4.5/5
Adventure
Blockbuster
Box Office
Comedy
Drama
Family
Hindi
Humanity
Musical
Pop-Corn Movie
Romance
The Jose Flash Review
Traveling
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Bajrangi Bhaijaan
Beberapa filmografi terakhir
Salman Khan berhasil menciptakan image action hero bagi dirinya. Apalagi
film-filmnya rajin dirilis dalam rangka Idul Fitri. Kalau Lebaran tahun lalu
kita disuguhi aksinya di Kick, maka
Lebaran tahun ini Salman lagi-lagi menghiasi layar, bukan dengan film aksi,
namun justru drama komedi yang melibatkan anak-anak, Bajrangi Bhaijaan (BB). Kabir Khan duduk di bangku sutradara, yang
mana menandai kedua kalinya mengarahkan Salman setelah sebelumnya sukses dengan
film aksi fenomenal, Ekh Tha Tiger.
BB berkisah seputar Pawan Kumar
Chaturvedi atau yang akrab dipanggil Bajrangi Bhaijaan, pemuda lugu yang selalu
berusaha jujur dan berbuat baik kepada siapa saja. Dia tidak keterbelakangan
mental seperti yang sering digambarkan sinema Hindi (misalnya Koi Mil Gaya dan Barfi!), hanya saja dia memang tidak cakap dalam banyak hal,
terutama akademis dan olahraga. Kalau ada pepatah yang mengatakan bahwa the
foolish is the most obedient one, begitulah Pawan yang sangat patuh, tak hanya
kepada Dewa Hanoman, tapi juga mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hubungannya dengan seorang wanita cantik bernama Rasika diuji ketika Pawan
dibuntuti seorang gadis kecil bisu yang terpisah dari keluarganya. Maka
dimulailah petualangan Pawan membawa pulang gadis yang diberi nama Munni ini ke
orang tuanya. Plot ini sebenarnya tidak ada yang benar-benar baru. Malahan
seperti gabungan dari berbagai plot tipikal film Hindi. Tapi seperti biasa,
film Hindi mampu mengundang simpati dan emosi penonton secarama maksimal.
Jangan salah, BB bukanlah tipe
film Hindi yang menguras air mata penonton karena peristiwa-peristiwa malang
yang menimpa karakter-karakternya. Tidak ada pula anak-anak penyakitan yang
menunggu kematian untuk memancing air mata. Narasi BB disusun oleh kejadian-kejadian
sederhana sehari-hari dengan bumbu komedi ringan dan manis. Namun ketika sampai
pada titik puncaknya… Oh yes, there will be tears, tapi lebih karena merasakan
betapa feel good perasaan yang dibawa olehnya. Latar belakang pertikaian antara
India-Pakistan menjadi latar yang sempurna untuk menghantarkan drama
humanity-nya. Pun juga perbedaan reliji (Hindu dan Muslim) disampaikan dengan
cara yang begitu halus, tak memihak salah satu, bahkan komedi tanpa embel-embel
ofensif. Sounds cheesy and dreamy, but somehow has made me believe in humanity
over hatred again and that the world is still beautiful.
Memerankan karakter yang berbeda
dari tipikalnya, Salman ternyata mampu tampil memukau dan mencuri simpati
penonton. Karakter Pawan menjadi begitu loveable di tangannya. Kareena Kapoor
tetap saja mempesona meski screen presence-nya tak begitu banyak. Nawarzuddin
Siddiqui sebagai Chand Nawab juga dengan mudah mencuri hati penonton berkat
karakternya yang awalnya agak komikal namun berubah menjadi mudah menarik
simpati penonton berkat aksinya. Terakhir, tentu saja pendatang baru cilik,
Harshaali Malhotra yang jadi scene stealer paling kuat. Melihatnya tersenyum
saja sudah bisa membuat penonton mencintai karakternya.
Sinematografi berhasil merekam
berbagai set indah, mulai Kurukshetra yang meriah dengan warna-warni cerah, pegunungan
di desa Sultanpur, sampai Karachi yang terasa tandus. Kamera juga berhasil
meng-capture emosi dari tiap momen tanpa dramatisasi yang terasa berlebihan.
Slow-mo masih ada di berbagai adegan, bahkan di adegan-adegan yang terasa tidak
butuh di-slowmo, namun secara keseluruhan tak sampai mengganggu pace cerita.
Tak ada yang istimewa dengan tata suara, selain cukup menghidupkan berbagai
adegan sebagaimana mestinya, terdengar megah di adegan tarian dan begitu menggetarkan
hati ketika adegan klimaks. Lagu-lagu yang menghiasi sepanjang durasi 2 ½ jamnya
memang tak banyak, namun cukup memorable dan menyatu dengan film. My favorite, Selfie Le Le Re dan The Chicken Song.
BB memang punya cerita yang
cheesy dan dreamy, tapi working at its best. Toh sesekali kita perlu sajian
manis untuk mengingatkan kita kalau kemanusiaan itu masih ada dan dunia masih
indah. Feels good, doesn’t it?
Lihat data film ini di IMDb.