4/5
Asia
Comedy
coming of age
Drama
Hindi
mature relationship
Personality
Psychological
Romance
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Befikre
[बेफिक्रे]
Jika Anda termasuk rajin mengikuti perkembangan sinema
Bollywood, ada kecenderungan trend tema akhir-akhir ini, yaitu proses
kedewasaan dalam hubungan asmara. Termasuk di dalamnya, mendefinisikan cinta
yang sesungguhnya, yang ‘meant to be as a long-term relationship partner’.
Belum lama ini ada Katti Batti dan Ae Dil Hai Mushkil. Uniknya, sinema
Bollywood selalu punya treatment berbeda-beda dan unik meski mengusung tema
yang itu-itu saja. Sajian terbaru bertema sejenis di penghujung tahun 2016 adalah
Befikre (yang arti dalam bahasa
Inggris-nya: carefree) yang diproduksi, ditulis, dan disutradarai oleh CEO
salah satu studio raksasa India, Yash Raj Films (YRF) sendiri, Aditya Chopra.
Ini menandai come back-nya dalam menyutradarai setelah Dilwale Dulhania Le Jayenge (1995), Mohabbatein (2000), dan Rab
Ne Bana Di Jodi (2008). Jarangnya ia duduk langsung di bangku sutradara
membuat Befikre jadi sesuatu yang
menarik. Menambah daya tariknya, aktor Ranveer Singh (Gunday, Finding Fanny,
dan Bajirao Mastani) dipasangkan
dengan aktris yang masih tergolong pendatang baru, Vaani Kapoor (Shuddh Desi Romance dan Aaha Kalyanam), serta dipilihlah setting
secara keseluruhan di Paris yang notabene adalah kota paling romantis di dunia.
Film dibuka dengan montase pasangan yang sedang memadu kasih
di kota Paris. Di tengah hangatnya asmara-asmara tersebut, ternyata ada
pasangan yang sedang beradu argumen; Dharam dan Shyra. Pasangan berdarah India ini telah tinggal
bersama selama kurang lebih setahun setelah pertemuan yang berlanjut dengan
perjanjian tak ada ikatan apa-apa, termasuk ucapan ‘I love you’. Hubungan
mereka diwarnai tantangan-tantangan gila yang dilakukan bersama. Dharam bekerja
sebagai komika di sebuah bar India di Paris, sementara Shyra putri pemilik
restoran India yang sesekali bekerja paruh waktu sebagai pemandu wisata.
Seiring dengan waktu, Shyra merasakan semakin tidak cocok dengan Dharam.
Sementara Dharam mencoba move on dengan berkencan bersama wanita-wanita lain.
Meski sepakat untuk ‘berpisah’, keduanya juga mencoba untuk
tetap bersahabat, termasuk men-share pengalaman masing-masing tiap kali
berkencan dengan orang lain. Yang terjadi selanjutnya masing-masing justru adu
menunjukkan bahwa bisa move on tanpa satu sama lain. Sampai suatu ketika Shyra
berkencan dengan seorang bankir yang awalnya dikira membosankan tapi ternyata
bisa akrab dengan Dharam juga, Anay. Shyra memang merasa telah tumbuh dewasa
daripada dirinya ketika berhubungan tanpa status dengan Dharam, tapi ia juga
bimbang untuk menerima lamaran Anay. Dharam lah satu-satunya orang yang bisa
memberikan pertimbangan untuk Shyra. Dilematis perasaan di antara Dharam dan
Shyra pun kembali muncul.
Secara premise, Befike
memang masih mengusung tema move on dan friendzone. Daya tariknya kemudian
bertumpu pada chemistry antar karakter utama dan tentu saja latar Paris.
Ternyata kedua elemen ini tak hanya sekedar menjadi daya tarik semata, karena
Aditya Chopra selaku penulis naskah sekaligus sutradara merancang kesemuanya
menjadi kesatuan yang solid. Latar Paris tak semata-mata sekedar menjadi
gaya-gayaan atau asal terlihat indah ataupun glamour, tapi menjadi kontras
dengan apa yang terjadi pada pasangan karakter utama. Begitu juga sisi personal dari karakter yang punya andil besar
terhadap konflik cerita. Misalnya perbedaan Anay yang masih kental dengan
tradisi tradisional India tapi curious terhadap gaya hidup bebas ala Barat,
dengan Shyra yang sejak lahir sudah dibesarkan di Paris sehingga punya pola
pikir carefree ala Parisien serta asing (tapi punya kerinduan kecil jauh di
dalam hatinya) akan budaya India. Elemen free lifestyle (misalnya ditunjukkan
lewat gaya hidup ‘kumpul kebo’) pun tak semata-mata menjadi gaya-gayaan atau
asal jadi kontroversi. In the end, ia membuat pilihan ‘kumpul kebo’ sebagai bagian
proses pembelajaran dan kedewasaan yang realistis serta valuable. Serta yang
tak kalah pentingnya adalah penggambaran sosok wanita sebagai pihak yang punya
pengaruh penting terhadap hubungan dan punya pilihan sikap sendiri, tak sekedar
feminisme sempit sebebas-bebasnya.
Kesemua elemen-elemen ini dimasukkan Aditya menjadi satu blend
yang terasa terjalin solid dan saling mendukung, dengan arah pasang-surut
hubungan yang bisa dirasakan secara emosi oleh penonton sepanjang durasi yang
mencapai 130 menit, sehingga mampu mengundang simpati pula. Ya, ia masih punya
ending yang tergolong generik di genre sejenis dalam sinema India, tapi berkat
bangunan plotnya yang tertata baik, menjadi relevan di mata (maupun hati)
penonton. In the end, bukan pilihan ending seperti apa yang disampaikan, tapi
-bagaimana prosesnya dan mengapa- yang jauh lebih penting. For this purpose, Befikre menunjukkan salah satu pilihan
atas definisi cinta (sebagai pasangan) dan pendewasaan hubungan asmara yang
layak dijadikan salah satu pertimbangan love lesson.
Chemistry Vaani Kapoor dan Ranveer Singh tentu menjadi salah
satu faktor keberhasilan dan nyawa Befikre.
Keduanya pun mampu menunjukkan ups-and-downs serta perkembangan emosi yang
natural. Dalam menghidupkan masing-masing karakter pun keduanya punya kharisma
lead yang kuat dengan pesona masing-masing. Pendatang baru, Armaan Raihan
sebagai Anay juga mampu mengimbangi chemistry keduanya dengan kharisma serta
pesona yang lebih dari cukup. Julie Ordon sebagai Christine mungkin terasa seperti
just another hot white girl, tapi daya tarik fisiknya dan keseksian personality-nya
memang terasa. Sementara Akarsh Khurana dan Ayesha Raza Mishra sebagai ayah-ibu
Shyra mungkin porsi perannya tak terlalu banyak, tapi keduanya cukup noticeable
berkat momen yang dimiliki, terutama untuk Ayesha Raza Mishra.
Dari teknis produksi, Befikre
tertata dengan baik pula. Sinematografi Kaname Onoyama memberikan pergerakan
kamera yang senada dengan flow film, serta tak kalah pentingnya, mampu
mem-framing musical-musical scene-nya dengan feel yang seiring. Editing Namrata
Rao memperkuat gambar-gambar bidikan Onoyama dengan plot flow yang enjoyable
(dan menyenangkan) untuk diikuti. Terakhir tapi salah satu elemen paling
penting dalam film adalah musik arahan Vishal Dadlani, Mikey McCleary, dan
Shekar Ravjiani yang ear-catchy dan memorable. Dengarkan saja Labon Ka Karobaar yang memadukan
ornamen-ornamen etnik India dan Parisien, Nashe
Si Chadh Gayi atau Love is a Dare yang
punya sampling dari C&C Music Factory, Gonna
Make You Sweat, theme song Ude Dil
Befikre, You and Me, Khulke Dulke, serta yang paling menjadi
favorit saya karena memperkuat adegan-adegan dilematis hubungan Dharam-Shyra, Je T’aime. Salah satu kompilasi
soundtrack Hindi terbaik di tahun 2016 ini.
Befikre mungkin tak
menawarkan sesuatu yang baru, terutama jika Anda familiar dengan film-film
Bollywood. Namun Aditya Chopra menghadirkannya dengan treatment dan kemasan
yang tak hanya menarik, tapi juga tertata menjadi satu paket yang solid, serta
yang tak kalah pentingnya, menyenangkan untuk diikuti. Penuh gairah, seksi,
menyenangkan, manis, sekaligus menawarkan pilihan definisi (kedewasaan) cinta
yang relevan dan notable.
Lihat data film ini di IMDb.