4/5
Blockbuster
Box Office
Buddy
Comedy
Drama
Fantasy
Oscar 2013
Romance
Summer Movie
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
Ted
Overview
Publik Amerika Serikat mengenal
Seth MacFarlane melalui animasi fenomenal Family
Guy dan American Dad dimana ia
bertindak selaku penulis cerita sekaligus produser. Ted merupakan proyek layar lebar pertamanya yang bergaya tak beda
jauh dari serial-serial animasi tersebut; kasar, penuh guyonan dan referensi
seks, umpatan-umpatan, serta materi-materi dewasa lainnya. Namun kesemuanya
disajikan dengan humor cerdas. Tak hanya itu, MacFarlane pun memboyong Mila
Kunis dari Family Guy untuk
meramaikan persahabatan antara seorang pria berusia 35 tahun dan boneka teddy
bear hidup miliknya, hasil dari ‘wish upon a star’ ketika berusia 8 tahun.
15 menit awal mungkin Anda akan
merasa aman-aman saja karena Ted
tampak seperti film Natal keluarga yang manis dan indah. Namun ini bukanlah
dongeng ‘wish come true’ untuk anak-anak. Konflik yang sesungguhnya terjadi
ketika sang anak telah beranjak dewasa dan hal yang sama ternyata juga dialami
si boneka teddy bear bernama Ted.
Kelucuan demi kelucuan muncul
dari tingkah laku Ted yang kontras dengan perilakunya ketika masih kecil. Tak
hanya nakal, Ted rupanya cukup cerdas dalam berkelakar dan sangat gaul akan
budaya populer mulai dari era 80’an hingga kini. Di sinilah MacFarlane
memanfaatkan semaksimal mungkin tiap kesempatan untuk menuangkan
guyonan-guyonan gilanya. Ia seolah menyalurkan setiap kepribadiannya ke dalam
karakter Ted. No wonder, MacFarlane sendiri yang mengisi suara sekaligus
menjadi aktor di balik teknik motion-capture untuk menghidupkan karakter Ted.
Yes, as a CG character, Ted was so alive and loveable.
Tak hanya berhasil membuat
penonton terpingkal-pingkal secara konstan dari awal hingga akhir film dengan mengumbar
adegan-adegan kurang ajar dan tak senonoh (jika Anda mengerti maksud guyonannya), MacFarlane juga sangat berhasil dan
rapi dalam menyusun perkembangan multi plot yang berjalan linear secara
seimbang sekaligus berkaitan satu sama lain. Tak ada adegan yang terasa
dragging atau bertele-tele. Jika ada yang merasa bosan, itu lebih disebabkan ia sudah terlanjur terbiasa dengan gaya bertutur Hollywood akhir-akhir ini yang selalu terburu-buru ditambah lagi tidak mengerti maksud guyonan-guyonannya, padahal sebenarnya Ted bertutur dengan natural dan santai. Memang ada beberapa dialog yang terasa ‘basa-basi’
tapi masih dalam batas toleransi dan justru terasa natural untuk percakapan
sehari-hari. Pun Ted juga punya beberapa
momen menyentuh antar karakter utamanya, John-Ted-Lori. Both romance and bromance.
Well, jika Anda rindu tertawa
terbahak-bahak di studio bioskop, Ted adalah
film yang tidak boleh Anda lewatkan begitu saja. Apalagi jika Anda termasuk
gaul dalam hal film dan budaya-budaya pop Amerika era 80-an hingga kini, it
will be the most amusing entertainment since… I don’t know since when.
The Casts
Mark Wahlberg yang selama ini
image-nya lebih banyak ke action hero kali ini berhasil mengeluarkan sisi
kanak-kanak dalam dirinya. Aktingnya sebagai pria 30 tahunan yang masih
bertingkah seperti anak-anak sangat meyakinkan. Mila Kunis pun bisa mengimbangi
selera humor Wahlberg sehingga chemistry antara keduanya sangat kuat dan menjadikan
mereka berdua pasangan yang tampak begitu serasi dan sweet.
Penampilan favorit saya
berikutnya adalah narator yang ternyata diisi oleh aktor senior Patrick
Stewart. Di balik suara berwibawanya yang khas film-film science fiction, ia
turut berhasil menghembuskan nafas komedik di dalamnya. In matter of fact, kebanyakan dari
guyonan favorit saya di film ini berasal dari celetukan sang narator, bahkan pada kalimat terakhir dari epilog. You could
be hilarious too, Prof. Xavier!
Sebagai bonus yang sangat
menghibur, MacFarlane juga mengundang beberapa selebriti Hollywood menjadi cameo,
seperti si Flash Gordon, Sam Jones, Tom Skerritt dari Top Gun, biduan jazz berinisial NJ, serta yang paling mengejutkan aktor ternama berinisial RR
(sumpah, saya sangat terkejut dan langsung ngakak sekeras-kerasnya ketika ia
muncul di layar).
Technical
Tentu tampilan boneka Ted yang
begitu hidup menjadi daya tarik utama yang digarap dengan sangat baik. Awalnya
saya bertanya-tanya, teknik apa yang digunakan di sini untuk menghidupkannya;
apakah menggunakan robot elektronik seperti dinosaurus-dinosaurus di Jurassic Park III atau motion capture
seperti Gollum di franchise Lord of The
Rings. I have told the answer previously in the overview section.
Keunggulan lainnya yang begitu
terasa adalah score yang cukup bervariasi. Mulai dari suasana holiday-joy ala
Christmas hingga yang menyayat bak
film thriller, semuanya berhasil ditempatkan dengan sangat baik. Tak serakah
menyelipkan score di setiap bagian, keheningan justru kerap dihadirkan untuk
kebanyakan adegan yang lebih menekankan pada dialognya. Sebuah keputusan yang
efektif sehingga tak mau terlalu berlarut dalam drama namun tetap bisa
menyentuh.
Terakhir, editing yang dinamis
bak music video di beberapa adegan menambah kegokilan Ted.
The Essence
Ada sebuah quote berbunyi, “tua
itu pasti, dewasa itu pilihan.” Ya, kedewasaan seseorang (terutama seorang
pria) bisa dilihat dari bagaimana ia mengambil keputusan-keputusan dalam hidupnya.
Pria dewasa berani membuat keputusan dan bertanggung jawab penuh atas segala
konsekuensi yang ditimbulkan dari pilihan tersebut. No, you don’t need a
miracle to be a mature man, it’s in yourself (through choices you make).
They who will enjoy this the most
- Penikmat komedi gila-gilaan tidak senonoh.
- Penggemar Family Guy dan/atau American Dad.
- Mereka yang cukup referensi tentang budaya populer Amerika dari era 80-an hingga 2000-an, terutama penggemar Flash Gordon, Star Wars, dan Top Gun.
- Penyuka drama romantis yang tidak picisan tapi tetap sweet.
- Mereka yang gemar mem-bully The Twilight Saga.
Academy Awards 2013 Nominees for :
- Best Achievement in Music Written for Motion Pictures, Original Song
Lihat data film ini di IMDb.