3/5
Based on Book
Drama
Hollywood
Indie
Investigation
Mystery
The Jose Flash Review
Thriller
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Dark Places
Pernah dengar nama Gillian Flynn?
Meski secara internasional, namanya baru dikenal luas ketika salah satu novel
thriller investigasi yang diangkat ke layar lebar, Gone Girl tahun 2014 lalu, Flynn yang punya background jurnalis sebenarnya sudah menulis 3 novel
investigasi sejak tahun 2006, yaitu Sharp
Objects (2006) dan Dark Places (2009).
Mungkin faktor kesuksesan Gone Girl,
baik secara komersial maupun di berbagai ajang penghargaan, membuat novel-novel
Flynn sebelumnya ikut dilirik untuk diangkat ke layar lebar. Gilles
Paquet-Brenner (Walled In dan Sarah’s Key) adalah yang berhasil
mendapatkan hak mengadaptasi Dark Places
(DP) ke layar lebar. Meski dengan skala produksi yang jauh lebih kecil
ketimbang Gone Girl yang digarap oleh
sutradara sekaliber David Fincher, Brenner berhasil menggandeng aktor-aktris
sekaliber Charlize Theron, Nicholas Hoult, dan Chloë Grace Moretz.
Sejak awal film kita
diperkenalkan dengan protagonis, Libby Day, seorang wanita yang menjelang usia
30 tahun namun tidak menjadi atau bekerja sebagai apa-apa karena selama ini mendapatkan
sokongan dana dari sumbangan orang-orang yang bersimpati kepadanya. Seluruh
keluarganya dibantai pada suatu malam; sang ibu dan kedua saudarinya. Karena
kesaksian Libby, pengadilan mendakwa saudara laki-lakinya, Ben Day, sebagai
tersangka. Libby yang hampir kehabisan uang akhirnya menerima tawaran dari
seorang pria bernama Lyle Wirth. Tugasnya hanya menceritakan kembali kejadian
naas malam itu di depan semua anggota klub bernama The Kill Club. Tak hanya
membuka trauma lama, Libby terpaksa harus merubuhkan keyakinannya bahwa Ben
adalah pelaku semuanya, sekaligus melakukan penyelidikan sendiri untuk
menemukan kebenaran di balik kasus pembunuhan yang sudah lama ditutup ini.
Bagi penggemar cerita
investigasi, DP punya premise yang sangat menarik. Mungkin beberapa bisa dengan
mudan menebak, namun Brenner sudah berupaya cukup keras untuk menjaga misterinya
hingga klimaks. Meski berjalan cukup lambat dalam menyampaikan
kepingan-kepingan informasinya, namun kesemuanya ditata dengan cukup efektif
dan tetap mengundang rasa penasaran penonton. Hingga akhirnya investigasi yang
menarik untuk diikuti ini diruntuhkan begitu saja dengan sebuah revealing yang
sama sekali tidak berasal dari informasi-informasi sebelumnya. It’s like you’re
facing a twisting truth that has no connection with any leads you’ve collected
before. Sebuah twisting yang masih menarik sebenarnya, namun cara
penyampaiannya membuat penonton merasa dikhianati oleh investigasi dari sudut
pandang Libby yang menjadi referensi penonton selama sekitar 100 menit. Untung
saja sebuah konklusi psikologis karakter Libby Day sebagai dampak dari
terselesaikannya kasus ini tergolong cukup memuaskan.
Bukan penampilan terbaiknya,
namun Charlize Theron di sini sekali lagi membuktikan kualitasnya sebagai
aktris yang punya kelas tersendiri. Nicholas Hoult tidak begitu istimewa dengan
porsinya yang tergolong sangat sedikit. Sementara aktor-aktris yang memerankan
karakter masa lalu, seperti Christina Hendricks sebagai sang ibu, Patty Day,
Tye Sheridan sebagai Ben Day muda, dan Chloë Grace Moretz sebagai Diondra muda,
justru menunjukkan performa yang lebih berhasil merengkuh emosi serta simpati
penonton.
Tidak ada yang terlalu istimewa
dengan teknis DP. Mulai sinematografi, editing, tata suara, dan scoring
tergolong biasa saja. Setidaknya cukup untuk menghantarkan ceritanya yang gelap
namun tidak terlampau depresif, sehingga masih cukup bisa dinikmati di balik
pace-nya yang lambat.
Overall, DP jelas tidak boleh
dilewatkan oleh pecinta cerita investigasi. Tak akan menjadi film yang terlalu istimewa, remarkable,
atau mungkin juga tak akan memuaskan, namun cukup layak untuk menjadi
salah satu referensi film investigasi yang menarik.
Lihat data film ini di IMDb.