3/5
Action
Adventure
Based on a True Event
Based on Book
Drama
Hindi
Pop-Corn Movie
Socio-cultural
The Jose Flash Review
Thriller
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Phantom
Belum reda euphoria Bajrangi Bhaijaan (BB) yang sampai
sekarang masih terus mengeruk keuntungan di bioskop India dan beberapa bioskop
internasional, Kabir Khan sudah melahirkan karya terbarunya yang juga
mengangkat tema pertikaian antara India-Pakistan. Bedanya, jika BB bergenre
drama komedi yang menyentuh, maka Phantom
adalah sebuah action espionage. Diangkat dari buku Mumbai Avengers karya S. Hussein Zaidi, yang pada akhirnya tidak
pernah dirilis. Zaidi sendiri adalah jurnalis investigasi India yang juga berkontribusi
pada penulisan naskahnya, Phantom
mengklaim sebagai film dengan cerita yang penonton harapkan adalah kisah nyata.
Tentu saja yang dimaksud adalah tertangkapnya para pelaku pemboman di Taj,
Mumbai, 26 November 2008 lalu, yang kenyataannya sampai sekarang belum berhasil
diadili.
Kasus pembomban di Mumbai
memanaskan hubungan antara India-Pakistan. RAW (Research & Analysis Wing),
agensi intelijen asing India, sangat berhati-hati dalam menangkap pelaku
pemboman yang diduga kelompok militan asal Pakistan. Didesak oleh berbagai
kepentingan, Roy, sang pemimpin akhirnya memutuskan mengambil langkah nekad dan
sangat rahasia: merekrut seseorang yang tak dikenal untuk menjalani misi
menghabisi para pelaku pemboman. Dipilihlah Daniyal, mantan tentara yang dinon-aktifkan
secara tidak hormat dan kini hidup dalam persembunyiannya. Dengan identitas
baru dan dibantu agen wanita yang mengenali wajah para pelaku, Nawaz Mistry,
Daniyal menjalankan misinya satu per satu, mulai Inggris, Chicago, hingga
Syria.
Premise seperti ini sebenarnya
sudah cukup generik, terutama bagi penonton yang familiar dengan tema
espionage. Maka sebenarnya tak ada yang istimewa dengan petualangan ala Mission: Impossible ini. Yang lantas
menjadi menarik adalah bagaimana memvisualisasikannya menjadi sebuah sajian
tontonan yang mendebarkan dan menghibur. Phantom
adalah action thriller yang cukup bikin deg-degan di banyak adegan, meski
secara konstan hanya memanfaatkan formula ‘last-minute thriller’ sebagai
pemompa adrenaline-nya. Masih tergolong berhasil dalam memompa adrenaline,
meski harus sedikit mengorbankan logika-logika minor, yang mungkin bagi
penonton awam yang sudah terbuai dalam alur ceritanya, tidak akan menyadarinya.
Sayangnya, yang turut menjadi ‘korban’ adalah penokohan karakter-karakternya,
termasuk Daniyal dan Nawaz sendiri yang berperan sebagai karakter utama.
Padahal dengan sedikit tema sosial, Phantom
seharusnya punya potensi menarik simpati penonton, setidaknya terhadap
karakter-karakter utamanya. Tak heran jika ia akhirnya harus mengambil langkah
yang ekstrim terhadap karakter Daniyal demi memancing emosi dan simpati dari
penonton.
Dengan durasi yang tergolong
singkat dibandingkan film-film Hindi biasanya, Phantom sama sekali tidak menyisakan ruang untuk song dan dance.
Lagu-lagu yang digubah oleh Pritam hanya dijadikan background music yang
mengiringi adegan. Itupun sama sekali tidak begitu memorable, apalagi jika Anda
termasuk yang sudah fokus dengan adegan-adegan mendebarkannya.
Sebagai lead action hero, Saif
Ali Khan terbukti mampu menarik perhatian dan melakoninya dengan baik serta
berkharisma. Sementara Katrina Kaif yang sudah tak perlu dipertanyakan lagi
pesonanya, terutama dari segi fisik, juga mampu mengimbangi performa Saif Ali.
Tak terlalu istimewa, namun setidaknya ia memainkan peran yang tak sekedar
pemanis, dan tetap mampu mencuri layar tiap kemunculannya dengan pesona yang
begitu kuat.
Secara keseluruhan, Phantom mungkin tidak akan jadi film
aksi spionase yang terlalu mengesankan atau yang bakalan Anda ingat untuk
jangka waktu yang lama, namun ia setidaknya sudah cukup berhasil menjadi
hiburan yang mendebarkan sepanjang 135 menit.
Lihat data film ini di IMDb.