Selain Hollywood, Jepang sejak lama dikenal lewat karya-karya
sci-fi dengan imajinasi dunia masa depan yang tergolong tinggi dan punya
ciri-ciri visual yang khas, terutama lewat medium animasi atau yang secara
spesifik disebut anime. Tak sedikit yang akhirnya di-remake Hollywood seperti
baru-baru ini, Ghost in the Shell.
Selain bertemakan dewasa, ada pula yang membidik pasar yang lebih luas dengan
mengambil setting remaja. Setelah terakhir penonton bioskop Indonesia disuguhi Your Name (Kimi no na wa.), kali ini giliran distributor Feat Pictures
menawarkan Napping Princess (Hirune-hime: Shiranai watashi no monogatari),
sebuah gabungan fantasi sci-fi dengan kehidupan sosial remaja, seperti yang
kerap disandingkan oleh sinema Jepang, terutama lewat animenya. Merupakan
produksi anime pertama dari studio Signal.MD (bagian dari I.G Port), Napping Princess (NP) ditulis dan
disutradarai oleh Kenji Kamiyama (Ghost
in the Shell: Stand Alone Complex, Moribito
– Guardian of the Spirit, dan Eden of
the East). Dengan terlibatnya Satoko Morikiwa (The Cat Returns, Eden of the
East, dan Xi AVANT) selaku desain
karakter, Shigeto Koyama (Michiko &
Hatchin, Moribito – Guardian of the
Spirit, Heroman) selaku desainer
mekanis, serta Christophe Ferreira (Bleach,
Crayon Shin-chan Movie 22, Fullmetal Alchemist: Brotherhood, Gala)
yang menangani concept art, creature design, dan key animation, NP
menjanjikan sebuah fantasi sci-fi yang menarik dan cukup visioner.
Morikawa Kokone, seorang siswi SMA yang seharusnya
mempersiapkan ujian masuk universitas. Namun karena kondisi perekonomian
keluarga yang kurang bergairah, antusiasme Kokone untuk kuliah pun mengendur.
Selama ini Kokone tinggal bersama sang ayah, Morikawa Momotarô, yang memilih
bekerja sebagai mekanik kendaraan di bengkel milik sendiri tapi seringkali
diupah dengan barter makanan, sementara sang ibu dikabarkan telah lama
meninggal. Kokone seringkali ketiduran di siang hari dan uniknya, ia selalu
bermimpi berada di dunia fantasi masa depan sebagai sosok bernama Enshen. Konon
di dunia fantasi tersebut, Jepang dikuasai oleh seorang raja pemilik perusahaan
mobil yang menerapkan aturan-aturan ketat dan tak masuk akal soal waktu dan
kepemilikan mobil.
Di dunia nyata, Momotarô dikejar-kejar pihak tak dikenal. Kokone
hanya mendapat petunjuk sebuah tablet yang selama ini digunakan sang ayah untuk
bekerja. Siapa sangka tablet tersebut menyimpan rahasia masa lalu sang ayah
yang punya hubungan dengan bos produsen mobil terbesar di Jepang, Shijama
Automobiles. Dibantu sahabatnya, Sawatari Morio, Kokone bertualang melintasi
alam mimpi yang ternyata berjalan paralel dengan dunia nyata untuk menolong
sang ayah.
Kembali mengeksplorasi kaitan antara dunia fantasi (baca:
dunia mimpi) dengan dunia nyata, NP agaknya masih bermain-main di ranah yang
tak jauh berbeda dari kebanyakan kisah fantasi khas anime; menghadapi
problematika dunia nyata lewat pergulatan di alam khayal. Sama sekali bukan
masalah selama masih menawarkan desain universe yang solid, spirit adventurous
yang menggairahkan, dan tentu saja yang paling penting, pertalian resolusi di
dunia fantasi yang relevan dengan dunia khayal.
NP memang menawarkan universe (alam mimpi) yang cukup unik meski
terdengar jauh dari realistis dan seringkali terasa kelewat naif. I mean, mana
mungkin dunia berubah menjadi tunduk di bawah bos pabrik mobil dengan
menerapkan aturan-aturan tak masuk akal tentang kepemilikan mobil? Okay, anggap
saja itu merupakan salah satu bentuk metafora dari kebanyakan umat manusia
jaman sekarang, terutama yang tinggal di kota besar dengan konsepsi soal waktu
dan gaya hidup. Petualangan pun berjalan dengan cukup seru meski sebenarnya tak
menawarkan sesuatu yang baru dan dengan elemen-elemen yang sudah jamak ada di
anime. Pilihan sikap yang dilakukan oleh karakter utamanya pun seringkali
kelewat naif. Bagi pecinta anime yang sudah akrab mungkin akan sangat
menikmatinya, sementara bagi penonton umum tak heran jika akhirnya menemukan
titik jenuh.
Permasalahan berikutnya terletak pada visualisasi antara dunia
khayal dan dunia nyata yang menyatu secara paralel meski sebenarnya punya
batas-batas yang jelas. Ketika keduanya bersinggungan, banyak kejadian di dunia
nyata yang hanya disimbolkan dalam dunia mimpi, tanpa penjelasan apa yang
sebenarnya terjadi di dunia nyata di saat yang bersamaan. Ini sangat jelas
terasa ketika sampai pada momen klimaks dan resolusinya. Akibatnya, korelasi
antara dunia nyata dan dunia khayal justru menimbulkan pertanyaan-pertanyaan
logis. Jangan berharap pula ada penjelasan logis ataupun ilmiah bagaimana
Kokone bisa punya mimpi-mimpi yang berkorelasi dengan dunia nyata. Anggap saja
itu murni fantasinya yang termanifestasi lewat mimpi sebagai bagian dari alam
bawah sadarnya.
Voice talent yang terlibat terasa cukup baik dalam
menghidupkan karakter-karakter yang ada, selayaknya kebanyakan anime. Mulai
Mitsuki Takahata sebagai Kokone, Shinnosuke Mitsushima sebagai Sawatari Morio,
dan Yôsuke Eguchi sebagai Morikawa Ichirô, yang memang diletakkan pada lini
terdepan.
Sinematografi Hiroshi Tanaka menghadirkan shot-shot yang megah atas
bangunan universe dunia khayal masa depan dan berfungsi cukup krusial di
beberapa adegan petualangan. Sementara musik dari Yoko Shimômura cukup suportif
dalam memperkuat feel di adegan-adegan petualangan maupun emotional moment.
Meski sebenarnya masih terdengar generik di ranah anime. Sound design dan sound
mixing tergarap cukup detail dan terdengar powerful dengan pembagian kanal
surround yang masih terdengar jelas.
Dengan konsep cerita yang diusung, NP sebenarnya tak beda jauh dari
anime-anime yang menyandingkan dunia fantasi dengan dunia nyata sebagai bentuk
dari menghadapi konflik dunia nyata (bahkan anime-anime Studio Ghibli pada
dasarnya kerap mengangkat konsep seperti ini dengan berbagai variasinya).
Bangunan universe dunia khayalnya cukup impresif meski tak sampai menjadi
sesuatu yang visioner maupun benar-benar berbeda. Begitu juga jalinan
petualangan yang menurut saya masih tergolong generik. Pecinta anime mungkin
akan lebih menikmati ketimbang penonton umum. Bagaimanapun saya tidak yakin NP akan
menjadi salah satu film anime yang penting di kemudian hari.
Lihat data film ini di IMDb.