3/5
Comedy
Drama
Friendship
genderswap
Indonesia
Pop-Corn Movie
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
3 Dara
Meski masih tergolong jarang,
tema gender-exchange di sinema beberapa kali berhasil menarik perhatian dan
menjadi materi komedi ampuh. Sejauh ini yang paling saya ingat ada The Hot Chick yang diperankan Rob
Schneider dan drama komedi remaja Inggris, Virtual
Sexuality. Setelah sukses 24/7
dan Di Balik 98, MNC Pictures
menghadirkan komedi terbarunya yang punya tema gender-exchange, 3 Dara (3D). Tentu ini tidak ada
hubungannya, apalagi remake, dengan film klasik 3 Dara karya Umar Ismail tahun 1956. Disutradarai Ardy Octaviand (Coklat Stroberi) dan dibintangi oleh 3
aktor pria yang termasuk high profile saat ini; Tora Sudiro, Adipati Dolken,
dan Tanta Ginting.
Affandy, Jay, dan Richard adalah
3 sekawan yang doyan mempermainkan wanita. Affandy adalah pria beristri dan
punya putri remaja. Jay art director advertising sukses yang sudah bertunangan
namun takut berkomitmen. Sementara Richard dikenal punya banyak pacar di saat
yang bersamaan. Kehidupan hura-hura mereka berubah ketika seorang waitress di
sebuah pub bersumpah bahwa ketiganya akan merasakan menjadi wanita yang
dipermalukan. Ajaibnya, perlahan ketiganya mulai berubah lebih feminin. Mulai
Affandy yang jadi lebih peduli penampilan daripada biasanya, sampai Jay yang
bak wanita PMS dan risih dengan karya-karya yang mengeksploitasi wanita. Merasa
perubahan ini mengancam kehidupan normal mereka, ketiganya berusaha mencari si
waitress untuk melepaskan kutukan itu.
Dengan premise demikian,
sebenarnya 3D menawarkan tema yang tak lagi baru meski harus diakui, tetap
menarik. Setidaknya dengan track record 3 aktor utamanya, kita sudah punya
gambaran bakal selucu apa film ini nantinya. Tora pernah memerankan karakter
kemayu di duologi Arisan!, sementara
Tanta Ginting juga pernah jadi cameo ‘ngondek’ di Filosofi Kopi.
Sayang, hasil akhirnya masih jauh
dari ekspektasi saya sebelum menonton. Meski secara keseluruhan alurnya
termasuk berjalan dengan lancar, namun seringkali korelasi antar adegan tidak
begitu nyambung. Termasuk beberapa kali 3 karakter utamanya yang tidak begitu
bold dan signifikan menunjukkan perubahan gender. Belum lagi ada cukup banyak
adegan-adegan yang punya potensi komedi namun kurang dieksplorasi sehingga
harus terlewat menjadi biasa-biasa saja. Padahal ‘nyawa’ utamanya adalah
komedi. Ending yang maunya dibikin real dan medically scientific, justru
menghancurkan nuansa agak ‘fantasi’ yang sudah dibangun sejak awal. Meski harus
diakui, in the end, esensi menghargai lawan jenis dan menjadi pribadi yang
lebih baik setelah kejadian naas, tetap tersampaikan dengan mudah dan jelas.
Ketiga aktor utama memang menjadi
perhatian utama sepanjang film. Namun dari ketiganya, hanya Adipati Dolken yang
menunjukkan ‘perubahan’ yang jelas. Tora Sudiro di duologi Arisan! masih menunjukkan peran kemayu dengan lebih baik, lepas,
dan comedic. Sementara penampilan Tanta Ginting yang singkat di Filosofi
Kopi juga lebih berhasil mengundang tawa.
Di jajaran pemeran pendukung, 3D
menawarkan cukup banyak penampilan menarik. Mulai Rianty Cartwright yang di
ending menjadi gimmick komedi yang cukup berhasil, Ayushita dengan suara ala
Nycta Gina, Indra Birowo, Melissa Karim, Richard Oh (sutradara Melancholy is a Movement), Nazyra C.
Noer, Hengky Solaiman, Lembu, sampai yang paling mencuri perhatian, Farali Khan
(adik Miller Khan).
Teknis produksi yang rapih
menjadi kredit lebih untuk 3D. Terutama sekali sinematografi Dewantoro
Agung yang meski tak sampai
perfect shot, namun tergolong berhasil mengeksplorasi maksimal set-set
urban-nya. Aghi Narottama juga patut mendapatkan kredit untuk score-score-nya
yang quirky tanpa meninggalkan kesan berkelas dan romantis-nya.
Presentasi akhir 3D memang terasa
serba tanggung, baik dari segi naskah maupun sebagai suguhan
komedi. Namun dengan produksi yang rapih dan penampilan aktor utama maupun jajaran
pendukung yang cukup menarik, tak ada ruginya menjadikan 3D sebagai tontonan
ringan pengisi waktu senggang.
Lihat data film ini di filmindonesia.or.id.