Pesona Liam Neeson masih belum
pudar pasca Taken 3 yang terasa
begitu melelahkan. Setidaknya begitulah menurut studio-studio Hollywood. Maka
sekali lagi di tahun 2015 ini, kita diajak menyaksikan aksi Liam Neeson sebagai
sosok action-hero tua. Kali ini ia tak sendiri, karena ia harus head to head
dengan aktor gaek lainnya, Ed Harris. Di bawah komando Jaume Collet-Serra yang
pernah berkolaborasi dengan Liam di Non-Stop
dan Unknown, Run All Night sebenarnya menawarkan cerita yang tak beda jauh dari
franchise Taken: karakter utama
action hero yang harus beraksi untuk menyelamatkan keluarganya.
Bedanya Run All Night dibekali storyline yang lebih kompleks. Karakter
utamanya, Jimmy Conlon ditampilkan sebagai pembunuh bayaran, instead of penegak
hukum seperti di Taken. Dengan
karakter anak yang tak kalah jagoannya dan digambarkan membenci ayahnya, Mike
Conlon, cerita menjadi menarik. Apalagi setelah Mike dikejar-kejar oleh bos
Jimmy karena dituduh membunuh putra satu-satunya. Cerita pun bergerak menjadi
menarik, sebenarnya. Sayang rupanya cerita bergerak cukup lambat di babak
pertama, terutama ketika memperkenalkan karakter Jimmy dan hubungannya dengan
Mike. Di babak ini mungkin hanya visualisasi scenic yang menarik perhatian.
Cerita baru terasa benar-benar hidup dan seru ketika Mike mulai diserang hingga
penghujung adegan. Satu per satu adegan kejar-kejaran, hide and seek, serta baku hantam head to head
ditampilkan mewarnai layar dengan pace yang terasa sangat pas dan dinamis. Tak
lupa pula perkembangan hubungan antara karakter Jimmy-Mike yang diberi porsi
cukup banyak dan cukup berhasil
menyentuh saya meski tak sampai emosional berlebihan.
Liam Neeson sekali lagi
membuktikan ketangguhannya sebagai action-hero tua. Ed Harris pun menjadi rival
yang seimbang, baik dari segi akting maupun ke-bad ass-an. Joel Kinnaman
sebagai Mike juga memberikan performa yang seimbang dengan Liam, sekaligus
menampilkan chemistry yang cukup kuat pula. Di lini pemeran pendukung, Vincent
D’Onofrio dan Common turut mencuri perhatian berkat penampilan masing-masing.
Overall, Run All Night mungkin tidak menawarkan sesuatu yang baru. Pun juga
bukan yang terbaik di sub-genre maupun untuk premise sejenis. Namun saya
rasa bisa saja menjadi bagian dari
franchise Taken, dengan jalinan cerita yang jauh lebih menarik dan emosi yang
sedikit lebih terasa, tanpa meninggalkan adegan-adegan aksi yang intens,
thrilling, dan disajikan bertubi-tubi. Menarik dan sangat menghibur.
Lihat data film ini di IMDb.