The Jose Flash Review
The Spongebob Movie: Sponge Out of Water

Siapa yang tidak kenal Spongebob dan teman-temannya yang berasal dari Bikini Bottom? Mereka ini adalah ikon generasi di era 2000-an yang begitu kuat. Sekaligus menandai perubahan selera penonton di generasinya dengan humor-humor cerdas di balik keluguan dan kebodohannya. Maka tak heran jika menjadi franchise animasi paling berpengaruh, meski menjadi kontroversi di mana-mana yang justru menguatkan brand franchise-nya. Kontroversi yang sebenarnya sebuah kejujuran dalam realita kehidupan sehari-hari, seperti misalnya umpatan yang ditampilkan dengan cara cerdas sehingga tak terkesan kasar. Tapi di balik cerita-ceritanya yang terkesan ngaco, Spongebob Squarepants tetap punya message-message positif  untuk disampaikan. Itulah yang membuat franchise ini terus hidup sampai sekarang dan begitu dicintai jutaan fans-nya di seluruh dunia. Tak hanya anak-anak, tapi juga remaja dan bahkan dewasa.

Beberapa kali diangkat ke layar lebar, kali ini Nickelodeon mencoba melakukan treatment yang berbeda untuk The Spongebob Movie: Sponge Out of Water (SOoW). Tak hanya membuatnya dalam format animasi 2D seperti serialnya, tapi juga menghadirkan adegan-adegan dalam format 3D dan menggabungkannya dengan adegan-adegan live action. Tidak ada yang baru sebenarnya, tapi harus diakui penggabungan kesemuanya menjadi satu paket menjadikan film kali ini sangat menarik untuk diikuti, apalagi bagi penggemar serial TV-nya.

Cerita yang melatari penggabungan berbagai teknik animasi ini ternyata juga dibuat dan ditata dengan sangat menarik. Di atas kertas mungkin premise-nya terdengar ngaco dan absurd, tapi itulah Spongebob. Ia mewujudkan semua ide dan fantasi terliar ke dalam satu cerita yang innocent tapi diwarnai dengan humor-humor cerdas yang berlagak bodoh. Memang tak semua penonton bisa menerima dan memahaminya. Begitu pula dengan serialnya bukan? Jika Anda menyukainya, maka Anda akan sangat menikmati dan mencintai SOoW karena kadarnya yang dilipat gandakan. Ditambah penampilan yang sangat menarik dari Antonio Banderas yang punya aksen dan gesture yang khas. Elemen-elemen klasik dari layar TV yang ditampilkan di sini turut membuat fans-nya menyadari seberapa besar cintanya terhadap franchise ini. Terutama sekali bagaimana jingle Spongebob dikumandangkan di penghujung film. Sangat lovable bagi saya yang begitu mencintai franchise-nya. Tapi jika Anda sedari dulu sudah antipati bahkan membenci serialnya, maka tak ada gunanya juga Anda menyaksikan SOoW. My advice, try to open your mind and let everything flow in front of you.

Jika Anda punya kesempatan untuk menyaksikan SOoW dalam format 3D, saya sangat merekomendasikannya. Tak hanya saat adegan-adegan live action dengan animasi 3D, tapi juga saat adegan dengan teknik animasi 2D yang terasa begitu hidup. It was like a fantasy come true. Termasuk juga depth yang begitu terasa dan sesekali pop-out effect yang mengasyikkan.
Dukungan soundtrack-soundtrack yang diisi oleh N.E.R.D. turut membuat nuansa SOoW menjadi begitu menyenangkan, ceria, dan trippy.

Like I always said, SOoW adalah sajian layar lebar yang pantang untuk dilewatkan bagi pecinta serial TV-nya. Inilah treatment termaksimal dan terliar yang pernah diangkat oleh franchise Spongebob.


Lihat data film ini di IMDb.
Diberdayakan oleh Blogger.