3.5/5
Adventure
Based on a Legend
Comedy
Europe
Fantasy
French
Parody
Pop-Corn Movie
spoof
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The New Adventures of Aladdin
[Les Nouvelles Aventures d'Aladin]
Siapa yang tidak kenal kisah
Aladdin dari hikayat 1001 malam? Walt Disney saja sudah pernah mengangkatnya
menjadi salah satu film animasi klasik sepanjang masa. Tak terhitung banyaknya
adaptasi yang dilakukan ke berbagai medium. Yang terbaru, Perancis mempersembahkan
kisah petualangan ‘baru’ Aladdin sebagai sajian Natal tahun 2015 lalu. Sempat
diputar di Festival Sinema Perancis Desember 2015 lalu, The New Adventures of Aladdin (NAA) atau yang judul aslinya Les Nouvelles Aventures d’Aladin ini
akhirnya juga menyambangi bioskop reguler Indonesia. Disutradarai Arthur
Benzaquen masih bekerja sama dengan penulis naskah Daive Cohen, yang dikenal
sebagai kreator serial komedi Zak.
Di depan pacarnya, Sam mengaku
bekerja kantoran. Padahal sebenarnya ia pengangguran dan bahkan sedang
merencanakan perampokan di Galeries Lafayette bersama partnernya, Khalid. Sam
berpura-pura bekerja sebagai Santa Claus untuk mendapatkan akses. Malang, Sam
justru terjebak di tengah anak-anak yang memaksanya mendongeng kisah Aladdin.
Sam pun memulai narasi cerita petualangan Aladin versinya yang penuh dengan
kejutan.
Aladdin menurut Sam, yang
diperankan oleh Sam sendiri, bersama Khalid, adalah seorang penipu di kota
Baghdad. Tak sengaja, Aladdin bertemu seorang wanita misterius yang membuatnya
jatuh hati, yang ternyata adalah putri Sultan, Putri Shallia. Karena aksi
kejahatannya, Aladdin diasingkan di gurun pasir. Sementara itu Vizir, sang
perdana menteri yang memerintah kota, punya niat jahat untuk menggulingkan
kekuasaan Sultan melalui Putri Shallia. Sebuah peristiwa membuat Aladdin
menemukan lampu wasiat berisi Jin yang bersedia mengabulkan tiga permintaan.
Salah satunya tentu saja menjadi seorang pangeran agar dianggap layak menikahi
Putri Shallia, sekaligus menggagalkan rencana jahat Vizir.
Sepintas mungkin tak banyak hal
baru yang ditawarkan oleh adaptasi dongeng Aladdin kali ini. Tapi jangan salah,
Benzaquen-Cohen menyelipkan cukup banyak twist dari cerita aslinya sebagai
bumbu. Alhasil NAA bak sebuah spoof atau parodi dari kisah 1001 Malam, Aladdin.
Formula humor yang ditawarkan sebagian besar mengingatkan saya akan formula
adapatasi live action Astérix &
Obélix atau spoof Robin Hood, Robin
Hood: Men in Tights. Memasukkan berbagai budaya pop modern seperti musik
hip-hop sebagai bahan guyonan, awalnya NAA terkesan garing. Tapi seiring dengan
berjalannya durasi, ternyata konsistensi jokes konyol tapi cerdas ini terasa makin lucu bagi saya.
Dari yang hanya senyum-senyum, akhirnya berhasil membuat saya terbahak-bahak di
banyak momen. Hit and miss, but to me, mostly hit.
Seperti kisah Natal lainnya, NAA
juga tak melupakan heart factor yang diletakkan di penghujung cerita. Membuat
karakter Sam yang dibenci namun bisa ditertawakan penonton, menjadi karakter
yang lovable. Apalagi setelah cerita dongeng Aladdin yang disampaikan oleh Sam
termanifestasi dalam kehidupan nyata. NAA pun ditutup dengan manis dan hangat.
Sebagai lead untuk peran komedik,
Kev Adams punya kharisma yang lebih dari cukup. Fisik yang tergolong biasa saja
terangkat oleh kemampuannya melucu sekaligus memainkan karakter yang lovable.
Eric Judor yang kita kenal lewat parodi Die
Hard, La Tour Montparnasse Infernale,
berperan sebagai jin
yang tak kalah kocaknya. Begitu pula William Lebghil sebagai Khalid yang
memnghidupkan karakter flamboyan. Di lini female character, Vanessa Guide
sebagai Putri Shallia jelas punya pesona kecantikan yang membius sekaligus tak
canggung bertingkah konyol. Diikuti Audrey Lamy sebagai Rababa yang jadi female
comedic character terkuat di sini.
Selain sinematografi Pierre Aïm
yang memframing adegan-adegan kota Baghdad dengan cantik, art direction dan
special visual effect patut diberikan kredit tersendiri. Aspek-aspek fantasi
berhasil dihidupkan dengan cukup realistis tanpa mengurangi nuansa fantasinya.
Editing Brian Schmitt juga berperan penting untuk menjaga pace cerita NAA tetap
berjalan penuh energi, bahkan ketika menyampaikan momen-momen hearty-nya. Tata
suara turut ditata dengan lebih dari layak guna menghidupkan petualangan
sekaligus membangun kemegahan adegan musikal.
Sebagai paket hiburan yang segar,
NAA bolehlah dijadikan pilihan. Apalagi jika Anda ternyata cocok dengan gaya
humor ala Astérix & Obélix yang
gokil. It’s a lot of fun, hilarious, and in the end, warm.
Lihat data film ini di IMDb dan Pathé International.