3.5/5
Action
Crime
Drama
Indonesia
Investigation
Politic
Socio-cultural
The Jose Flash Review
Thriller
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
2014: Siapa di Atas Presiden?
Hanung Bramantyo seolah tak
pernah berhenti menyuarakan kegelisahan terhadap sekitarnya lewat medium film.
Setelah puas memotret berbagai fenomena sosial kita, terutama dalam bingkai
agama, Hanung mencoba memasuki ranah politik yang masih jarang sekali diangkat
di ranah perfilman Indonesia, apalagi dengan genre action thriller. Sedianya
akan ditayangkan sebelum pemilu dengan harapan terasa relevansinya, 2014 mengalami dua kali penundaan
jadwal. Ada beberapa kabar yang menjadi spekulasi alasan penundaan ini, mulai
menghindari sensitivitas subjek menjelang pemilu, hingga pengambilan gambar dan
edit ulang karena hasil sebelumnya tidak begitu memuaskan. Apapun itu,
penundaan jadwal yang menjelang pemilu bisa jadi pilihan yang bijak ketimbang
memaksakan diri mengambil momen namun menjadi bumerang dan memperkeruh keadaan
dalam negeri. Toh sampai sekarang pun apa yang ditampilkan di 2014 masih terasa sangat relevan.
Di atas kertas, 2014: Siapa di Atas Presiden? sebenarnya
seperti sebuah ringkasan dari berbagai fenomena di panggung politik negeri ini.
Mulai korupsi, kasus-kasus untuk mengalihkan perhatian publik maupun menjegal
lawan politik, hingga yang menjadi highlight utama dan menjadi judul film;
sesosok yang menjalankan negeri ini melalui presiden-presiden terpilih sebagai
bonekanya. Penulis naskah Ben Sihombing dan Rahabi Mandra meramu kesemuanya
dalam sebuah fiksi yang tersusun dengan rapi dan punya porsi yang serba pas. Mungkin
perkembangan karakter-karakternya tidak terlalu ditonjolkan di sini, namun alur
ceritanya mengalir dengan lancar. Buat yang cukup melek akan kondisi politik di
negeri ini, plot 2014 mungkin akan
dengan sangat mudah ditebak, namun di sinilah bumbu investigasi dan action thriller
memainkan perannya sehingga ia tetap menjadi tontonan yang menarik. Berbagai
adegan laga disebar di sepanjang film dengan timing, durasi, dan visualisasi
yang pas sehingga bisa dinikmati secara maksimal. Tak ketinggalan pula komedi
yang diselipkan di beberapa adegan, tanpa merusak intensitas serta atmosfer
ketegangan yang terbangun dengan rapi.
Penampilan aktor-aktrisnya yang
tergolong all-star juga tidak sia-sia. Meski ada beberapa karakter yang terasa
janggal terutama dalam menampilkan faktor dampak psikologis, secara keseluruhan
masih tergolong baik. Seperti biasa, Ray Sahetapy terasa paling pas mengisi
perannya sebagai calon presiden yang dikenal paling bersih. Tapi yang paling
menonjol adalah Donny Damara yang begitu luwes dan santai membawakan
karakternya yang sangat berkharisma. Atiqah Hasiholan juga tampil menarik. Tak
hanya berhasil tampil lebih natural, tidak terlalu menggebu-gebu seperti
biasanya, tapi kepiawaiannya melakoni berbagai adegan baku hantam berhasil
membuat saya kagum. Apalagi adegan pertarungan melawan suaminya sendiri di
dunia nyata, Rio Dewanto.
Aktor-aktris mudanya pun tak kalah
menarik. Rizky Nazar terbukti tak hanya punya fisik yang menarik, tapi juga
diimbangi kemampuan akting yang cukup, serta juga berhasil membangun chemistry
yang pas dengan Maudy Ayunda.
Tata kamera Faozan Rizal cukup
mampu membingkai adegan-adegan aksi hingga terasa seru dan tidak terkesan
terlalu chaotic. Sayang beberapa shot paronamic masih terlihat pecah-pecah, dan
color tone-nya yang kebanyakan tampak kusam membuat gambarnya menjadi kurang
menarik. Untung saja dukungan editing Cesa David Lukmansyah bisa menutupinya
sekaligus menjaga pace film secara keseluruhan. Juga tata suara yang terdengar cukup dahsyat terutama di adegan-adegan laganya dan pemanfaatan fasilitas surround yang cukup maksimal. Jika harus menyebut aspek yang
mengganggu dari 2014, adalah gimmick
visualisasi freeze-frame yang justru memberi kesan dramatisasi yang berlebihan
dan tidak pula memunjukkan detail adegan maupun emosi.
Above all, 2014: Siapa di Atas Presiden? mungkin belum menjadi karya yang
sempurna, namun setidaknya keberaniannya menampilkan variasi genre, apalagi
dengan presentasi yang cukup baik di berbagai aspeknya, sudah cukup membuatnya
menjadi tontonan yang menarik sekaligus representatif dalam mendokumentasikan
panggung politik Indonesia saat ini.
Lihat data film ini di filmindonesia.or.id.