Code 8
Aksi Firestorm,
Green Arrow, dan Han
di 'Fast & Furious'
Rasa 'X-Men'

Indiegogo adalah situs kampanye penggalangan dana untuk proyek apapun, termasuk pembuatan film.
Salah satu kisah suksesnya adalah Jeff Chan yang berhasil mengumpulkan US$ 2.5 juta dari total 30.810 donatur dari target yang 'hanya' US$ 200.000. Kampanye dilanjutkan hingga 31 Desember 2019 dengan total US$ 3.4 juta yang digunakan untuk memproduksi format video rumahan dan pengiriman berbagai merchandise untuk para donatur.

Berbekal film pendek berjudul sama berdurasi 10 menit yang diproduksi tahun 2016, Jeff Chan memanfaatkan Indiegogo untuk mewujudkan film panjang pertamanya yang dibintangi Robbie Amell (Ronnie Raymond alias Firestorm/Deathstorm dari serial The Flash), sepupunya, Stephen Amell (Oliver Queen dari serial Arrow), dan Sung Kang (Han dari waralaba The Fast and the Furious).



Sambutan yang hangat dari donatur dan saat diputar di Berlin International Film Festival membuahkan akuisisi dari XYZ untuk peredaran internasional, bisa tayang di bioskop Amerika Serikat pada 13 Desember 2019 dan sempat masuk 10 besar film yang paling banyak diakses di Netflix Amerika Serikat sejak diluncurkan 11 April 2020. Sementara kita yang di Indonesia bisa menontonnya secara eksklusif lewat KlikFilm.


Diceritakan dunia di masa depan tak hanya dihuni oleh manusia biasa tapi juga manusia-manusia dengan kemampuan khusus (semacam mutan). Awalnya manusia-manusia berkemampuan khusus ini dimanfaatkan untuk pembangunan tapi eksistensinya kian terancam ketika ada agenda untuk menggantikan tenaga mereka dengan mesin dan menangkap kaum mereka dengan dalih dianggap berbahaya bagi masyarakat.

Adalah Connor Reed yang punya kemampuan elektrokinetik kelas dua diwanti-wanti oleh sang ibu untuk tidak menggunakan kelebihannya di depan umum agar aman dari penangkapan oleh pemerintah Kota Lincoln. Sang ibu yang punya kemampuan cryokinetic tak ingin nasib putra semata wayangnya sama seperti suaminya yang tewas saat Connor masih kecil. 
Ketidak-adilan dalam mendapatkan pekerjaan ditambah kondisi sang ibu yang harus segera menjalani kemoterapi karena kanker otak yang dideritanya semakin parah, membuat Connor nekad mengambil pekerjaan dari Garrett, anak buah gembong kriminal Marcus Sutcliffe untuk membantu sebuah perampokan bahan kimia dengan memanfaatkan kemampuan elektrokinetiknya.


Semakin lama Connor semakin tenggelam dalam gembong kejahatan Sutcliffe hingga menjadi buruan duo polisi Park dan Davis. Connor berada di persimpangan antara pekerjaan haram demi keselamatan sang ibu atau bekerja sama dengan polisi untuk meringkus geng Sutcliffe.

Secara garis besar Code 8 memang sekedar menawarkan aksi perampokan a la Fast and Furious dengan kemasan fantasi a la X-Men. Bahkan motivasi dan pilihan moralnya pun dibuat sangat klise.
Namun rupanya dengan budget relatif rendah, Jeff Chan mampu menggarap sebuah film aksi futuristik yang lebih dari sekedar layak. 
Tak mau sok complicated atau pun over-convoluted, pengembangan plot pun berjalan apa adanya, mengalir lancar, dan diwarnai adegan-adegan aksi yang juga tergolong oke di kelasnya.
Cukup seru, mendebarkan, dan bikin cemas.
Tampilan efek visual pun termasuk sangat layak, tak ada yang terlihat 'murahan' atau pun fake.

Memang betul ada banyak potensi sub-plot yang masih bisa menarik untuk digali, seperti dilema moral Connor, hubungan antara Connor dan Garrett, hubungan antara Connor dengan Park dan Davis, juga Connor dan Nia, seorang healer misalnya. Namun apa yang tersaji sepanjang durasi 98 menit sudah lebih dari cukup untuk memperkenalkan semesta dan karakter-karakternya dengan storytelling yang nyaman sekaligus menghibur.
Selebihnya tentu masih bisa terus dikembangkan menjadi sebuah waralaba baru yang menjanjikan dengan penggarapan yang kian mumpuni, bukan?


Mengisi peran utama, Robbie Amell makin mampu meyakinkan punya aura sebagai lead yang cukup. Ia bisa menjadi Scott Eastwood, Paul Walker, atau bahkan Tom Cruise berikutnya. Sung Kang masih belum beranjak jauh dari image Han, sementara Stephen Amell butuh porsi lebih agar bisa lebih memikat penonton. Sementara penampilan Laysla De Oliveira sebagai Maddy dan Kyla Kane sebagai Nia mampu mencuri perhatian lebih dari porsi yang dipercayakan kepada mereka.

Saat ini konon Jeff Chan, penulis naskah Chris Pare, aktor Robbie dan Stephen Amell, sedang mempersiapkan sebuah serial spin-off untuk platform Quibi (yang didirikan oleh Jeffrey Katzenberg, salah satu dari tiga pendiri DreamWorks Pictures selain Steven Spielberg dan David Geffen, dengan investor meliputi Disney, NBC Universal, Sony, Viacom, dan WarnerMedia).
Semoga saja masa depan waralaba Code 8 dan semestanya bisa terus dikembangkan dan tim kreator di belakangnya terus meng-improve skill
Jika itu terjadi, X-Men harus siap-siap menghadapi satu lagi kontender yang kuat.



Code 8 bisa ditonton lewat KlikFilm.
Lihat data film ini di IMDb.
Diberdayakan oleh Blogger.