3.5/5
Action
Blockbuster
Box Office
Comedy
Crime
Drama
Family
Hindi
Mafia
masala
Pop-Corn Movie
Romance
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Dilwale
Berasal dari nama bumbu khas
India, Masala, adalah genre film yang mencampur adukkan berbagai genre menjadi
satu sajian. Kebanyakan adalah action, komedi, dan drama romance. Tentu genre
Masala ini menjadi salah satu genre yang populer di sinema Hindi sampai
sekarang. Tahun 2015, sutradara
Rohit Shetty yang memang bisa dibilang pakar di genre Masala, kembali
bekerja sama dengan sang raja, Shah Rukh Khan setelah box office Chennai Express 2013 lalu. Tak
tanggung-tanggung, SRK dipasangkan lagi dengan Kajol untuk ketujuh kalinya
setelah film-film pencetak box
office legendaris macam Kuch Kuch
Hota Hai, Kabhi Khushi Kabhi Gham,
dan My Name is Khan. Pasangan ini
jelas menjadi daya tarik sendiri, apalagi dirilis di musim liburan Natal yang
termasuk salah satu momen terbesar untuk perfilman Hindi, selain liburan Idul
Fitri dan Diwali. Hasilnya ternyata tak main-main. Mengumpulkan 150 crore atau
sekitar US$ 22 juta di minggu pertama di seluruh dunia, bahkan masuk top ten
box office Amerika Serikat, tentu bukan prestasi yang main-main, meski harus
bersaing ketat dengan film Sanjay Leela Bhansali, Bajirao Mastani yang dirilis berdekatan dan juga meraih kesuksesan
box office internasional.
Dilwale membidik kisah cinta antara Veer dan Ishita. Mereka berdua
langsung jatuh cinta ketika pertemuan pertama yang tak terduga. Manisnya kisah
asmara mereka terganjal ketika kakak masing-masing teringat akan hubungan
asmara mereka 15 tahun yang lalu dan harus kandas gara-gara kebencian keluarga
mafia. Siasat pun disusun untuk kembali menghangatkan hubungan antara Raj,
kakak Veer, dan Meera, kakak Ishita. Tentu saja siasat ini bertujuan juga agar
hubungan Veer dan Ishita mendapatkan restu.
Oh well. Let’s not talk about how
easy people falling in love in Hindi movies. Let’s not also talk about how
cliché forbidden love theme was put in Hindi movies. Itu semua memang menjadi
formula paling klasik dari sinema Hindi, dengan berbagai modifikasi latar
belakang budaya. Dilwale memang tak
mengejar orisinalitas cerita untuk menarik perhatian. Like I always say, mau
seklise atau se-predictable apapun ceritanya, film Hindi selalu berhasil
membangkitkan emosi penontonnya. Begitu juga dengan Dilwale yang tetap berhasil membuat saya merasakan manis dan
indahnya asmara, kecewanya patah hati, sulitnya merasakan ego, dendam, dan
cinta di saat yang bersamaan, hangatnya kekeluargaan, dan menegangkannya
adegan-adegan aksi yang tergelar dalam satu pot Masala ala Rohit Shetty ini.
Selain plot cliché-nya, sayang
storytelling Dilwale tak sepenuhnya
berjalan mulus. Oke, penempatan flashback-flashback memang masih berjalan
seimbang dan pas seperti kebanyakan film Masala SRK, namun ada cukup banyak
adegan yang terkesan berlebihan dan tidak begitu penting, yang jujur agak
mengganggu laju plot utama. Yang paling terasa mengganggu adalah sub-plot
tentang King, bos mafia narkoba, yang memang di beberapa adegan kecil bisa
memperkuat hubungan antara keluarga Veer dan Ishita, namun lama-kelamaan
porsinya terasa terlalu besar sehingga mengganggu plot utama. Apalagi di adegan
klimaks yang jatuhnya malah mengulur-ulur cerita, di saat sebenarnya sudah bisa
ditutup dengan visualisasi swinging dance yang manis, indah, dan cerdas. Well,
namanya juga film yang mengejar sensasi highly entertaining. Masala Hindi pula.
Toh, mungkin kebanyakan fanbase SRK-Kajol atau Masala Bollywood tidak akan
keberatan dengan ganjalan ini. Karena memang harus diakui, Dilwale was highly entertaining, with pretty big heart (seperti makna judulnya) about romance
and family.
SRK dan Kajol sebenarnya masih
memerankan karakter-karakter tipikal seperti yang sudah-sudah. Namun tetap saja
keduanya berhasil mencuri hati penonton. Note khusus untuk Kajol yang masih
penuh pesona bak masih berusia 20-an di usianya yang sebenarnya sudah kepala
empat. Perubahan karakter di sini pun layak mendapatkan pujian tersendiri. Di
lini berikutnya, Varun Dhawan dan Kriti Sanon mungkin sulit untuk mengalahkan
SRK-Kajol, but they’re not bad at all. Varun masih sedikit di bawah
penampilannya di Student of the Year,
sementara Kriti berkat pesona fisik dan kharismanya yang cukup kuat, mampu
sedikit naik kelas dari performance-performance sebelumnya. Terakhir,
penampilan Boman Irani sebagai King selalu berhasil menarik perhatian.
Dilwale mulai proses produksi bulan Maret 2015 dan terakhir
diketahui wrap up bulan Oktobe 2015. Bahkan syuting salah satu music video baru
dilaksanakan bulan Desember. Sementara jadwal rilis internasionalnya 18
Desember 2015. Terkesan sangat terburu-buru dan ini sebenarnya cukup terasa
dari laju penceritaan. Untung saja editing yang serba dinamis masih mampu
menutupinya. Untung juga visual effect dan sound effect yang sangat mendukung
part action-nya dengan cukup baik, termasuk penggunaan fasilitas surround yang
cukup maksimal. Ini tentu saja berkaitan dengan budget yang tak main-main,
sekitar 100 crore atau US$ 15 juta. Sinematografi Dudley yang sudah jadi
langganan Shetty seperti di Singham, Bol Bachchan, dan Chennai Express, sekali lagi berhasil membidik keindahan setnya
dengan sangat maksimal. Mulai Goa, Mauritius, Cape Town, bahkan sampai Sofia,
Bulgaria. Juara pula untuk desain produksi terutama untuk adegan fast date
Raj-Meera dan pernikahan.
So, saya mengakui Dilwale bukanlah film Hindi favorit saya
tahun ini, bukan juga film Hindi yang termasuk bagus bagi saya. Tapi dengan
segala elemen favorit kebanyakan fans-nya, Dilwale
jelas suguhan yang sangat menghibur, dengan lagu-lagu yang begitu ear-catchy
seperti Janam Janam, Tukur Tukur, dan Manma Emotion Jaage. Maka tak perlu ekspektasi tinggi-tinggi ketika
menyaksikannya, cukup nikmati sajian demi sajian yang ia gelar sepanjang dua
setengah jam.
Lihat data film ini di IMDb.