The Jose Flash Review
Happy New Year

Bollywood semakin lama semakin layak menyandang status high demand. Rilisan demi rilisan saling mengejar angka box office worldwide, terlepas dari review-review negatif yang jelas-jelas menilai film-film blockbuster Bollywood dengan kacamata yang salah. No, of course this kind of movies were not Oscar or any other awards material. Mereka ada murni untuk menghibur dengan segala ke-khas-annya. Jadi permasalahannya terletak pada apakah tipe hiburan seperti ini sesuai dengan yang Anda suka atau tidak, bukan perkara bagus atau tidak.

Happy New Year (HNY) jelas tipikal film blockbuster Bollywood yang punya hampir semua formula sukses ala Bollywood. Jajaran bintang kelas A, check! Lagu-lagu dan tarian spektakuler, check! Komedi slapstick, check! Setting artistik megah, check! Plot balas dendam, check! So, it’s all about how it was executed. But hey, it’s Farah Khan yang sudah berpengalaman sebagai koreografer di puluhan film Bollywood high profile, mulai Kuch Kuch Hota Hai, Kabhi Khushi Kabhie Gham, Student of the Year, Chennai Express, sampai film Hollywood Vanity Fair. Dari portfolionya, setidaknya HNY tetap menjadi tontonan yang semarak dan sangat menghibur. Mengambil plot yang seperti perpaduan Now You See Me dan Step Up (terlalu snob jika menyebut ini rip-off dari film-film Hollywood, since those are not really original anyway), ia punya banyak kesempatan untuk menghibur penonton dengan gelaran kekonyolan dan performance-performance spektakuler.

Benar saja, di tengah trend film Bollywood yang “semakin Hollywood” dengan durasi yang “hanya dua setengah jam” dan minim lagu/tarian, HNY (seperti halnya film-film rilisan Yash Raj lainnya) berani tetap dengan pakem asli Bollywood: durasi 3 jam dan dipenuhi kemeriahan lagu-lagu serta tarian spektakuler. Namun yang mungkin menjadi permasalahan utama bagi kebanyakan penonton adalah konsepnya yang memang sebagai komedi slapstick. Kekonyolan demi kekonyolan (atau malah terkadang menjual stupidity di mana-mana) tersebar di hampir ¾ durasi awal. Tapi saya pribadi masih bisa menerima dan tertawa terbahak-bahak di beberapa jokes tanpa merasakan eneg. Once again, ini perkara selera, apakah Anda termasuk yang bisa accept guyonan slapstick dan stupid jokes atau tidak.
Namun di beberapa adegan penting (baca: klimaks), HNY masih mampu menciptakan suasana tegang dan menyentuh, meski hanya pada kadar yang pas, tidak sampai maksimal.

Dengan karakter utama yang berjumlah 6 orang, HNY mampu membagi porsi dengan pas untuk tiap karakter dikenal dan diingat penonton. SRK tampil sebagai perpaduan pria kharismatik, garang, badass (terutama di awal-awal film), dan tak ketinggalan sisi komedik yang pas. Jujur, saya lebih suka SRK dengan peran seperti ini ketimbang pria melankoli. Deepika Padukone seperti biasa, mempesona. Abhisek Bachchan dan Boman Irani mampu menampilkan sisi komedik mereka dengan pas dan natural. Sementara pendatang baru Vivaan Shah cukup menarik perhatian.


Anyway, HNY membuktikan bahwa orang India (terutama industri perfilmannya) tahu betul bagaimana bersenang-senang dan menghibur penontonnya. Lihat saja credit title-nya yang melibatkan seluruh kru di balik layar untuk adu dance. Yes, this is silly and maybe stupid, but it’s definitely spectacular, and the most important thing of all, very entertaining without leaving its big heart.

Lihat data film ini di IMDb.
Diberdayakan oleh Blogger.