3.5/5
Action
Adventure
Crime
England
Espionage
Europe
female agent
Indie
Pop-Corn Movie
terrorism
The Jose Flash Review
Thriller
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Unlocked
Espionage dan kick-ass chick selalu menjadi paduan yang
menarik perhatian. Whether you’re a male or a female, aksi keren dari wanita cantik
dan seksi dengan mudah menjadi eye-candy, bukan? Along with the male, kehadiran
female agent pun sudah banyak yang memorable. Let’s say La Femme Nikita, Salt, Haywire, Colombiana, dan Hanna.
Effort terbaru adalah Unlocked yang
mengedepankan aktris Noomi Rapace (franchise The Girl with the Dragon Tattoo versi orisinil dan Prometheus) sebagai sosok kick-ass
chick. Diproduksi Lorenzo di Bonaventura (mantan eksekutif Warner Bros. yang
menemukan franchise The Matrix dan
berjasa atas pembelian franchise Harry
Potter, tapi juga berada di balik franchise Transformers ketika PH-nya berada di bawah bendera Paramount
Pictures), Unlocked didasarkan dari
naskah 2008 Blacklist karya Peter O’Brien (game Halo: Reach). Sementara bangku penyutradaraan dipercayakan kepada
Michael Apted yang punya track record bagus di genre action, seperti The World is Not Enough, Enough, The Chronicles of Narnia: The Voyage of the Dawn Treader, dan Chasing Mavericks. Selain Rapace, Unlocked didukung pula oleh Orlando
Bloom, Toni Collette, Michael Douglas, dan John Malkovich. Nama-nama ini tentu
membuat Unlocked layak dilirik
kendati statusnya yang bukan termasuk proyek major.
Merasa bersalah atas pemboman di Paris yang gagal ia cegah,
agen CIA, Alice Racine memilih untuk menyamar sebagai petugas sosial di sebuah
kawasan London Timur. Tawaran dari mantan bos agensinya dulu, Eric Lasch untuk
kembali aktif menjadi agen lapangan awalnya sempat ditolak. Namun setelah
mempelajari bahwa yang akan ditanganinya adalah kasus terorisme radikal yang berencana
menyebarkan teror senjata biologis, Alice mulai tertarik. Tugasnya
menginterogasi seorang penyampai pesan dari pemuka agama Lateef El Hajjam yang
diduga terkait berbagai aksi terorisme ke pihak pelaksana aksi teror yang masih
misterius. Ketika sampai di lokasi, Alice mencium adanya keanehan yang berakhir
dengan dirinya dikejar-kejar oleh banyak pihak; mulai atasannya sendiri, MI5,
hingga satu pihak yang masih misterius. Tak disengaja, ia mendapatkan bantuan
dari Jack Alcott, seorang pria yang merampok apartemen tempat ia bersembunyi
dan mengaku mantan anggota militer. Namun di situasi seperti ini, memilih pihak
mana yang bisa dipercaya bukanlah hal mudah.
Plot yang disuguhkan Unlocked
sebenarnya cukup standard di genre espionage. Begitu juga dengan
kelokan-kelokan intrik dan revealing twist yang tergolong formulaic. Kendati
demikian, jalinan plot yang disusun tergolong rapih dan mengalir cukup lancar. Bikin
penasaran meski saat akhirnya tergolong predictable ketika terungkap.
Kecenderungan tipikal untuk memposisikan kelompok radikal jihadist sebagai
teroris pun berhasil di-counter dengan sebuah revealing yang membuatnya
acceptable. Penulisan karakter-karakter yang ada juga tergolong formulaic,
bahkan beberapa tak punya kedalaman lebih selain yang tampak dari luar saja.
Namun setidaknya karakter-karakter ini diposisikan pada porsi dan peran yang
cukup dalam plot sehingga tak menimbulkan plot hole atau keanehan-keanehan
tertentu.
Daya tarik utama Unlocked
kemudian terletak pada bagaimana Apted mengarahkannya menjadi sajian aksi yang
mengundang decak kagum dan mampu memompa adrenaline. For that purpose, Apted
masih belum kehilangan energinya. Tak terlalu stylish ataupun inovatif, apalagi
bombastis, tapi Unlocked masih sangat
enjoyable sebagai film aksi espionage. Inilah syarat minimum yang membuatnya
masih menjadi tontonan yang layak dinikmati di layar lebar.
Noomi Rapace terbukti punya daya tarik dan kharisma yang cukup
untuk menjadi sosok kick-ass chick, Alice Racine. Tak lantas menjadi bad-ass,
malah cenderung ‘agak lugu’, tapi setidaknya masih menunjukkan daya analisis
yang cukup cerdas. Sebaliknya, Orlando Bloom pun masih meyakinkan sebagai Jack
Alcott yang tampak lebih bad-ass. Kharisma good guy yang (masih) menempel kuat
pada sosoknya masih berhasil memperdaya penonton. Toni Collette seolah sedikit
mengulang perannya di xXx: Return of
Xander Cage sebagai bos MI5, Emily Knowles. Agaknya bukan kebetulan
karakternya diberi tata rambut yang mengingatkan saya akan sosok M di franchise
James Bond. Michael Douglas sebagai Eric Lasch pun cukup mencuri perhatian
kendati porsinya termasuk sedikit di awal tapi punya peran yang cukup penting
di revealing. Sementara kehadiran John Malkovich sebagai Bob Hunter terasa agak
mubazir, mengingat perannya tak masalah digantikan oleh aktor manapun yang
punya tipikal serupa.
Sebagai sebuah film (relatively) kecil, teknis Unlocked memang tak terlalu istimewa,
tapi setidaknya masih mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan secara cukup maksimal.
Mulai sinematografi George Richmond yang masih berhasil membuat adegan aksi dan
kejar-kejarannya tampak seru, meski tak sampai se-gripping franchise Jason
Bourne, misalnya. Editing Andrew MacRitchie pun menjalankan plot dengan cukup lancar dan momentum-momentum yang terasa
pas di balik elemen-elemen formulaic-nya. Score music Stephen Barton yang
terdengar low-mid tempo techno mengingatkan saya akan score di franchise Jason
Bourne (terutama Extreme Ways dari
Moby) cukup mengiringi adegan-adegannya menjadi lebih ‘hidup’.
Unlocked memang
bukanlah proyek major dengan ambisi tinggi. Tak juga menjadi film female
espionage yang istimewa. Namun setidaknya ia masih lebih dari sekedar layak
sebagai sebuah sajian aksi espionage yang bikin penasaran kendati akhirnya
memang terasa formulaic. Aksi Noomi Rapace yang ternyata cukup layak untuk
menjadi karakter kick-ass chick masih menjadi primadona yang menarik untuk
disaksikan di layar lebar dengan kualitas audio-visual yang mumpuni. Pengembangan
menjadi franchise tersendiri? Mungkin agak sulit mengingat skala proyeknya yang
memang tergolong kecil, but still, why the hell not?
Lihat data film ini di IMDb.