3.5/5
3D
4DX
Action
Adventure
Animation
Based on Book
Blockbuster
Box Office
Comedy
Family
Fantasy
Franchise
Friendship
Hollywood
IMAX
Pop-Corn Movie
Romance
sequel
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
How to Train Your Dragon:
The Hidden World
Satu per satu franchise laris DreamWorks Animation (DWA) berakhir, setidaknya untuk versi layar lebar. Setelah Shrek, Kung Fu Panda, dan Madagascar, kali ini giliran How to Train Your Dragon (HTTYD). Dengan hanya dua film, franchise ini sudah mencapai penghasilan lebih dari satu milyar dolar di seluruh dunia. Maka sebenarnya sangat disayangkan jika harus diakhiri di installment ketiga ini. Well, kondisi DWA yang kerap bergonta-ganti kesepakatan membuat masa depan produksi-produksi animasi dan kelangsungan franchise-franchise berharganya tak menentu. HTTYD mungkin bisa menjadi kasus yang menarik dimana ketiga installment-nya diedarkan oleh distributor yang berbeda-beda. HTTYD ketika masih berada di bawah naungan Paramount, HTTYD2 bersama 20th Century Fox, dan HTTYD3 dengan sub-judul The Hidden World (THW) yang menjadi produksi pertama DWA sebagai bagian dari MCA Company alias Universal Pictures. Masih digawangi oleh sutradara/penulis naskah Dean DuBlois yang sudah menangani versi filmnya sejak pertama kali dari buku cerita berjudul sama karya Cressida Cowell, THW masih pula didukung voice talent dari Jay Baruchel, America Ferrera, Cate Blanchett, Craig Ferguson, Jonah Hill, Kit Harrington, Kristen Wiig, dan Christopher Mintz-Plasse. Hanya T.J. Miller yang absen dan pengisi suara karakternya, Tuffnut, digantikan oleh Justin Rupple karena ulah-ulah T.J. yang jadi bulan-bulanan media pertengahan 2018 silam. Digadang-gadang sebagai penutup franchise HTTYD, maka sayang jika harus melewatkan THW di bioskop.
Meski berhasil mendirikan kota dimana manusia dan naga bisa hidup berdampingan dengan damai di Berk, Hiccup dan pasukan Dragon Riders-nya masih terus menjalankan misi untuk menyelamatkan naga-naga dari para pemburu. Masalahnya semakin banyak naga yang berhasil mereka selamatkan, semakin penuh sesak juga Berk. Hiccup pun teringat dongeng dari sang ayah yang sering diceritakan kepadanya tentang tempat tersembunyi di ujung dunia yang hanya dihuni oleh para naga. Maka berangkatlah seisi Berk mencari kebenaran Dunia Tersembunyi tersebut. Misi mulia mereka terhadang oleh seorang pemburu naga bernama Grimmel the Grisly yang berniat menangkap Toothless sebagai koleksinya dengan bantuan Night Fury berwarna putih yang digunakan untuk merayu Toothless.
Secara keseluruhan THW masih memiliki nuansa yang sama dengan predesesor-predesesornya. Menyenangkan, lucu, seru, dan hangat. Sangat cocok dan aman untuk dikonsumsi semua umur. THW punya semua momen-momen tersebut meski tak semuanya pada kadar ataupun kualitas yang setara dengan para pendahulunya. Sebagai sebuah ‘ride’, keseruan THW masih terasa sedikit di bawah HTTYD2. Momen komedik semakin terasa terutama berkat penampilan Kristen Wiig sebagai Ruffnut yang kali ini terasa makin menonjol. Sementara secara pengembangan plot, kurang lebih masih sama baik dengan kedua seri sebelumnya. Ada tiga sub-plot yang coba dirangkai; menemukan Dunia Tersembunyi, menghadapi Grimmel the Grisly, Toothless yang tengah jatuh cinta, dan titik balik Hiccup secara pribadi. Kesemuanya dicoba untuk digabungkan dan memiliki pertalian satu sama lain. Pada akhirnya, plot utama tentang Hiccup yang terasa punya porsi terbesar dan terasa digarap paling berkesan. Untungnya sub-plot ini punya koneksi yang cukup kuat terhadap berbagai sub-plot yang dihadirkan. Plot utama tersebut pula lah yang akhirnya paling relevan dengan kesimpulan akhir franchise HTTYD secara keseluruhan; keikhlasan untuk melepaskan. Sebuah farewell yang manis dan hangat meski sebenarnya masih potensial untuk menjadi jauh lebih emosional (serta tentu saja bakal jadi jauh lebih memorable lagi). Minus lagu tema khusus yang menonjol mungkin menjadi salah satu penyebab kekurang-berkesanan THW, terutama di momen-momen emosional terpentingnya. Namun bagaimanapun juga, setidaknya THW menawarkan desain produksi, mulai desain universe, karakter, hingga kostum yang jauh lebih memanjakan mata dan mendetail daripada seri-seri sebelumnya.
Hampir keseluruhan voice talent masih menghadirkan kualitas dan keunikan karakter masing-masing. Bahkan beberapa di antara karakter terasa lebih menonjol dari sebelumnya. Tak hanya berkat porsi karakter, tapi juga karakterisasi masing-masing yang terasa makin dipertajam. Misalnya saja Jonah Hill sebagai Snotlout, Christopher Mintz-Plasse sebagai Fishlegs, Craig Ferguson sebagai Gabber, dan tentu saja Kristen Wiig sebagai Ruffnut. Sementara Gerard Butler yang untuk ketiga kalinya dipercaya mengisi suara karakter antagonis, Stoick. kali ini kurang terasa berkesan meski jika mau diperhatikan lebih khusus, masih menghadirkan kualitas yang setara. Selain karena faktor pengembangan karakter yang minim, juga porsi yang kalah jauh dibandingkan karkater-karkater pendukung lainnya.
Sebagaimana installment-installment sebelumnya, pengalaman terbaik THW agaknya dapat dirasakan lewat format 3D. Meski tidak ada adegan yang menggunakan aspect ratio IMAX, tapi tentu saja pengalaman paling imersif agaknya berada di format IMAX 3D. Atau untuk pengalaman yang lebih ‘hidup’, bisa mencoba versi 4DX 3D yang menjanjikan banyak keseruan, terutama di adegan-adegan terbang. Malahan THW adalah sebuah kasus yang sangat jarang terjadi dimana 3D untuk versi 4DX terasa lebih baik (baca: lebih pop-out) daripada di IMAX.
Lihat data film ini di IMDb.