4/5
Action
Crime
Drama
Personality
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
Hummingbird
Overview
Setiap generasi punya aktor
action hero yang menonjol dan nama Jason Statham adalah icon action hero pada
era 2000-an. Ia sudah punya basis fans sendiri sehingga film-film yang ia
bintangi meski hanya mengandalkan aksi laga tanpa landasan cerita yang kuat
atau malah cenderung klise, setidaknya masih ada penonton yang setia
menyaksikannya. Pernah sih ia membintangi film-film laga berbobot di era 90-an
seperti Lock, Stock, and Two Smoking
Barrels dan Snatch. (keduanya
karya Guy Ritchie), tetapi bukan sebagai pemeran utama. Image-nya sudah melekat
pada franchise-franchise macam Transporter,
Crank, The Expendables, dan terbaru ia pun bergabung di gang Fast and Furious (6-7). Dari deretan
filmografinya, film terakhir yang impresif bagi saya adalah The Mechanic (2011) garapan Simon West
dimana ia beradu akting dengan Ben Foster.
Hummingbird atau di US menggunakan judul yang lebih “pasaran” namun
lebih menjelaskan inti filmnya, Redemption,
merupakan karya debut penyutradaraan bagi penulis naskah Steven Knight (nominee
Academy Award 2004 untuk Dirty Pretty
Things) yang juga pernah angkat nama lewat Eastern Promises). Masih menyorot kehidupan remang-remang
underground dan kelas bawah kota besar, kali ini ia memasukkan unsur “religius”
dalam menyampaikan kisahnya.
Mungkin terdengar terlalu
mengada-ada namun demikianlah kenyataannya. Tak hanya menghadirkan karakter
biarawati sebagai bagian penting dari cerita, premise redemption-nya
benar-benar dibidik secara “religius”. Tenang saja, jangan bayangkan unsur
“religi” seperti yang ada di film/sinetron kita yang serba pure black-pure
white dengan template yang itu-itu saja. Karakter utama Joey, mantan tentara
Afghanistan yang kini buron, digambarkan tidak melulu hitam. Bahkan karakter
Cristina, seorang biarawati juga digambarkan tidak sepenuhnya putih. Ada
pergulatan kepribadian masing-masing yang membawa mereka ke satu titik temu
sekaligus titik balik kehidupan keduanya. Bukan hal baru sebenarnya, tetapi
berkat konsistensi fokus cerita dan perkembangan cerita yang terjaga baik,
somehow tetap membuat saya tertarik untuk menyaksikannya hingga akhir film.
Steven Knight tak hanya
menuliskan naskahnya dengan detail karakter serta perkembangan yang natural dan
manusiawi, terutama Joey dan Cristina. Nyatanya, di bawah arahannya, Hummingbird tampil elegan, khas crime
drama thriller Eropa. Berbeda dengan film-film tipikal Statham biasanya, Hummingbird memang lebih banyak
menghadirkan drama dengan menonjolkan character development ketimbang adegan
aksi gila-gilaan. Namun bukan berarti ia tak punya cukup adegan aksi untuk
dinikmati. Dengan didominasi perkelahian tangan kosong dan perkakas seadanya,
tanpa senjata api ataupun bahan peledak, porsi adegan aksi yang ada menurut
saya pas, sesuai dengan kebutuhan cerita. Nyaris brutal dan cukup membuat
gregetan penonton di beberapa bagian.
So, penggemar Statham agaknya
harus mengubah ekspektasinya ketika menyaksikan Hummingbird (mengubah, bukan menurunkan). Adalah sebuah kemajuan
bagi seorang Statham untuk bermain di film dengan cerita serius, tidak hanya
mengandalkan kemampuan fisiknya. Toh, cerita yang diusung Hummingbird sangat memuaskan untuk disaksikan, dipikirkan, bahkan
direnungkan.
The Casts
Meski tidak juga terlalu
istimewa, Statham memainkan dan menunjukkan perkembangan karakter Joey dengan
sangat baik. Begitu pula Agatha Buzek (Cristina) yang mampu mengimbangi bahkan
tampil lebih menonjol berkat karakternya yang memang lebih menarik untuk
disimak.
Technical
Kekuatan teknis yang paling
terasa adalah sinematografi Chris Menges yang pernah bekerja bersama Knight di Dirty Pretty Things. Jalan-jalan kecil
London yang remang-remang namun dihiasi lampu neon warna-warni indah, apartemen
mewah, bahkan biara tempat Cristina bernaung terekam dengan sangat indah dan
berkelas.
Tak ketinggalan score dari
composer kelas Oscar, Dario Marianelli (Atonement
dan Anna Karenina) yang sukses
membawa penonton ke dunia Joey yang keras. Menyentuh di beberapa bagian namun
tak sampai terbuai menjadi tear-jerker yang terlalu dalam.
The Essence
Ah saya sudah tahu dan percaya
Tuhan selalu punya cara yang misterius untuk mengubah hidup seseorang. I’ve
been there dan kisah-kisahnya selalu menarik perhatian saya asalkan tidak
digambarkan serba hitam-putih dan naif.
They who will enjoy this the most
- Statham’s true fans who will still love him just the way he is, not just because what he used to be in previous movies
- Penyuka film action-drama yang thoughtful, tak hanya menjual adegan-adegan aksi spektakuler semata
- Penyuka film character-driven