3.5/5
Asia
Comedy
Drama
Europe
Hindi
mature relationship
Musical
Pop-Corn Movie
Romance
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Jab Harry Met Sejal
[जब हैरी मेट सेजल]
Bekerja sama dengan sang raja, Shah Rukh Khan
(SRK), mungkin sudah menjadi pencapaian tersendiri bagi sineas di tanah
Hindustani. Setelah sekian tahun dan sekian kali belum berjodoh, Imtiaz Ali (Jab We Met, Love Aaj Kal, Rockstar, Highway, dan Tamasha) akhirnya menemukan peran yang pas untuk SRK. Berpasangan
kembali dengan Anushka Sharma setelah Rab
Ne Bana De Jodi, Jab Tak Hai Jaan,
dan Ae Dil Hai Mushkil (di sini
keduanya tak dipasangkan. SRK pun hanya menjadi cameo), kisah asmara bertajuk Jab Harry Met Sejal (JHMS) ini bukanlah
remake dari komedi romantis legendaris, When
Harry Met Sally. Judul tersebut hanyalah atribut sebagai penghormatan
semata, sementara plot dan tema yang diusung jauh berbeda. Imtiaz sendiri
sempat mengubah konsep awal yang mengangkat pria yang hendak bunuh diri menjadi
lebih ceria dan berwarna. Tentu saja star power sebesar SRK tak boleh kelewat
membuat fanbase raksasa yang tersebar di seluruh penjuru dunia kecewa, bukan?
Bekerja sebagai pemandu wisata Eurotrip,
Harry memilih untuk menjadi penyendiri dan takut untuk menjalin hubungan dengan
wanita. Comfort zone yang ia nikmati selama ini tergoyahkan ketika salah satu
turis, Sejal, meminta ditemani mencari cincin kawin yang hilang selama
mengikuti tour yang ia pandu. Mengingat ketakutannya untuk berhubungan kelewat
dalam dengan wanita, Harry sempat menolak meski dengan tawaran bayaran yang
menggiurkan. Namun ia akhirnya menerima juga setelah Sejal membuat surat
perjanjian batas-batas hubungan mereka selama meruntut ulang perjalanan.
‘Topeng’ yang dipakai keduanya di depan satu
sama lain perlahan terlepas dan membuat percikan asmara mulai tumbuh di antara
keduanya. Sejal memutuskan untuk berusaha ‘menyembuhkan’ ketakutan Harry,
sementara diam-diam Harry membuat Sejal menemukan jiwa sebenarnya yang selama
ini terpendam. Namun ketika perjalanan selesai, mereka harus membuat keputusan
terbaik atas hubungan mereka selama ini.
Hubungan asmara pura-pura yang berujung pada
penemuan jati diri masing-masing untuk saling melengkapi sebenarnya bukan tema
baru, bahkan bagi Imtiaz Ali sekalipun. Tamasha
punya tema yang serupa meski dengan treatment dan kemasan yang berbeda. JHMS
lebih memilih untuk membangun chemistry antara Harry dan Sejal lewat rangkaian
dialog bak Before Trilogy. Sayangnya,
dialog yang dihadirkan JHMS lebih banyak
bersifat basa-basi dan ‘hanya sebatas di permukaan’ saja. Sisanya, PR bagi
penonton untuk menganalisis dan menerka-nerka dari ‘modal’ yang samar.
Visualisasi latar belakang konflik pribadi
Harry pun masih kelewat samar. In the end konflik tersebut cukup bisa
disimpulkan, tapi masih jauh dari kesan solid. Alhasil samarnya konflik pribadi
Harry turut membuat perkembangan hubungan antara Harry dan Sejal menjadi samar.
Dengan durasi yang hampir dua setengah jam, tarik ulur dan pasang-surut
hubungan Harry dan Sejal bisa jadi melelahkan meski didistraksi oleh
kejadian-kejadian ‘absurd’ dalam upaya pencarian cincin kawin Sejal serta
keindahan panorama Amsterdam, Praha, Vienna, Lisabon, dan Budapest sebagai
latar yang dibidik oleh sinematografi K.U. Mohanan.
Untungnya JHMS masih punya penampilan musikal
yang memorable, terutama sekali Radha
dan Hawayein. Chemistry antara SRK
dan Anushka Sharma pun masih terjalin dengan meyakinkan dan manis meski tergolong
samar di atas kertas, pun juga penampilan keduanya di Jab Tak Hai Jaan masih jauh lebih memorable. Thanks to Pritam dan
tak boleh dilupakan kontribusi Diplo untuk Phurr
yang turut ‘menyemarakkan’ film.
Dengan konsep yang familiar tapi bisa jadi
menarik, Imtiaz agaknya masih kesulitan untuk menyampaikan semua konsepnya
secara solid dan jelas. Alhasil JHMS masih bisa dipahami bagi penonton yang
related secara langsung ataupun disimpulkan hasil menerka
visualisasi-visualisasi yang samar. Andaikan saja dialog-dialog-nya lebih
komunikatif, JHMS bisa menjadi kisah asmara dan pertaliannya dengan kepribadian
yang menarik dan solid. Ibarat cincin
yang menjadi elemen terpenting di film ini, JHMS belum mencapai satu lingkaran
penuh. Cukup jauh malah. Namun setidaknya masih ada chemistry dan penampilan
SRK-Anushka Sharma yang sedikit meningkatkan daya tariknya sebagai sebuah
romance.
Lihat data film ini di IMDb.