4/5
Asia
Crime
Drama
Family
Hindi
Investigation
Law
Mother-and-Daughter
motherhood
Parenting
Pop-Corn Movie
Psychological
Revenge
Socio-cultural
The Jose Flash Review
Thriller
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Mom
Di tengah kemunculan
aktor-aktris berbakat generasi baru di sinema Hindi, nama Sridevi yang dikenal
sebagai aktris legendaris sejak kemunculan pertama kalinya di era 60-an masih
punya daya tarik yang kuat dan dihormati berbagai pihak. Tak hanya penonton dan
penggemar, tapi juga sineas dan aktor-aktris senior lainnya. Apalagi Sridevi
dikenal cukup pilih-pilih peran. Terakhir kita dibuat terpesona lewat penampilannya
di English Vinglish tahun 2012 silam.
Kali ini ia muncul di genre thriller yang masih tergolong jarang di sinema
Hindi, Mom. Di bawah arahan sutradara
Ravi Udyawar yang mana ini merupakan debut penyutradaraannya (sebelumnya
dikenal sebagai pelukis, illustrator, dan sutradara music video - TheHindu),
dan dari naskah penulis novel best-seller tahun 2012, Marathon Baba, Mom
menandai film Sridevi ke-300. Didukung pula oleh Nawazuddin Siddiqui, Akshaye
Khanna, bintang Pakistan, Sajal Ali dan Adnan Siddiqui, Abhimanyu Singh, dan
Vikas Verma.
Tak mudah menjadi seorang ibu
tiri dari seorang gadis remaja. Apalagi jika profesinya adalah salah satu guru
di sekolah dari sang putri. Itulah yang dialami oleh Devki Sabarwal. Posisinya
menggantikan ibu kandung Arya yang sudah meninggal dunia. Meski sudah berupaya
keras memikat hati Arya, dipanggil ‘mama’ olehnya pun belum pernah
didapatkannya. Hingga suatu ketika Arya mengalami kejadian naas yang membuatnya
nyaris tewas, Devki tergerak untuk tak tinggal diam. Apalagi pengadilan
memutuskan para pelakunya tak bersalah karena kurangnya bukti dan kondisi Arya
saat kejadian yang melemahkan kesaksiannya. Devki memutuskan untuk menyewa
detektif swasta nyentrik, Daya Shankar Kapoor alias DK untuk memata-matai para
tersangka dan diam-diam melakukan aksi balas dendam dengan mengandalkan
kecerdasannya sebagai seorang guru biologi. Tentu langkahnya tak bisa selalu
mulus karena detektif Matthew Francis yang menangani kasusnya sejak awal
mencurigai sepak terjang Devki.
Secara premise, Mom bisa jadi bak versi wanita dari
tema-tema family revenge yang sempat marak di Hollywood, seperti franchise Taken, John Wick, dan dari Bollywood sendiri, misalnya Wazir atau Kaabil. Tentu saja dengan kapasitas dan cara yang berbeda. Lantas
digabungkan dengan fakta sosial pemerkosaan dan penganiayaan wanita yang masih
menjadi isu utama di India dan style noir seperti Kahaani, Talaash, dan Raman Raghav 2.0., menjadikan Mom racikan
yang menarik untuk disimak. Karakter Devki yang diposisikan sebagai ibu tiri
pun punya keuntungan tersendiri untuk mencapai goal yang solid di konklusinya.
Ada pula elemen court-drama
yang meski dihadirkan bak rangkaian footage untuk menjaga pace dan menghemat
durasi, tapi mengalir secara intriguing bak Pink.
Namun daya tarik terbesarnya berada pada investigasi dan alur trik Devki dalam
membalas dendam yang bikin penasaran. Tak hanya naskah yang tersusun baik dalam
mengundang rasa penasaran penonton dan juga dialog-dialog quotable yang
powerful, tapi juga penyutradaraan Ravi Udyawar yang secara tepat menangani
tiap momen menjadi begitu captivating.
Naskah, penyutradaraan, dan
style noir Mom tak lengkap tanpa
penampilan memikat dari para aktornya. Beruntung, Mom menjadi etalase performa akting yang luar biasa, terutama bagi
Sridevi dan Nawazuddin Siddiqui. Lihat saja momen-momen emosional Sridevi yang
terasa begitu luar biasa. Memilukan di momen-momen dramatis, elegan di
momen-momen mengancam. Sampai-sampai kerap kali Ravi dan editor Monisha R.
Baldawa terlihat sayang untuk meng-cut adegan. Sementara Nawazuddin Siddiqui memberikan
roh yang eksentrik, powerful, sekaligus simpatik ke dalam karakter DK. Sedikit
mengingatkan saya akan karakter James ‘Whitey’ Bulger yang diperankan Johnny
Depp di Black Mass, tapi dengan
sedikit sense of humor. Ini merupakan salah satu performance terbaik Nawazuddin
so far.
Di lini pemeran pendukung,
Akshaye Khanna cukup kharismatik sebagai Detektif Matthew Francis meski porsi
yang terbatas membuatnya seolah ‘kalah’ dari Sridevi maupun Nawazuddin. Sajal
Ali sebagai Arya pun tampil memikat di momen-momen emosionalnya. Masih ditambah
jalinan chemistry bersama Sridevi yang begitu kuat. Adnan Siddiqui sebagai
Anand, Abhimanyu Singh sebagai Jagan, Pitobash sebagai Baburam, dan Vikas Verma
sebagai Charles Diwan, pun tampil fairly sesuai porsi peran masing-masing.
Teknis Mom ditangani dengan tak kalah mumpuni. Mulai sinematografi Anay
Goswamy yang menghadirkan shot dan pergerakan kamera tepat guna, terutama dalam
menghadirkan momen-momen thriller yang mendebarkan dan dramatis secara
sinematis. Editing Monisha R. Baldawa menggerakkan plot dengan pace yang pas,
terutama dalam menjaga keseimbangan drama dan thriller-nya sehingga tak sampai
terjerumus kelewat mendayu-dayu ataupun kurang ‘menggerakkan’ emosi penonton.
Musik dari A. R. Rahman cukup variatif. Mulai nomor-nomor musikal khas
Bollywood dengan lirik-lirik indah dan melodi menyentuh kalbu, hingga
sound-sound techno di part-part thriller yang semakin menambah suasana mencekam
terasa lebih noir dan ‘sakit jiwa’. Terakhir, sound mixing terdengar tertata dengan
sangat baik, terutama pembagian kanal surround yang sangat mendukung
pembangunan keseluruhan atmosfer.
Thriller bergaya noir dengan
naskah cerdas yang masih tergolong jarang di perfilman Hindi (bahkan mungkin
juga perfilman seluruh dunia), membuat Mom
sangat sayang untuk dilewatkan. Tak hanya layak dinobatkan sebagai salah satu
film Hindi terbaik tahun ini, tapi mungkin juga sampai beberapa tahun ke depan.
Sekali lagi terbukti Sridevi dan Nawazuddin Siddiqui tak pernah salah memilih
peran. Go experience it in theatrical cinema!
Lihat data film ini di IMDb.