The Jose Flash Review
Wild Card


Tak terbantahkan, Jason Statham adalah action hero era 2000-an, setidaknya bagi penonton Indonesia. Meski kiprahnya di Hollywood sebenarnya termasuk biasa-biasa saja, jauh dari, katakanlah Dwayne Johnson atan Vin Diesel. Namun trend seperti ini bukan hanya terjadi sekarang. Sebelumnya action hero nomer 1 di Indonesia juga seringkali biasa saja di Hollywood (malah kebanyakan film-filmnya langsung dirilis dalam format home video). Contoh yang paling jelas Steven Seagal, Chuck Norris, Dolph Lundgren, dan bahkan Jean-Claude Van Damme. Namun harus saya akui juga, sebenarnya Jason Statham punya kemampuan akting di atas aktor-aktor action yang saya sebutkan sebelumnya. Tak heran jika banyak filmnya yang sebenarnya tidak hanya mengumbar adegan aksi, tapi juga punya skrip dan akting yang cukup prima. In this case, saya menyukai Hummingbird dan The Mechanic. Sayangnya, Wild Card (WC) bukanlah termasuk film Statham yang punya skrip bagus maupun yang hanya mengumbar adegan aksi namun spektakuler.

Merupakan remake dari film Heat (1986) yang dibintangi aktor legendaris Burt Reynolds, WC sebenarnya punya konsep yang cukup menarik. Cerita berkembang melalui perkembangan karakter utama, Nick Wild, seorang bodyguard yang dekat dengan dunia kriminalitas dan bawah tanah lainnya di Las Vegas. Satu per satu sub plot ditampilkan untuk memberikan gambaran seperti apa sosok seorang Nick Wild. Kesemua sub plot lantas ditujukan pada satu konklusi di akhir yang menentukan bagaimana nasib Nick selanjutnya. Sayangnya masing-masing sub plot ini terasa seperti berdiri sendiri-sendiri. WC gagal mengikat kesemuanya menjadi satu kesatuan yang solid dan terasa saling terkait. Tak heran jika beberapa penonton menganggap cerita WC tidak jelas. Inilah yang menjadi penyebab utama WC gagal dalam menyampaikan konsep ceritanya, sekaligus gagal membuat penonton bersimpati terhadap karakter Nick Wild.

Kegagalan diperparah porsi adegan aksi yang sangat-sangat minim. Padahal harus diakui inilah yang menjadi ekspektasi utama penonton dari film-film Statham. Saya menghitung hanya ada 2 adegan aksi sadis yang menampilkan keahlian Statham dengan tangan kosong maupun benda-benda tak terpikirkan di sekitarnya sebagai senjata, yang harus saya akui, cukup seru, meskipun juga tidak terasa begitu spektakuler.

Dukungan aktor-aktris ternama, seperti Michael Angarano, Anne Heche, Milo Ventimiglia, Sofia Vergara, bahkan Stanley Tucci pun terasa mubazir. Tak lebih dari sekedar etalase untuk menarik lebih banyak penonton, tapi akhirnya tidak menolong apa-apa.

Aspek yang membuat saya masih menikmati WC adalah sinematografi cantik dari Shelly Johnson, dan pilihan-pilihan soundtrack yang “sangat Vegas” serta diletakkan di adegan-adegan kontras, seperti adegan aksi, sehingga menghasilkan perpaduan yang terasa gokil.

Lihat data film ini di IMDb
Diberdayakan oleh Blogger.