Film bertemakan conman atau
penipu mungkin sudah banyak diangkat, namun tak banyak yang benar-benar punya
‘trik’ yang menarik dan bikin penasaran. Yang mungkin paling mudah diingat
penonton adalah remake yang dijadikan trilogy, Ocean’s Eleven di awal 2000-an. Kalau tema conman yang disandingkan
dengan romance, saya mengingat judul The
Thomas Crown Affair yang menyatukan Pierce Brosnan dan Rene Russo, serta Entrapment yang mempertemukan Sean
Connery dan Catherine Zeta Jones. Keduanya mampu mengecoh masing-masing
pasangan dan penonton. Formula yang serupa sekali lagi digunakan untuk film
terbaru Will Smith, Focus.
Berfokus pada sosok Nicky (Will
Smith), cerita Focus dimulai dengan
aksi penipuannya yang mempertemukan dengan sesama penipu, Jess (Margot Robbie).
Dari situ keduanya dilebur dan bergulirlah cerita utamanya. Penonton akan
dibawa pada adegan-adegan “tipu” yang tak hanya berhasil bikin penasaran tapi
juga memperdaya. Babak pertama berjalan dengan mulus meski terasa sedikit
overlong, namun memasuki babak kedua, perlahan cerita berpindah jalur. Sekali
lagi penonton dibuat bingung apakah yang terjadi antara Nicky dan Jess benar
atau masing-masing lagi-lagi punya motif penipuan. Tapi kali ini intensitasnya
menurun. Entah karena penonton seolah tidak bisa ditipu untuk kedua kalinya, atau
adegan-adegannya memang tidak semenarik babak sebelumnya. Menjelang konklusi, Focus lagi-lagi berusaha memberikan
twist, namun sayangnya turnover di babak kedua sudah lebih dulu membuat saya
merasa agak dipaksakan tanpa setup yang cukup meyakinkan. Tapi saya berusaha
berpikir positif, ini kan film tentang conman jadi wajar kalau sering ‘menipu’.
Naskah yang begitu cerdas dan
meyakinkan dalam membangun tipuan demi tipuan, membuat aspek romance-nya
menjadi sedikit terbengkalai (atau setidaknya, terdistraksi). Memang porsi
romance-nya ada dan cukup banyak, namun secara keseluruhan masih terasa kalah
dibandingkan “wow factor” yang disebabkan oleh aspek tipu-tipunya. Untung saja
chemistry antara Will Smith dan Margot Robbie terjalin dengan kuat dan manis
sehingga setidaknya unsur romance-nya masih sedikit terasa.
Will Smith yang hampir selalu
menjadi one man show (atau setidaknya menjadi kekuatan utama bagi filmnya) kali
ini masih menunjukkan kharismanya. Tapi siapa yang bisa mengalihkan perhatian
dari Margot Robbie yang tampil memikat seiring dengan porsi peran yang lebih
banyak daripada penampilan breakthrough-nya sebagai istri Jordan Belfort di The Wolf of Wallstreet? At some point,
aura seksi yang dimilikinya mengungguli kualitas aktingnya yang sebenarnya
termasuk baik.
Aktor-aktor pengisi karakter
pendukung juga mampu ditulis dan ditampilkan dengan porsi yang pas sehingga
tetap berkesan tanpa harus mengalahkan karakter-karakter utamanya. Mulai Rodrigo
Santoro (Garriga), Gerald McRaney (Owens), bahkan BD Wong (Liyuan), dan tentu
saja Adrian Martinez (Farhad).
Aspek teknisnya juga digarap
dengan taste tinggi. Mulai sinematografi Xavier Grobet, desain produksi yang cantik
dan berkelas, serta tentu saja pemilihan soundtrack yang semakin menguatkan nuansa
mewah dan classy dengan musik-musik jazz, blues, dan folk Argentina.
In the end, Focus mungkin kehilangan fokus di babak kedua hingga konklusi,
namun ia punya flow cerita yang menarik dan bikin penasaran, serta kemasan yang
berkelas. Lagipula, ia sudah berhasil membuat saya tersenyum ketika film
berakhir. So why not try to enjoy the tricky ride of Focus?
Lihat data film ini di IMDb.