2.5/5
Action
Adventure
Alien
Based on Book
Blockbuster
Box Office
dystopian
Hollywood
Pop-Corn Movie
post apocalypse
Romance
SciFi
Teen
The Jose Flash Review
Thriller
Young Adult
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The 5th Wave
Satu lagi novel young adult
dystopian yang diangkat ke layar lebar dengan harapan menjadi franchise sukses
seperti halnya The Hunger Games, Divergent, dan The Maze Runner. Masih dengan formula yang tak jauh-jauh dari
survival adventure dengan bumbu romantis, The
5th Wave diangkat dari novel berjudul sama karya Rick Yancey yang
mendapatkan banyak review positif. Bahkan dinobatkan sebagai salah satu buku
young-adult terbaik tahun 2013 oleh The New York Times dan finalis Best Young
Adult Fantasy or Science Fiction novel tahun 2013 versi Goodreads. Tentu
prestasi ini membuat studio besar berebut hak cipta untuk diangkat ke layar
lebar. Yang beruntung mendapatkannya adalah Sony Pictures di bawah bendera
Material Pictures yang dipegang oleh Tobey Maguire dan GK Films milik Graham
King. Tentu saja hadirnya buku kedua, The
Infinite Sea yang rilis tahun 2014 dengan review yang tak kalah bagusnya,
serta seri pamungkas, The Last Star,
yang direncanakan rilis Mei 2016 ini, membuat Sony berharap T5W bisa jadi
tambang emas franchise baru mereka. Dengan naskah adaptasi dikerjakan oleh
Susannah Grant, Akiva Goldsman, dan Jeff Pinkner yang sudah sangat
berpengalaman menulis naskah karya-karya blockbuster, sementara bangku
sutradara dipercayakan kepada J Blakeson yang tergolong pendatang baru dengan
filmografi masih minim, tentu T5W sebenarnya menjadi tawaran yang menarik.
Hidup Cassie Sullivan sebagai
gadis SMA yang cantik namun tidak terlalu populer berubah ketika mendapati
kotanya diserang oleh benda asing yang tiba-tiba muncul di langit. Menurut
berita, alien menyerang bumi dalam lima tahap. Tahap pertama sampai keempat
sudah dilalui seluruh dunia, yang menyisakan hanya segelintir penyintas.
Termasuk kedua orang tua Cassie. Berdua bersama sang adik, Sam, Cassie
mengembara ke sana kemari hingga sampai di camp penyintas. Pihak militer di
bawah komando Kolonel Vosch menjanjikan sebuah tempat aman untuk para penyintas
yang masih anak-anak. Sebuah kejadian menyebabkan Sam terbawa ke tempat
tersebut, sementara Cassie tertinggal. Cassie pun bertualang melewati
jalan-jalan sepi dengan bahaya mengintai sewaktu-waktu menuju lokasi aman
tersebut. Dengan bantuan Evan Walker yang ditemuinya di tengah jalan, siapa
sangka mereka menemukan kenyataan di luar dugaan ketika sampai di tempat yang diklaim
paling aman tersebut.
Sejak menit awal, saya merasakan
formula yang sangat sangat familiar dari genre sejenis. Saya pun dengan mudah
membaca dan menebak arah cerita. Ada
nuansa I Am Legend yang
mungkin pengaruh dari penulis naskah
Akiva Goldsman, tapi secara garis besar tetap saja rasa teenage-nya yang
paling dominan. Tapi jangan salah, dibandingkan adaptasi young adult dystopian
sebelumnya, T5W bisa dibilang menduduki posisi terbawah. Saya melihat ada
beberapa penyebab. Yang paling pertama adalah kurangnya inovasi dari
formula-formula yang sudah sangat generik. Kedua, alih-alih membuat
karakter-karakternya terasa menarik, T5W lebih berfokus pada kronologis cerita
(yang statusnya sudah sangat cliché itu!). Chemistry antara Cassie dan Evan
(apalagi Cassie dan Ben) tidak dikembangkan dengan cukup untuk membuatnya
convincing. Satu-satunya yang menarik dari cerita mungkin hanya twist yang
meskipun sebenarnya sudah bisa terbaca sejak awal, tapi harus saya akui
menarik. Namun segera setelah revealing moment, T5W ditutup dengan jauh dari
kata memuaskan, apalagi mengesankan. Tidak ada adegan petualangan maupun
pertarungan yang berkesan, selain serangan di awal film yang cukup
mencengangkan selama beberapa detik. Tak ada pula dialog-dialog menarik.
Ditangani dengan penyutradaraan yang datar dan ala kadarnya pula. T5W tak
terasa punya greget sama sekali, di aspek mana pun, baik drama, romance,
thriller, maupun adventure.
Chloë Grace Moretz adalah salah
satu aktris muda yang paling bersinar saat ini. Maka dipasangnya sebagai lead
seharusnya bisa dengan mudah jadi daya tarik bagi penonton film blockbuster
maupun film serius. Dan yah, di sini Moretz memang cukup kuat menjadi lead
(dibanding cast yang lain) meski Cassie yang kita lihat di layar ditulis
sebagai just another teenage girl. Tak seberkesan Katniss atau Tris. Di lini
lead actor ada Alex Roe yang untungnya diberi adegan yang bisa berkesan untuk
penonton sehingga porsinya sebagai pendamping lead actress bisa sedikit di atas
yang lain. Meski lagi-lagi, dibandingkan peran yang sama di film sejenis
lainnya, masih kalah daya tarik. Nick Robinson yang baru saja kita lihat di Jurassic World, sebagai Ben Parish, tak
buruk namun perlu porsi yang jauh lebih banyak lagi (jika ada sekuelnya kelak)
untuk menjadi karakter berkesan. Karakter lain yang ingin saya lihat lebih
banyak porsinya ke depan adalah Ringer yang diperankan Maika Monroe. Aktris
muda yang kita kenal lewat The Bling Ring
dan It Follows ini bakal kita lihat
lagi di sekuel Independence Day, Resurgence. Sementara di lini aktor yang
lebih senior, ada Liev Schreiber sebagai Colonel Vosch dan Maria Bello sebagai
Sergeant Reznik yang terasa paling menonjol.
I have to say tak ada yang begitu
istimewa di teknis, baik dari segi sinematografi dari Enrique Chediak yang
cukup untuk bercerita namun kurang untuk membuat adegan-adegan serunya
berkesan, maupun editing Paul Rubell atau score gubahan Henry Jackman. Special
FX lumayan untuk adegan serangan The Others namun tak terlalu istimewa pula
dengan detail yang tidak terlalu menonjol. Tata suara cukup terdengar dahsyat
dengan bass yang cukup dalam dan pembagian kanal surround yang cukup terasa.
Terakhir, theme song Alive dari Sia
di credit title menjadi salah satu yang menonjol dari T5W.
Overall, presentasi T5W memang masih
jauh di bawah pesaing di genre sejenis. Bukannya berinovasi dalam hal
bercerita, misalnya dengan penggambaran karakter-karakter yang menarik (yang
biasanya berhasil menyelamatkan banyak film-film formulaic), ia memilih untuk
ikut-ikutan yang sudah ada, tapi dengan penggarapan yang serba asal ada. Mulai
naskah sampai penyutradaraan yang standard. Dengan penghasilan domestik opening
weekend yang ‘hanya’ US$ 10 juta, Sony Pictures kayaknya harus berpikir
berkali-kali untuk melanjutkan installment-installment berikutnya.
Lihat data film ini di IMDb.