3/5
Drama
Erotic
Hollywood
Pop-Corn Movie
Romance
Sex
The Jose Flash Review
Thriller
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Boy Next Door
Jika di
Indonesia sempat trend film bergenre erotic horror, di Hollywood sempat pula
booming erotic thriller di era 80-90’an. Tapi jangan salah, meski premisenya
tergolong formulaic, nyatanya banyak yang digarap serius dan sampai sekarang
adegan-adegannya tetap menjadi iconic. Sebut saja yang paling populer Basic Instinct, Fatal Attraction, dan Disclosure.
Premise-nya rata-rata seragam: affair yang berujung petaka. Namun tak sedikit
juga yang langsung dirilis dalam format home video, seiring dengan menurunnya
popularitas genre ini yang semakin jenuh. Maka ketika Rob Cohen, sutradara yang
gemar mencoba menangani berbagai genre, mulai The Fast and the Furious, xXx,
hingga Dragonheart, kali ini
menangani sebuah erotic thriller dengan bintang sex symbol MILF terkini,
Jennifer Lopez, siapa yang tidak tergoda? Apalagi disandingkan dengan aktor
muda yang tak kalah seksi, Ryan Guzman yang sempat kita lihat di Step Up Revolution dan Step Up All In.
Masih
menggunakan premise lama, affair yang berujung petaka, The Boy Next Door (TBND) punya alur cerita yang sangat formulaic
dengan pendahulu-pendahulunya. Cheesy, predictable sesuai formula-formula
dasarnya, dan tidak punya kedalaman karakter maupun cerita tersendiri. What you
see on the screen is everything it is. Sebenarnya hal ini tidak menjadi masalah
jika apa yang ditampilkan sesuai dengan ekspektasi penonton dari film sejenis.
Sayangnya sebagai sebuah erotic thriller, ia termasuk dalam ketagori tanggung.
Terutama sekali dalam hal “erotic” yang harus diakui menjadi komoditas
utamanya. Terhitung sepanjang durasi hanya ada 1 adegan bercumbu dari J-Lo dan
Ryan Guzman (itupun di versi yang dirilis di Indonesia dibabat habis).
Penyebabnya adalah karakter Claire yang diperankan J-Lo, dibuat terlalu cepat
menyadari kesalahannya dan menghindari Noah (Ryan Guzman), sebelum cukup puas
menikmati affair-nya dengan tetangga brondong baru ini.
Selanjutnya,
porsi cerita TBND didominasi adegan kucing-kucingan yang sebenarnya menjadi
thriller yang cukup bikin gregetan dan penasaran, meski kebanyakan penonton
sebenarnya sudah hafal ke mana alur cerita akan bermuara. Sebagai bonusnya,
beruntung TBND menawarkan sedikit gore yang levelnya sedikit tak terduga di
penghujung film.
Penampilan J-Lo
seperti di film-film sebelumnya, tergolong mediocre dan bermain aman. Tapi ini
bukan sepenuhnya kesalahan dirinya karena memang tuntutan skenario yang tidak
memerlukan dirinya tampil lebih. Setidaknya J-Lo sangat pas memerankan
karakternya. Begitu juga dengan Ryan Guzman yang selangkah lebih maju dari tipikal
peran-peran yang pernah ia ambil sebelumnya. Di deretan pemeran pendukung,
Kristin Chenoweth yang memerankan karakter Vicky, tampil paling menarik
perhatian. Sayang porsi yang diberikan tergolong kurang untuk membuat
karakternya terasa lebih kuat lagi.
Dengan segala
aspek yang serba tanggung, sebenarnya TBND punya potensi lebih. Sayangnya harus
menjadi just another erotic thriller yang sekedar menghibur sesaat, tanpa
memberikan kesan yang bisa bertahan lama bagi penontonnya. But as it is, TBND
is actually pretty entertaining.
Lihat data film ini di IMDb.