The Jose Flash Review
The Boy Next Door

Jika di Indonesia sempat trend film bergenre erotic horror, di Hollywood sempat pula booming erotic thriller di era 80-90’an. Tapi jangan salah, meski premisenya tergolong formulaic, nyatanya banyak yang digarap serius dan sampai sekarang adegan-adegannya tetap menjadi iconic. Sebut saja yang paling populer Basic Instinct, Fatal Attraction, dan Disclosure. Premise-nya rata-rata seragam: affair yang berujung petaka. Namun tak sedikit juga yang langsung dirilis dalam format home video, seiring dengan menurunnya popularitas genre ini yang semakin jenuh. Maka ketika Rob Cohen, sutradara yang gemar mencoba menangani berbagai genre, mulai The Fast and the Furious, xXx, hingga Dragonheart, kali ini menangani sebuah erotic thriller dengan bintang sex symbol MILF terkini, Jennifer Lopez, siapa yang tidak tergoda? Apalagi disandingkan dengan aktor muda yang tak kalah seksi, Ryan Guzman yang sempat kita lihat di Step Up Revolution dan Step Up All In.

Masih menggunakan premise lama, affair yang berujung petaka, The Boy Next Door (TBND) punya alur cerita yang sangat formulaic dengan pendahulu-pendahulunya. Cheesy, predictable sesuai formula-formula dasarnya, dan tidak punya kedalaman karakter maupun cerita tersendiri. What you see on the screen is everything it is. Sebenarnya hal ini tidak menjadi masalah jika apa yang ditampilkan sesuai dengan ekspektasi penonton dari film sejenis. Sayangnya sebagai sebuah erotic thriller, ia termasuk dalam ketagori tanggung. Terutama sekali dalam hal “erotic” yang harus diakui menjadi komoditas utamanya. Terhitung sepanjang durasi hanya ada 1 adegan bercumbu dari J-Lo dan Ryan Guzman (itupun di versi yang dirilis di Indonesia dibabat habis). Penyebabnya adalah karakter Claire yang diperankan J-Lo, dibuat terlalu cepat menyadari kesalahannya dan menghindari Noah (Ryan Guzman), sebelum cukup puas menikmati affair-nya dengan tetangga brondong baru ini.

Selanjutnya, porsi cerita TBND didominasi adegan kucing-kucingan yang sebenarnya menjadi thriller yang cukup bikin gregetan dan penasaran, meski kebanyakan penonton sebenarnya sudah hafal ke mana alur cerita akan bermuara. Sebagai bonusnya, beruntung TBND menawarkan sedikit gore yang levelnya sedikit tak terduga di penghujung film.

Penampilan J-Lo seperti di film-film sebelumnya, tergolong mediocre dan bermain aman. Tapi ini bukan sepenuhnya kesalahan dirinya karena memang tuntutan skenario yang tidak memerlukan dirinya tampil lebih. Setidaknya J-Lo sangat pas memerankan karakternya. Begitu juga dengan Ryan Guzman yang selangkah lebih maju dari tipikal peran-peran yang pernah ia ambil sebelumnya. Di deretan pemeran pendukung, Kristin Chenoweth yang memerankan karakter Vicky, tampil paling menarik perhatian. Sayang porsi yang diberikan tergolong kurang untuk membuat karakternya terasa lebih kuat lagi.

Dengan segala aspek yang serba tanggung, sebenarnya TBND punya potensi lebih. Sayangnya harus menjadi just another erotic thriller yang sekedar menghibur sesaat, tanpa memberikan kesan yang bisa bertahan lama bagi penontonnya. But as it is, TBND is actually pretty entertaining.

Lihat data film ini di IMDb.
Diberdayakan oleh Blogger.