2012 The Jose Movie Picks
Indonesia

2012 bisa dibilang salah satu tahun yang penting bagi perkembangan film Indonesia. Berbanding terbalik dengan jumlah penonton yang kian menurun, jumlah judul berikut varian film Indonesia di tahun 2012 justru meningkat. Horor esek-esek yang kerap dijadikan alasan buruknya citra perfilman nasional cenderung menurun. Beruntung di akhir tahun ada dua judul yang berhasil menyedot lebih dari satu juta penonton, menyusul keberhasilan The Raid dalam mengundang penonton pertengahan tahun lalu : 5cm. dan Habibie & Ainun. Malahan yang saya sebutkan terakhir sudah mencapai 2.7 juta penonton ketika tulisan ini dibuat. Sebuah prestasi tersendiri terutama dalam upaya memulihkan kepercayaan penonton di dalam negeri akan film sendiri.
Semoga saja antara semangat untuk terus memperbaiki kualitas film nasional dan minat penonton dapat terus saling mengisi sehingga suatu hari nanti film Indonesia bisa menjadi industri yang mapan dan menjanjikan meski tanpa dukungan yang begitu berarti dari pemerintah. Sementara itu, mari kita tengok film-film Indonesia pilihan JMR di tahun 2012 yang layak untuk diapresiasi lebih, terlepas dari jumlah penonton masing-masing film. Disusun bersama @christianpramudia, pecinta film Indonesia sekaligus penulis/sutradara film pendek dari Surabaya, inilah 12 judul film Indonesia paling menonjol menurut kami di tahun 2012 ini:
Mari menutup mata atas siapa produser di balik Tanah Surga... Katanya dan berbagai carut-marut di belakangnya. Saya harus mengakui ini adalah salah satu film Indonesia terbaik 2012 yang sangat patut diapresiasi, baik dari segi teknis maupun esensial. Sebuah peningkatan kualitas yang cukup banyak dari rumah produksi Citra Sinema milik Deddy Mizwar. Baca review lengkapnya.
Ini dia film Indonesia terlaris 2012. Terlepas dari beberapa aspek teknis yang effortless dan product placement yang mengganggu, kru dan (terutama) cast Habibie & Ainun telah memaksimalkan aspek-aspek utamanya. Keseimbangan antara kisah cinta dan kiprah kepahlawanan mantan presiden ketiga Indonesia yang sama-sama menyentuhnya ini berhasil mencuri hati jutaan penonton. Tak ketinggalan, di sinilah penampilan terbaik Reza Rahadian selama kiprahnya sebagai aktor di dunia hiburan Indonesia. Baca review lengkapnya.
Film drama komedi tentang cinta yang ditulis dengan cerdas, melibatkan banyak karakter, serta menggelitik. Pendekatan yang unik dan berbeda menjadikan tema yang sudah umum menjadi terasa lebih segar. Diangkat dari cerita pendek yang ditulis oleh sutradaranya sendiri, Fajar Nugroho, dimana ia seolah menemukan ciri khas penulisan yang bisa ia pertahankan di karya-karya selanjutnya. Baca review lengkapnya.
Bukan karya terbaik dari seorang Joko Anwar, tetapi alur cerita yang (tampak) jauh lebih sederhana (dibandingkan Kala maupun Pintu Terlarang) ini tetaplah sebuah mind-blowing thriller dengan kerumitan detail cerita tersendiri. Penggunaan bahasa Inggris dengan aksen Indonesia menjadi semacam sindiran oleh Joko terhadap bangsa ini yang kerap minder akan diri sendiri, meski penonton awam menganggapnya sebagai sebuah minus. Tuh kan, sindiran Joko terbukti :p Baca review lengkapnya.
Selain Mata Tertutup, Garin Nugroho juga menyumbangkan salah satu karya terbaik di 2012. Sebuah pemikiran uskup pribumi pertama di tengah berkecamuknya perang disampaikan melalui berbagai pergumulan karakter dari berbagai latar belakang, dirangkai dalam sebuah produksi sinematografi yang menawan. Detail produksinya yang luar biasa menjadi nilai plus. Baca review lengkapnya.
Indonesia harus berterima kasih kepada Gareth Evans, sutradara asal Wales yang berinisiatif memperkenalkan seni bela diri tanah air, pencak silat, ke kancah internasional. Tak sia-sia, The Raid bisa dibilang cukup berhasil di box office Amerika Serikat dengan posisi tertinggi di peringkat 11 kala diputar. Di tanah air sendiri berhasil menjadi film Indonesia pertama yang melewati angka 1 juta penonton di tahun 2012, sebelum dipatahkan oleh 5cm. dan Habibie & Ainun. Meski tidak punya storyline yang istimewa, namun The Raid berhasil menampilkan adegan aksi tanpa henti yang berenergi tinggi, brutal, breath-taking, dan yang paling penting, khas Indonesia. Sebuah action-fest tak hanya bagi penonton tanah air, tetapi juga penikmat film aksi seluruh dunia. Baca review lengkapnya.
Sebuah drama komedi pop-urban arahan Monty Tiwa yang diangkat dari novel berjudul sama. Tak hanya menggelitik dan segar, Test Pack mencoba mengubah pola pikir masyarakat tentang ikatan pernikahan. Performa akting dan chemistry yang meyakinkan dari Reza Rahadian dan Acha Septriasa menjadikan film drama komedi pop-urban ini bisa jadi yang terbaik di genrenya dalam khazanah film Indonesia beberapa tahun belakangan. Baca review lengkapnya.
Viva Westi bekerja sama dengan Emha Ainun Najib menulis naskah yang dihidupkan oleh akting luar biasa dari Tio Pakusadewo dan Titi Sjuman. Dipenuhi dialog witty, dewasa, dan bijak, Rayya adalah sebuah perenungan bagi penonton untuk menjadi pribadi baru dalam menghadapi permasalahan hidup. Keindahan panorama Indonesia selama perjalanan darat dari Jakarta ke Bali menjadi rangkaian bonus yang manis. Baca review lengkapnya.
Dengan pendekatan personal ala film-film festival (terutama Eropa), Riri Riza membangun karya terbarunya yang mengangkat kehidupan di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Memang tak banyak penonton yang bisa menikmati alurnya yang terkesan lambat, namun bagi beberapa orang, Riri berhasil membangkitkan simpati serta pemikiran yang berbeda tentang nasionalisme lewat karakter-karakter yang ditampilkan. Baca review lengkapnya.
Sebuah debut layar lebar bagi sutradara yang lebih dulu terkenal sebagai sutradara music video dan TVC, Eugene Panji. Skrip sederhana namun cerdas, metafora yang mudah dimengerti, serta aura feel-good, Cita-Citaku Setinggi Tanah tak sulit mencuri hati siapapun yang menontonnya. Meski jumlah penontonnya tidak begitu banyak ketika diputar di bioskop nasional, namun tidak ada pressure tersendiri karena seluruh hasil penjualan tiketnya disumbangkan ke Yayasan Kanker Anak. Menginspirasi anak-anak sambil mengajak beramal, sebuah niat yang patut diapresiasi, selain pencapaian kualitas filmya sendiri yang sudah sangat baik. Baca review lengkapnya.
Garin Nugroho dan Yayasan Maarif mencoba berdialog terbuka melalui film Mata Tertutup ini. Cukup mudah dipahami dan memberikan pengertian tentang gerakan radikalisme. Apalagi di akhir film ada penjelasan dan nasehat beberapa tokoh yang membantu penonton lebih mengerti. Film yang dibuat dengan maksud propaganda antikekerasan dan antifundamentalisme ini cukup kuat dalam pesannya. Apalagi kehadiran Jajang C. Noer terbilang cukup mampu menjadi pondasi cerita. Maka layaklah Jajang meraih penghargaan Aktris Pemeran Utama Terpilih dalam pagelaran Piala Maya 2012. Mata Tertutup ini cukup membuka mata.
Tanpa bermaksud dibuat untuk konsumsi layar lebar, Lovely Man justru menjadi karya film yang tak hanya menarik tetapi juga merebut hati juri-juri berbagai festival. Berbekal skrip dialog cerdas, hangat, dan dengan pace pas, serta chemistry ayah-anak yang unik lagi kuat dari Donny Damara dan Raihaanun, inilah film Indonesia terbaik tahun 2012. Tak heran Donny Damara menyabet penghargaan aktor terbaik di ajang Asian Film Awards dan beberapa penghargaan internasional lain yang berhasil dikumpulkan. Baca review lengkapnya.
Diberdayakan oleh Blogger.