The Jose Flash Review
The Promise
[เพื่อนที่ระลึก]

Krisis finansial Tom Yum Kung yang melanda Thailand pada tahun 1997 lalu meninggalkan landmark yang masyhur hingga saat ini, Sathorn Unique Tower, bahkan hingga di luar Thailand. Menjadikan gedung setinggi 49 lantai yang terbengkalai ini kerap menjadi objek wisata, khususnya ‘wisata uji nyali’. Konon kabarnya, gedung tersebut sengaja dibiarkan terbengkalai sebagai monumen kegagalan ekonomi Thailand kala itu. Seperti gedung terbengkalai lainnya, Sathorn Unique Tower juga diwarnai cerita-cerita angker. Apalagi setelah akhir 2014 lalu seorang pria berwarga negara Swedia ditemukan tewas tergantung di lantai 43. 

Beberapa produser film sempat tertarik untuk mengambil gambar di gedung tersebut, bahkan produksi Hollywood, Superman, tapi tidak pernah ada yang diberi ijin oleh sang pemilik properti karena khawatir akan menjadi atraksi yang lebih besar lagi di kemudian hari. GDH 559 yang merupakan PH terdepan di Thailand mencoba mendobrak tabu lewat film horor terbarunya, The Promise. Disutradarai Sophon Sakdaphisit yang populer lewat Coming Soon, Laddaland, dan The Swimmers, The Promise menggandeng aktris TV, model, sekaligus penyanyi, Namthip Jongrachatawiboon dan aktris remaja pendatang baru, Apichaya Thongkham.
Tahun 1997, dua orang sahabat, Ib dan Boum, memutuskan untuk sama-sama mengakhiri hidup di sebuah gedung yang belum jadi dimana ayah mereka berdua turut ambil bagian dalam proyek. Penyebabnya adalah krisis finansial Thailand yang mengubah kehidupan keluarga mereka seratus delapan puluh derajat. Setelah Ib tewas bunuh diri, Boum ketakutan dan kabur meninggalkan mayat Ib sendirian. Dua puluh tahun kemudian, Boum menjadi developer properti yang berniat membeli gedung terbengkalai tersebut untuk dilanjutkan pembangunannya. Di saat yang sama ia mulai dihantui kejadian-kejadian aneh yang merujuk pada janjinya bersama Ib dulu. Ia percaya Ib menagih janji dan mengancam nyawa putrinya, Bell.
Harus diakui, kisah background fiktif yang dijadikan setup tergolong menarik dan menjanjikan sebagaimana judulnya. Begitu juga konsepnya yang mencoba menggabungkan horor dengan drama persahabatan dan (ternyata) drama mother-daughter. Berpotensi besar menjadi paduan formula yang solid dan mengena. Hingga pertengahan film, The Promise pun masih cukup mampu mengalirkan plotnya secara lancar dan dengan bumbu-bumbu jumpscare yang termasuk berhasil pula. Sayang menjelang konklusi, ia seolah kehilangan arah untuk menyelesaikan segalanya secara solid. Ia memilih untuk menyelesaikan tiap elemennya satu per satu. Alhasil babak ketiga terasa kelewat bertele-tele dan terbawa arus melodrama yang menyurutkan hampir keseluruhan bangunan horor yang telah dibangun dengan baik sejak awal.
Isu bunuh diri dan esensi janji yang sempat dimasukkan dalam satu adegan penting antara Boum dan Bell pun pada akhirnya harus menjadi sekedar salah satu setup saja, tanpa terimplementasikan pada konklusinya. Satu lagi potensi kesolidan yang harus terlewatkan demi mengejar emosi melodramatis di ending yang mungkin masih mampu ‘menyentuh’ beberapa penonton. Tapi bagi saya pribadi, belum cukup kuat untuk ‘menggerakkan’ saya.
Memegang beban peran utama dengan porsi terbanyak, Numthip Jongrachatawiboon tampil cukup  memikat sebagai Boum. Selain faktor fisik yang memang mempesona di usia 30 tahunan, range emosi yang dibutuhkan pun mampu dibawakan dengan cukup natural dan meyakinkan. Begitu juga chemistry yang dibangunnya bersama Apichaya Thongkham sebagai Bell. 
Secara teknis, The Promise tergolong sekedar layak. Mulai sinematografi Niramon Ross yang cukup efektif dalam bercerita maupun menghadirkan momen-momen horor. Begitu juga editing Pongsakorn Chanchalermchai, Thammarat Sumethsupachok, dan Tanasak Yanjan yang setidaknya masih berhasil membuat paruh pertama film mengalir lancar dan dalam upaya menghadirkan gelaran jumpscare-nya. Musik Vichaya Vatanasapt pun sekedar mengiringi adegan-adegannya horor dan dramatis, tanpa ada yang benar-benar terdengar signatural. Namun setidaknya masih ada sebuah lagu berlirik relevan yang menambah daya ngeri.

Sebagai sajian horor yang coba digabungkan dengan melodrama persahabatan dan mother-daughter, The Promise sejatinya cukup menjanjikan. Apalagi value tentang isu bunuh diri dan pembuatan janji yang relevan di belahan dunia manapaun. Namun kesemuanya masih belum mampu diolah menjadi satu kesatuan yang solid. Kendati demikian jika Anda hanya mengharapkan hiburan berupa horor ringan dengan beberapa value menarik, The Promise masih bisa dijadikan pilihan. Yang penting Anda sudah tahu sejauh mana mesti berekspektasi, bukan? 
Lihat data film ini di IMDb.

Diberdayakan oleh Blogger.