3/5
Comedy
Drama
generation gap
Indie
mature relationship
Mother-and-Daughter
motherhood
Pop-Corn Movie
Road Trip
Romance
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
All Roads Lead to Rome
Di Indonesia kita mengenal
pepatah yang mengatakan bahwa ‘banyak jalan menuju Roma’. Kota Roma di Italia
memang sejak jaman kejayaan Kerajaan Romawi menjadi simbol suatu tujuan besar.
Italia sendiri menjadi salah satu negara paling romantis di Eropa, apalagi
dengan hikayat Romeo & Juliet yang konon berasal dari Kota Verona di
Italia. Ada banyak sekali produksi film romantis yang mengambil keindahan
kota-kota di Italia sebagai latar. Yang terbaru, film yang tergolong indie, All Roads Lead to Rome (ARLtR) yang
disutradarai oleh sutradara wanita asal Swedia, Ella Lemhagen, yang pernah
memenangkan beberapa penghargaan untuk film Tsatsiki,
morsan och polisen. Untuk menarik pasar internasional, Sarah Jessica Parker
didapuk menjadi pemeran utama, bersanding dengan mantan aktris cilik yang kini
menjadi bintang muda menjanjikan, Rosie Day, dan aktor Italia yang pernah kita
lihat di Under the Tuscan Sun, The Tourist, dan Alien vs Predator, Raoul Bova.
Maggie, mengajak putrinya yang
tengah bermasalah dengan hukum, Summer, berlibur ke Italia. Sebuah negara yang
menurut Maggie begitu santai dan menyenangkan, tempat ia sempat menghabiskan
masa mudanya. Summer tak begitu suka dengan ide ini karena ia sedang diburu
waktu untuk membantu kekasihnya yang tersangkut hukum karena kepemilikan
narkoba. Dengan Summer mengaku pemilik narkoba tersebut, sang kekasih bebas
dari jeratan hukum dan Summer sendiri tak akan ditindak karena masih di bawah
umur. Tak disangka (atau sebenarnya sengaja?), Maggie bertemu mantan kekasihnya
ketika tinggal di Italia dulu, Luca. Kini Luca sukses menjadi seniman tapi
masih tinggal dengan ibunya yang selalu berusaha kabur dari rumah, Carmen.
Merasa punya persamaan tujuan,
Summer dan Carmen sepakat untuk sama-sama melarikan diri ke Roma. Setelah
mengantarkan Carmen ke Roma, Summer bergegas ke bandara dengan mengendarai
mobil Luca. Maggie dan Luca pun mengejar mereka sebelum terjadi apa-apa. Siapa
sangka masing-masing perjalanan ini menemukan banyak hal baru bagi keempatnya.
Persahabatan, jati diri, hubungan yang sempat merenggang, dan tentu saja, cinta
lama.
Bagi Anda pecinta drama romantis
atau romantic comedy, tak akan kesulitan untuk menebak ke mana arah plot cerita
di atas. Memang tak ada yang benar-benar istimewa dari segala yang disuguhkan
ARLtR. Ceritanya pun mengalir begitu saja tanpa memberikan detail yang masuk
akal maupun jelas. Misalnya, tak ada kejelasan yang sebenar-benarnya motif
Maggie kembali mengunjungi Italia. I mean, why did she choose Italy? Hanya
sekedar for old time’s sake? Tak jelas juga proses perubahan pikiran ataupun
motivasi masuk akal Summer yang awalnya begitu getol yakin ingin menggantikan
posisi sang kekasih untuk menjalani hukum, tapi berubah begitu saja. What
happened on the screen was all you got. Esensi tentang kaum wanita yang sering
berasumsi tanpa mengkonfirmasi kebenarannya hingga menarik diri selama
bertahun-tahun, lagi-lagi menjadi highlight (masih ingat esensi yang tak jauh
berbeda dengan London Love Story?).
Ini seolah memperkuat pendapat tentang kecenderungan wanita yang demikian, tak
peduli berasal dari budaya mana.
Tak ada yang benar-benar istimewa
di departemen aktingnya. Sarah Jessica Parker memang didapuk menjadi daya tarik
utama dan cocok memerankan karakter tipikalnya. Untungnya chemistry yang ia
bangun bersama pemeran sang putri, Rosie Day, cukup terjalin dengan convincing.
Above all, yang paling menarik dan mencuri layar tentu saja superstar Italia,
Claudia Cardinale yang kini berusia 78 tahun, sebagai Carmen.
Sinematografi menjadi elemen yang
cukup penting untuk mengeksploitasi keindahan latar Italia-nya. Meski tak ada
yang benar-benar istimewa, tapi Gergely Pohárnok masih mampu menjalankan
fungsinya dengan baik. Pemilihan soundtrack khas Italia pun turut mendukung
nuansa film yang serba santai.
Kendati tidak punya sesuatu yang
istimewa, bahkan cenderung lemah di banyak detail cerita, ARLtR masih
menawarkan sebuah film drama komedi ringan yang cukup asyik dinikmati saat
santai. Elemen romansa yang manis, mother-daughter relationship, dan road trip,
cukup mampu menjadi kesatuan paket yang enjoyable dan seimbang, tanpa terkesan
tumpang tindih.
Lihat data film ini di IMDb.