4/5
Awards winner
Based on a True Event
Based on Book
Biography
Comedy
Drama
economy
Hollywood
Oscar 2016
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Big Short
Tahun 2007-2008 dunia finansial
dan perekonomian Amerika Serikat sempat collapse setelah pasar properti dan
penggelembungan kredit menjejak titik terendahnya. Tak banyak yang paham
bagaimana ini bisa terjadi, apalagi dampaknya ternyata tak hanya di Amerika
Serikat, tapi juga perekonomian di beberapa negara Eropa lainnya. Penulis
Michael Lewis (Moneyball) sempat
mengangkatnya dalam sebuah buku yang dirilis tahun 2010. Tahun 2015 ini penulis naskah/sutradara
komedi yang selama ini kita kenal lewat kolaborasinya bareng Will Farrell, Tim
McKay mengangkat buku Lewis itu ke dalam sebuah film berjudul sama, The Big Short (TBS). Konon, McKay harus
setuju menggarap sekuel Anchorman
berikutnya demi disetujuinya proyek ini oleh Paramount. Maklum, film bertemakan
bidang profesi spesifik seperti ini memang tak banyak mendatangkan keuntungan.
Selain hanya dipahami penonton segmen-segmen tertentu, tak banyak pula penonton
yang meminati dunia finansial yang penuh istilah khusus dan terkenal ribet
macam ini. Lihat saja Wall Street
atau Margin Call. Perlu treatment khusus, seperti sudut pandang
penceritaan yang berbeda, yang bisa dipahami lebih penonton dengan range lebih
luas, seperti The Wolf of Wallstreet,
daripada sekedar menceritakan dunianya secara spesifik. McKay pun menggandeng
nama-nama populer dan punya reputasi award winning untuk meramaikan: Mulai
Christian Bale, Steve Carell, Ryan Gosling, sampai Brad Pitt. Melihat topiknya
yang punya dampak luar biasa terutama bagi warga Amerika Serikat, TBS punya
chance untuk mengundang lebih banyak penonton.
Tahun 2005, Michael Burry,
seorang manager keuangan nyentrik di sebuah perusahaan meneliti data dan
mendapati bahwa pasar properti di Amerika Serikat ternyata tidak sekokoh yang
diprediksi selama ini. Ini berdasarkan data pinjaman beresiko yang cukup tinggi
dengan pengembalian yang rendah. Belum lagi beberapa pihak yang mengambil
keuntungan pribadi dari keadaan ini. Burry menciptakan pasar credit default
swap (CDS) dan menawarkannya pada bank-bank besar. Intinya, Burry bertaruh
dengan para bank bahwa kredit properti akan collapse. Karena selama ini pasar
properti dianggap yang paling kokoh, bank-bank besar menerima proposal Burry
dengan senang hati. Seorang trader dari Deutsche Bank DE Jared Vennett membaca
kecenderungan yang sama dan memanfaatkannya untuk ikut menjual CDS. Salah satu
calon partner terkuat adalah Mark Baum, seorang manajer keuangan yang sudah
muak dengan bisnis finansial, yang ia kenal secara tak sengaja lewat telepon
salah sambung. Baum pun menyelidiki kemungkinan ini mulai stripper sampai Forum
Sekuritas Amerika di Las Vegas. Hasilnya, Baum mendapati sebuah horor
perekonomian negara yang lebih menyeramkan ketimbang sekedar pasar properti
yang kolaps. So, he’s on the CDS deal, too.
Terakhir, Charlie Geller dan Jamie
Shipley, sepasang partner investor muda dengan payung Brownfield Funds yang
selalu ditolak oleh bank, tak sengaja menemukan proposal Vennett dan memutuskan
untuk membuat proposal serupa.
Untuk mendapatkan kepercayaaan dari bank, keduanya memanfaatkan kerabat
lama mereka yang mantan bankir, Ben Rickert. Paska Forum Sekuritas Amerika di
Las Vegas, ketiganya sukses deal dengan banyak pihak. Charlie-Jamie bersorak,
sementara Ben semakin muak dengan dunia finansial yang penuh dengan orang-orang
pencari keuntungan semata di atas bencana besar perekonomian Amerika.
Jujur, saya termasuk orang yang
agak apatis dengan perekonomian, jadi wajar jika saya benar-benar awam tentang
dunia perbankan, finansial, saham, dan sekitarnya. Sebelum menonton TBS, saya
membekali diri dengan riset kecil-kecilan tentang krisis ekonomi Amerika
Serikat tahun 2008-2009, setidaknya seputar kronologisnya secara garis besar (seorang teman merekomendasikan video ilustrasi ini sebagai referensi).
Ketika menyaksikan filmnya, ternyata riset saya cukup berguna. Meski pada
akhirnya TBS memang memberikan penjelasan yang cukup detail tentang
istilah-istilah dasar yang berakaitan dengan kasus, seperti mortgage bond
(surat hutang gabungan), sub-prime, CDS, CDO (Collateralized Debt Obligations
atau obligasi hutang terjamin), persetujuan ISDA, dan CDO sintetis. Uniknya,
McKay menggandeng nama-nama populer untuk menjelaskan istilah-istilah ini,
seperti Selena Gomez, Chef Anthony Bourdain, Margot Robbie, dan Bapak Perilaku
Ekonomi, Richard H. Thaler. Di awal, kita diperkenalkan oleh karakter-karakter
pentingnya, awal kejadiannya dengan satire yang gokil dan menggelitik. Bahkan
tak jarang karakter-karakter sentral ini berdialog langsung ke penonton untuk
mengungkapkan kata hati mereka. I have to admit, metode McKay menjelaskan lewat
visual yang menggelitik dan menggigit seperti ini membuat tampilan TBS tidak
seserius dan semembingungkan film-film tentang finansial lainnya.
Even more, McKay tak hanya
menjadikan kronologis kejadian sebagai penggerak cerita, tapi juga dampak
psikologis bagi karakter-karakter utamanya, terutama Mark Baum dan Ben Rickert.
Mereka memang ikut ambil keuntungan dari kolapsnya perekonomian, tapi mereka
digambarkan punya dilemma moral yang jijik dengan langkah mereka sendiri. So
meski sekalipun Anda mungkin tidak sepenuhnya memahami tiap detail kejadian,
setidaknya Anda masih bisa membayangkan betapa mengerikannya horor ekonomi
sebagai dampak dari perilaku-perilaku beresiko tinggi ini. In the end, tentu
kita bisa belajar dari kejadian-kejadian yang digambarkan di TBS.
Jajaran cast kelas A di garda
depan terbukti bukan pilihan yang sia-sia. Kesemuanya mampu memberikan performa
maksimal sekaligus menjadi daya tarik penonton. Christian Bale yang nyentrik
tapi jenius, sedikit mengingatkan saya akan perannya di American Psycho, tentu saja tanpa jiwa yang sadis. Steve Carell
yang terlihat paling emosional terkesan paling menonjol. Terkesan sedikit
overacting, tapi mungkin saja karakternya disengaja seperti itu. Toh dia
berhasil menjadi penggerak emosi utama bagi film. Ryan Gosling diberi porsi
karakter yang relatif lebih sedikit dibanding yang lain, sehingga penampilannya
yang kalem terkesan ‘kalah’. Brad Pitt yang karakternya juga tak punya banyak
porsi, justru tampil lebih mencuri perhatian berkat karakternya yang unik dan
misterius, selain kharisma Pitt yang memang tak sedikit pun pudar. John Magaro
dan Finn Wittrock sebagai pasangan
partner investor muda Charlie dan Jamie, juga berhasil menghidupkan karakter
masing-masing meski masih belum berhasil mencuri perhatian maupun simpati
penonton.
Keunikan editing yang dilakukan
Hank Corwin (Natural Born Killers dan
The Tree of Life) menjadi salah satu
kelebihan yang menonjol dari TBS dalam menyampaikan ceritanya. Corwin yang
memang berpengalaman dan piawai dalam menyusun montase-montase gambar ke dalam
shot-shot utama berhasil menjadi penggerak cerita sekaligus emosi dari TBS.
Pemilihan lagu-lagu populer sesuai setting waktu dan kebutuhan emosi adegan,
seperti Money Maker dari Ludacris, Burning Up dari Ladytron, Lithium dari The Polyphonic Spree, Master
of Puppets dari Metallica, Milkshake dari
Kelis, Feel Good Inc. dari Gorillaz, You Know What dari N.E.R.D., Sweet Child O’ Mine dari Guns N’ Roses,
sampai When I Grow Up dari Pussycat
Dolls, juga patut diacungi jempol. Nuansa film pun tetap terjaga gokil dan
fresh, meski di saat keadaan semakin kelam.
Yes, TBS memang masih jadi
tontonan yang segmented, terutama bagi penonton Indonesia yang tak terlalu
familiar dengan kasus sebenarnya. Namun jika Anda punya ketertarikan pada
materinya, sekalipun tergolong awam dengan kasus maupun dunianya, TBS adalah
pilihan yang tepat. Kepiawaian McKay menangani komedi masih terasa begitu kuat meski
hanya sebagai kemasan luar yang membungkus topik berat dengan begitu menarik
dan menggelitik. Setidaknya tidak seperti film tentang dunia finansial lain
yang memang terkesan berat, TBS masih bisa dicerna dan dinikmati penonton awam
sekalipun, tentu saja dengan sedikit bekal pengetahuan eksternal. Atau
setidaknya setelah menonton, Anda mungkin jadi tertarik untuk mempelajari kasus
ini lebih dalam lagi.
Lihat data film ini di IMDb
The 88th Annual Academy Awards Nominees for:
- Best Motion Picture of the Year
- Best Performance by an Actor in a Supporting Role - Christian Bale
- Best Achievement in Directing - Adam McKay
- Best Writing, Screenplay Based on Material Previously Produced or Published - Charles Randolph & Adam McKay
- Best Achievement in Editing - Hank Corwin