The Jose Movie Review
Sang Pialang

Overview

Senang rasanya khazanah film Indonesia semakin beragam, tak hanya berada di zona nyaman selama ini yang tak jauh-jauh dari percintaan remaja, atau horor seks, atau drama tearjerker yang mengajak penonton mengasihani penderitaan orang, atau drama yang berdalih memberikan motivasi. Meski akan sulit mengundang penonton sebanyak genre-genre mainstream yang sedang jadi trend, bagi beberapa penonton justru merupakan kesegaran tersendiri. Apalagi mengusung dunia pasar saham yang termasuk segmented dan tak banyak pemiantnya di Indonesia. Maka jika mengangkat dunia tersebut ke film dengan kerumitan plot seperti layaknya Wallstreet garapan Oliver Stone, bisa dipastikan penonton akan menjauhinya bahkan sebelum mengetahui detail premise film itu sendiri. So, menurut saya adalah pilihan yang bijak untuk “hanya” mengangkat hal-hal basic tentang stock trading, atau tak salah juga jika menganggapnya hanya sebagai latar belakang cerita.
Demikianlah SP bergulir, serasa tanggung di tengah-tengah. Terlalu ringan untuk penonton yang memang menggeluti dunia pasar saham, namun sudah terlebih dahulu dijauhi oleh penonton awam. Sayang sekali. Padahal plot yang dikedepankan sebernarnya adalah hal-hal yang dekat dengan masyarakat kita, seperti persahabatan, hubungan ayah-anak, cinta segitiga, hedonisme, serta profesionalisme kerja. Memang sekilas terdengar klise tetapi admit it, begitulah yang memang bisa diterima oleh masyarakat luas kita. Berharap dengan “pancingan-pancingan” tersebut penonton yang seawam apapun bisa masuk ke dalam dunia stock trading dengan mulus. Saya pun harus mengakui skrip menarik yang membingkai plot-plot klise tersebut dengan dialog-dialog cerdas dan humor-humor yang segar.
Tak hanya itu, kolaborasi Titien Wattimena dan Anggoro Saronto pun saya rasa berhasil menuliskan karakter-karakter pendukung yang menarik dan efektif. Misalnya karakter Irfan yang selalu “ngikut” setiap kali Gilang taruhan bola, merepresentasi salah satu tipikal pialang saham yang juga cuma mengekor langkah pialang lainnya. Aksi-aksi yang kerap dilakukan pialang saham, baik yang jujur maupun curang, tertuang lancar dalam berbagai adegan. Kasus-kasus yang membuat penonton (setidaknya saya) penasaran how bad things can go, bagaimana solusinya, dan cukup berpengaruh pada pandangan saya akan dunia pasar saham. Semua konfliknya tidak rumit dan memang terjadi secara natural, dan tanpa dramatisasi yang terlalu berlebihan. Hal yang positif bagi saya namun bagi yang berharap ada something “bang” di sini, bisa jadi akan kehilangan antusiasme. Jadi saran saya santai saja, nikmati tiap durasinya, dan Anda akan tersenyum dan setidaknya sedikit mengenal dunia pasar saham setelah film berakhir.

The Casts

Seperti biasa, Abimana Aryasatya memerankan karakter tipikalnya. Tak beda jauh dari perannya di Catatan Harian Si Boy yang wise-ass dan kalem, but that’s the character he’s really best at. Begitu juga dengan Christian Sugiono yang tak beda jauh dengan watak karakter biasanya; keras kepala, licik, dan angkuh. The screen’s sweetheart, Kamidia Radisti, pesonanya tidak begitu banyak mencuri perhatian padahal satu-satunya wanita yang disorot sepanjang cerita. Tak buruk, tetapi biasa saja.
Yang justru menarik dan membuat film menjadi hidup serta segar adalah Alblen dan Mario Irwinsyah. Tak hanya karakter-karakternya yang ditulis dengan baik, namun juga mampu dibawakan oleh keduanya dengan sangat baik.

Technical

Teknis gambar menjadi salah satu keunggulan dimana setting lokasi, tata kamera, dan staging yang tertata dengan rapi dan indah.
Sementara audio cukup baik memanfaatkan fasilitas surround namun sayang malah minus di dialog recording yang tidak stabil, terutama untuk karakter Gilang yang voice-nya sering tenggelam. Tidak sampai membuat dialognya tidak terdengar jelas, tetapi cukup mengganggu kenyamanan menonton. Untung kehadiran score dan theme song-nya ditata dengan baik sehingga setidaknya menutupi kekurangan di audio.

The Essence

It’s a cruel cruel world out there baby, not only in stock trading world, but even in daily life. Sometimes kita menemukan sahabat terdekat yang merasa cemburu dengan pencapaian sahabatnya sendiri dan diam-diam menusuk dari belakang. Hanya sahabat sejati saja yang mau memaafkannya bahkan membantu menyelesaikan kekacauan-kekacauan yang disebabkan oleh kecemburuan tersebut.

They who will enjoy this the most

  • Pelaku pasar saham yang mengajak kerabat/keluarga/teman yang masih awam
  • Siapa saja untuk ditonton bersama sahabat-sahabat
Lihat situs resmi film ini.
Diberdayakan oleh Blogger.