The Jose Flash Review
American Sniper

Film dijadikan sebuah propaganda bukanlah barang baru lagi. Bahkan sudah terjadi sejak awal sejarahnya. Di Indonesia sendiri tentu kita semua mengenal film Pemberontakan G30S/PKI yang digarap oleh Arifin C. Noer. Meski pada akhirnya film-film macam ini banyak yang anti, tapi sebagai suatu karya sinematik harus diakui banyak yang digarap dengan sangat baik. Tidak hanya dari segi teknis, tapi juga kemampuannya untuk ‘menggerakkan’. Maka tak heran jika film memang menjadi media paling ampuh untuk ber-propaganda.

Sebagai sutradara, Clint Eastwood sudah pernah menggarap film yang sempat dituduh sebagai propaganda Amerika. Sebelumnya, Clint membuat secara back-to-back Flags of Our Fathers dan Letters from Iwo Jima yang memberikan dua sudut pandang yang berbeda dari peristiwa perang Jepang-Amerika Serikat di penghujung Perang Dunia II. Meski demikian jika mau dilihat lebih dalam, keduanya punya message anti-war ketimbang propaganda pembelaan Amerika Serikat atas serangannya. Tahun 2014 Clint kembali mengangkat tema serupa dengan background peristiwa yang jauh lebih dekat dengan masa sekarang: perang Iraq, dengan sudut pandang salah satu sniper paling kontroversi, Chris Kyle.

Kali ini Clint mencoba membuat penonton merasakan dan memahami dampak psikologis seorang Chris Kyle dari perang-perang yang dilaluinya. Secara runtut Clint membawa penonton mulai masa kecil Chris, ketika sang ayah men-doktrinnya yang akhirnya memotivasi Chris pada tiap keputusan yang diambilnya, hingga peristiwa-peristiwa dalam perang yang mempengaruhi kondisi psikologisnya. Alhasil, penonton mendapatkan gambaran dan bahkan pengalaman yang utuh untuk ikut merasakan serta memahami kondisi psikologis Chris. Bukan tak mungkin adegan-adegan perang yang digarap serba intens, keras, dan sadis juga turut ‘mempengaruhi’ kondisi psikologis Anda seusai menontonnya.

Dengan porsi antara action dan drama yang seimbang, American Sniper menjadi sajian dengan message serta efek yang tersampaikan dengan pas, namun juga memberikan entertainment yang sangat berkesan berkat adegan-adegan perang yang menurut saya termasuk salah satu yang paling intens. Apalagi didukung sound mixing dan sound editing yang sangat terjaga. Detail sound effect dan efek surround-nya luar biasa. Tak heran jika sampai diganjar Oscar untuk kategori Best Achievement in Sound Editing.

Bradley Cooper yang menjadi spotlight utama sepanjang film, patut mendapatkan kredit yang sangat besar. Ia mampu bertransformasi menjadi sosok bengis sekaligus rapuh, sosok polos yang hanya ingin ‘menjaga dan melindungi’. Terlepas seperti apa sosok Chris Kyle yang sebenarnya, Bradley sudah menampilkan performance yang begitu convincing (bahkan gemilang) sesuai dengan tujuan cerita. Sienna Miller yang berperan sebagai pasangan Bradley pun mampu mengimbangi performa sang aktor utama dengan sangat baik.


Sekali lagi Clint Eastwood menampilkan karya yang luar biasa powerful berkat script yang disusun dengan sangat runtut, padat, dan berhasil membangun emotional impact secara maksimal. Bahkan ketika credit title mulai rolling tanpa pengiring musik sedikit pun justru membuat nuansa emosionalnya terasa begitu menyayat. Tentu saja Anda harus membuang jauh-jauh prasangka propaganda untuk bisa merasakannya. Toh dari yang saya tangkap sepanjang film, American Sniper hanya sekedar  berusaha mengajak penonton merasakan efek psikologis, terutama trauma, yang dirasakan oleh Chris. Bahkan saya menangkap pesan anti-war dari sajian Clint kali ini.  Namun tentu tiap orang punya perspektif yang berbeda-beda dalam menanggapi kisah American Sniper, itu hak Anda, tergantung pula dari seberapa banyak jenis informasi yang Anda terima selama ini berkaitan dengan subjek. Namun bagaimanapun American Sniper tetaplah suatu karya yang powerful sekaligus impactful.

Lihat data film ini di IMDb.

The 87th Annual Academy Awards nominee(s) for:

  • Best Achievement in Sound Editing – Alan Robert Murray, Bub Asman
  • Best Motion Picture of the Year
  • Best Performance by an Actor in a Leading Role – Bradley Cooper
  • Best Writing, Adapted Screenplay – Jason Hall
  • Best Achievement in Film Editing – Joel Cox, Gary Roach
  • Best Achievement in Sound Mixing – John T. Reitz, Gregg Rudloff, Walt Martin
Diberdayakan oleh Blogger.