikologis keduanya punya andil yang cukup
besar dalam pengungkapan kasus, tapi dengan dominasi nuansa yang demikian,
tentu melemahkan elemen suspense, serta semangat penonton untuk menganalisis.
Akhirnya penonton hanya peduli akan siapa pelaku dan apa motifnya, tanpa peduli
proses investigasi yang dibangun. Kalau mau jujur, proses pengungkapannya
sendiri tergolong come out of nowhere (bayangkan, Rachel yang selama ini samar-samar
akan ingatannya sendiri, mendadak jadi crystal clear di klimaks!). Ketika
revealing-nya terkuak pun, TGotT semakin mengukuhkan predikatnya sebagai just
another typical erotic-thriller yang sempat menjamur di era 80-90’an. Cukup
relevan, konsisten secara detail cerita, dan mungkin juga mengejutkan bagi
beberapa penonton, tapi tetap saja menimbulkan feel yang mengarah pada
kekecewaan, menimbulkan celetukan, “Oh begitu saja toh, ternyata,” dari
penonton, setidaknya saya.
Jika nuansa film dan perkembangan plot terasa melemahkan,
performa para aktor-aktrisnya, setidaknya masih bisa jadi hiburan tersendiri.
Khususnya Emily Blunt sebagai Rachel yang mampu menampilkan kompleksitas
karakter yang gamang, insecure, sekaligus curious, dengan seimbang serta cukup
konsisten. Haley Bennett sebagai Megan mungkin masih belum memberikan gambaran
jelas kepribadiannya yang unik (khususnya haus akan seks dan membenci
anak-anak), tapi lebih dari cukup dalam menunjukkan dilematis pribadi yang
convincing. Di lini berikutnya, Rebecca Ferguson sebagai Anna, Justin Theroux
sebagai Tom, Luke Evans sebagai Scott, dan Edgar Ramírez sebagai Dr. Kamal
Abdic memberikan performa suportif sesuai porsi masing-masing.
Sebenarnya tak ada yang salah dengan sinematografi Charlotte
Bruus Christensen yang membuat plotnya mengalun lembut lewat pergerakan kamera
sesuai konsep depresif yang ingin dibentuk Taylor, kendati tak sesuai energi
investigasi yang bikin penasaran. Tak ada yang salah pula dengan editing Andrew
Buckland dan Paul Schnee yang sudah mengikuti nuansa depresif dan lambat, tanpa
terkesan terlalu jatuh dalam kebosanan (setidaknya dari kacamata saya). Perpindahan sudut
pandang cerita; antara Rachel, Anna, dan Megan, pun disusun dengan struktur
yang cukup jelas di balik alur campuran maju-mundur. Scoring music Danny Elfman
mungkin terdengar masih sejalan dengan nuansa yang dihadirkan, tapi setidaknya
masih sedikit memberikan nyawa sekaligus warna ke dalam sehingga adegan tak
jatuh terlampau ‘sunyi’.
Jika Anda belum membaca novelnya dan punya ekspektasi setara Gone Girl, maka dengan mudah TGotT bakal
mengecewakan Anda. Namun jika Anda sekedar menginginkan kisah misteri
investigatif yang tak membuat Anda berpikir dan menganalisa terlalu serius,
serta sedikit bumbu sensual, agaknya ia masih bisa jadi pilihan tontonan yang
cukup menarik.
Lihat data film ini di IMDb.