3/5
Asia
Crime
cyber
Drama
Europe
Hollywood
Indie
Personality
Pop-Corn Movie
Technology
The Jose Flash Review
Thriller
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Hacker [Anonymous]
Seiring dengan perkembangan teknologi, kejahatan cyber pun juga semakin
canggih. Semaju apapun teknologi yang digunakan oleh pihak berwenang untung
mengungkap, selalu saja ada pelaku yang beberapa langkah di depan. Begitu juga
kisah cybercrime yang diangkat ke layar lebar. Terakhir, saya cukup dibuat
terpukau oleh film Jerman berjudul Who Am
I – Kein System ist sicher (2014) yang meski menggunakan treatment
penceritaan dan visual ala Fight Club-nya
David Fincher, tetap saja merupakan thriller cybercrime yang asyik diikuti
sekaligus detail yang convincing. Begitu juga Snowden (2016) lalu yang menjadi biopic intriguing dan
thought-provoking dari sosok Edward Snowden. Tahun 2016, satu lagi film
bertemakan cybercrime yang tampak menarik untuk disimak. Merupakan produksi
joint-venture antara Amerika Serikat, Thailand, Kazakhstan, Hong Kong, dan
Kanada, Hacker (atau Anonymous di beberapa negara) merupakan
debut film berbahasa Inggris pertama dari Akan Satayev, sutradara asal
Kazakhstan yang dikenal lewat Zabludivshiysya
(2009) dan Zhauzhürek myng bala (2012). Dibintangi bintang muda Callan McAuliffe (masih ingat pemeran
Bryce Loski dari Flipped atau Jay
Gatsby muda di The Great Gatsby versi
Baz Luhrmann?), Lorraine Nicholson (pemeran putri Adam Sandler dan Kate Beckinsale,
Samantha Newman remaja di Click), dan
Daniel Eric Gold (Matt di serial Ugly
Betty). Filmnya sendiri sebenarnya sudah direncanakan sejak 2013 dan sudah
selesai digarap 2014, tapi baru beredar akhir 2016 lalu. Untuk pasar Indonesia,
Hacker didistribusikan oleh MVP dan
mulai tayang sejak 27 Januari 2017.
Dengan harapan bakal
memperbaiki kondisi perekonomian, keluarga Alex Danyliuk memutuskan untuk
pindah dari Ukraina ke London. Bukan di Inggris, tapi kota kecil di Kanada.
Nyatanya kehidupan mereka tidak membaik. Sang ayah bermalas-malasan sementara
sang ibu sibuk bekerja di bank. Teman Alex cilik hanyalah komputer milik sang
ibu. Dari komputer itu pulalah ia mulai belajar mendapatkan uang dengan menjadi
clicker. Seiring dengan waktu, ia belajar mendapatkan lebih banyak uang dalam
waktu lebih singkat. Kabar seorang hacker bernama Zed membuat Alex penasaran.
Untuk meyakinkan Zed, ia mulai memberanikan diri memperbesar kejahatan
cyber-nya; meng-hack kartu kredit orang lain untuk dibelanjakan barang-barang mewah
lalu menjualnya lagi. Bisnis haram inilah yang mempertemukannya dengan Sye dan
Kira yang juga piawai dengan kemampuan masing-masing. Ketamakan membuat mereka
dalam posisi yang semakin berbahaya. Hingga akhirnya mereka berkesempatan untuk
bertemu langsung dengan sosok Zed yang misterius dan ternyata sudah
mempersiapkan misi puncak yang jauh lebih berbahaya untuk mereka ketiga.
Kasus kejahatan cyber,
terutama hacker kartu kredit lewat online sudah tergolong modus lawas yang
sekarang sudah sangat jauh berkembang untuk di-prevent. Maka apa yang disajikan
di Hacker sebenarnya tergolong
out-of-date. Dengan logika saat ini, modus ‘basi’ yang mereka lakukan dengan
mudah dan bebas malah jadi tidak masuk akal dan terkesan terlalu
menggampangkan. Mungkin faktor pembuatan yang sejak 2013-2014, sehingga membuat
Hacker terasa sudah tidak lagi
relevan. However, aksi yang dilakukan
Alex, Sye, dan Kira tetap saja terasa terlalu dimudahkan.
Treatment penceritaan Hacker yang memulai latar belakang
keluarga Alex sebagai setup cerita sebenarnya bisa dijadikan pondasi yang
menarik dan juga kuat jika dikembangkan ke arah transformasi karakter Alex yang
jelas serta terarah. Sayangnya, apa yang ditampilkan di layar seolah hanyalah
runtutan kronologis yang hanya peduli akan bigger crime, more dangerous, more
intense semata, tanpa memberikan esensi-esensi perkembangan karakter yang
berarti ataupun statement yang bold terhadapa keseluruhan cerita. Masuknya
karakter Sye, Kira, dan Zed yang disusun a la chapter pun terkesan hanya gaya-gayaan
semata. Pada akhirnya, tema 'money won't change people, it will only reveal the
real them' yang sempat beberapa kali disampaikan lewat dialog tak benar-benar
terasa kuat menjadi highlight cerita.
Other than that, alur plot
yang digelar oleh Hacker sebenarnya
cukup seru dan asyik untuk diikuti. Dengan sedikit twist yang lumayan menghibur
ketika saya sudah mulai pesimis dan berpikir ini akan jatuh menjadi just
another B-class cybercrime thriller. Ia pun menutup kisahnya tanpa konklusi
berarti, hanya cukup memuaskan sebagai film yang mengandalkan runtutan
kronologis biasa.
Para aktor yang mendukung Hacker sebenarnya tampil dengan cukup
menarik. Terutama Callan McAuliffe yang semakin menunjukkan talenta akting yang
menjanjikan dengan mengisi peran Alex Danyliuk. Lorraine Nicholson pun mampu
memerankan karakter Kira dengan tak kalah menariknya, sekaligus chemistry
dengan McAuliffe yang convincing. Begitu pula Daniel Eric Gold yang mengisi
peran Sye dan Clifton Collins, Jr. sebagai karakter misterius, Zed. Tak ada
yang benar-benar istimewa, tapi kesemuanya tampil dengan layak dan menunjukkan
potensi yang besar ke depannya.
Kendati juga tak ada yang
benar-benar istimewa di teknis, tapi setidaknya kesemuanya digarap dengan
sangat layak. Mulai sinematografi Pasha Patriki yang cukup sinematis di
genrenya, hingga editing Alex Marquez yang masih mampu menggerakkan cerita
dengan pace dan timing yang pas. Scoring Renat Gaissin pun mengiringi adegan-adegan
thriller-nya dengan energi yang pas kendati tergolong formulaic di genrenya.
Bagi Anda yang cukup familiar
dengan tema internet, teknologi, maupun financial, apa yang disajikan Hacker memang terkesan out-of-date dan
terlalu serba digampangkan. Namun jika Anda mencari hiburan instant di kala tak
punya pilihan film lain yang mampu menarik minat, Hacker masih layak untuk disimak. Setidaknya masih cukup asyik
untuk diikuti.
Lihat data film ini di IMDb.