3/5
Action
Adventure
Comedy
Gore
Hollywood
marijuana
Pop-Corn Movie
stoned
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
American Ultra
Meski menjadi kontroversi dan
bahkan dilarang di banyak negara, marijuana sering menjadi ‘elemen’ yang
menarik sebagai bahan cerita film. Bahkan ada beberapa judul yang
memvisualisasikan petualangan dari sudut pandang karakter yang sedang stoned
(teler), seperti Pineapple Express, Harold & Kumar, dan favorit saya, This is the End. Jangan salah, stoned
state yang bisa membuat fantasi melayang-layang setinggi-tingginya justru
menghasilkan adegan-adegan fantastis dan hilarious. Sutradara asal Iran, Nima
Nourizadeh yang pernah dikenal gara-gara mockumentary fenomenalnya, Project X, mengangkat tema ‘stoner’
lewat American Ultra (AU) dengan
memasangkan Kristen Stewart dengan Jesse Eisenberg. Naskahnya ditulis oleh Max
Landis yang pernah membantu Josh Trank di Chronicle,
AU menjanjikan tontonan yang menghibur.
Meski hidup tak jelas, Mike
Howell merasakan hidupnya sudah lengkap dengan kehadiran sang kekasih, Phoebe
Larson. Bahkan ia mengakui tidak ingat sekali kehidupannya sebelum bersama
Phoebe. Meski Mike terkesan seorang loser dan sering melakukan hal-hal bodoh,
plus seorang pecandu marijuana, Phoebe tidak pernah sedikitpun kecewa atau
komplain. Kehidupan Mike berubah ketika muncul seorang wanita yang meracau
ketika ia menjaga sebuah supermarket suatu malam. Tak lama setelah itu, Mike
diserang oleh dua orang yang berniat merampok mobilnya. Ajaibnya, Mike mampu
menghabisi mereka berdua dengan keahlian bela dirinya. Padahal Mike tidak ingat
pernah belajar beladiri. Namun semenjak kejadian itu, Mike seperti diburu oleh
banyak pihak. Maka Mike dan Phoebe melarikan diri sekaligus mencoba mencari
tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Premise ini mungkin terdengar
menarik, namun sebenarnya cukup familiar. Tak salah jika ada yang mengatakan AU
sebagai ‘stoner Bourne’ yang jelas merujuk pada Jason Bourne. Sejak awal kita
diperkenalkan oleh pasangan Mike-Phoebe dan gaya hubungan mereka, saya teringat
pasangan ala Bonny & Clyde atau Natural
Born Killers. Cerita menjadi lebih menarik ketika Mike mulai menunjukkan
skill beladirinya lewat adegan gory yang kickass. Barulah kita diperkenalkan
cerita di balik Mike yang sebenarnya cukup bisa diterka oleh penonton yang
akrab dengan tema serupa.
Sayangnya naskah (dan juga
penyutradaraan) AU ternyata tak lebih dari sekedar proyek just for fun. Tak ada
yang lebih menarik ketimbang momen-momen Mike meladeni musuh-musuhnya. Sedikit
seru, menegangkan, terkadang hilarious, dan yang paling memuaskan, quite gory
and bloody. Namun tetap saja, kesemuanya masih tergolong serba tanggung,
termasuk ketika mencapai klimaksnya. Intrik di dalam tubuh CIA yang melatari petualangan Mike
hanya sekedar dijadikan penjelasan, padahal sebenarnya bisa dikembangkan menjadi
lebih bold dan menarik lagi. Perkembangan cerita hubungan antara Mike dan
Phoebe juga terkesan agak dikesampingkan di paruh terakhir cerita karena porsi
petualangan Mike yang dibuat mendominasi. Alhasil penonton gagal menaruh
simpati lebih pada hubungan antara Mike dan Phoebe sekuat, sebut saja, Mickey
dan Mallory dari Natural Born Killers
atau Clarence dan Alabama dari True
Romance.
Tak ada yang istimewa dari
penampilan Jesse Eisenberg, secara dia sendiri cukup sering memerankan karakter
tipikal Mike. Misalnya James Brennan di Adventureland
atau di 30 Minutes or Less. Namun
kepiawaiannya ketika menghabisi musuh-musuhnya tergolong impresif dan memang
layak menjadi wow-factor. Kristen Stewart did good tapi tetap tidak memberikan
kontribusi apa-apa untuk menjadikan AU lebih menarik. Topher Grace, Connie
Britton, dan Bill Pullman, memainkan karakter yang seimbang porsinya. Padahal
Topher dipasang sebagai main villain. Yang paling menarik perhatian justru John
Leguizamo sebagai Rose.
Di teknis tak ada yang terlalu
istimewa pula. Mulai sinematografi, tata suara, sampai pemilihan soundtrack untuk
mengiringi, sekedar tergolong pas dalam mendukung nuansa ‘stoned’. Satu yang
patut saya paling apresiasi adalah animated end title yang keren.
Punya premise yang sebenarnya
menarik jika digali lebih dalam dengan budget yang mungkin lebih besar, sayangnya
AU hanya menjadi proyek just for fun dengan penggarapan yang serba tanggung,
termasuk dalam visualisasi violence sebagai modal jualan utamanya. But hell
yeah, boleh lah dijadikan tontonan ringan buat yang memang suka adegan aksi
tangan kosong yang gory atau penikmat black comedy.
Lihat data film ini di IMDb.