Here comes another Nicolas
Cage’s… Menyedihkan sebenarnya melihat karir Cage beberapa tahun terakhir ini
yang seolah-olah hanya kejar setoran tanpa mempertimbangkan faktor prestisius
suatu peran. Bermain di film-film kelas B atau malah direct-to-video macam The Frozen Ground, Tokarev, Outcast, Left Behind, dan Dying of the Light,
padahal kita ingat betul betapa ia pernah bersinar terang, bahkan sampai masuk
bursa Oscar lewat Leaving Las Vegas dan
Adaptation. Tahun 2015 ini rupanya
Cage masih enggan untuk memperbaiki karirnya dengan membintangi (lagi-lagi)
film yang tergolong kelas B, The Runner
dan Pay the Ghost. The Runner sendiri disutradarai dan
ditulis naskahnya oleh seorang debutant untuk film panjang, Austin Stark.
Pasca kebocoran tambang minyak
yang menjadi bencana nasional tahun 2010, seorang anggota konggres dari
Louisiana, Colin Pryce, menyuarakan perjuangan agar warga negara bagiannya
mendapatkan keadilan. Colin pun menjadi pahlawan dan kandidat anggota Senat
terkuat. Seperti biasa, kesuksesannya dimanfaatkan oleh seorang businessman di
bidang pengeboran minyak yang merasa punya kepentingan, Mark Lavin. Logikanya,
perekonomian Amerika Serikat dan khususnya, Louisiana, membutuhkan minyak.
Colin yang sangat idealis menolak mentah-mentah pinangan Mark. Hubungannya
dengan sang istri, Deborah, pun semakin merenggang karena Deborah memilih untuk
mendukung Colin menerima pinangan Mark. Tak lama kemudian, reputasi Colin
runtuh setelah beredar video affair dengan istri salah satu nelayan yang
diperjuangkannya, Lucy. Colin memutuskan untuk mengundurkan diri dan satu per
satu hidupnya mulai hancur. Colin pun diuji untuk terus mempertahankan
idealismenya atau berkompromi demi kebaikan bersama.
Dengan sinopsis demikian, The Runner sebenarnya berpotensi menjadi
sebuah drama thriller politik yang gripping, atau setidaknya drama perkembangan
diri yang menyentuh atau inspiratif. Namun sayangnya kapasitas Austin Stark
(baik sebagai penulis naskah maupun sutradara) belum sampai ke situ. The Runner justru jatuh menjadi drama
yang superflat, terlalu dalam terjerumus nuansa desperation berkepanjangan,
hingga pada satu titik, penonton akhirnya menyerah dan memutuskan untuk tidak
peduli lagi dengan karakter Colin sebagai tokoh sentral. Keputusannya karakter
Colin untuk menjalin hubungan asmara dengan mantan direktur kampanyenya, Kate
Haber, bukan mencoba memperbaiki hubungan dengan Deborah yang selalu
mendukungnya bahkan di saat Colin sedang berada di bawah. Baik secara logika,
moralitas, dan emosional, ini jelas bukan sikap yang bisa mengundang simpati
penonton. Sebaliknya, penonton dibuat sebal dengan karakter Colin yang terlalu
larut dalam kegagalannya, ditambah did a lot of dumb things instead. Maka
ketika di bagian penghujung, ketika Mark harus mengkompromikan idealismenya dengan
realitas (which is actually a good point), penonton tak merasakan apa-apa
selain buru-buru beranjak dari kursi saking bosannya.
Nicolas Cage, Connie Nielsen, dan
Peter Fonda, masing-masing sebenarnya diberi satu momen yang benar-benar
menunjukkan akting yang powerful. Sayangnya, masing-masing momen itulah semua
yang mereka punya di sini. Cage lagi-lagi harus menelan pil pahit memerankan
karakter yang jauh dari simpati penonton. Sebaliknya, Connie Nielsen dan Peter
Fonda dengan porsi yang tak terlalu banyak, justru lebih menarik perhatian dan
mengundang simpati penonton. Sarah Paulson pun sebenarnya cukup menarik
perhatian. Sayang karakternya tidak dikembangkan menjadi lebih menarik lagi.
Lebih parah lagi, tidak ada yang
benar-benar menarik pula di teknis. Mulai sinematografi, desain produksi,
hingga tata suara, semuanya sekedar biasa saja. Tidak ada yang benar-benar
memanjakan panca indra.
I didn’t know how to describe The Runner other than ‘filled with
desperation and things we didn’t care at all’. Stark benar-benar harus belajar
banyak untuk mengembangkan potensi cerita menjadi sajian yang menarik untuk
diikuti. And looking at this, I think it’s still far far away. Otherwise he
does not have any talents in storytelling at all, and he just have to let it
go.
Lihat data film ini di IMDb.