3.5/5
Action
Adventure
Crime
Drama
Espionage
Hollywood
Investigation
Pop-Corn Movie
Technology
The Jose Flash Review
Thriller
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Blackhat
Michael Mann dikenal sebagai
sutradara spesialis action thriller yang punya gaya sendiri, baik dari segi
visual maupun pengadeganan. Tidak seperti sutradara spesialis action lain,
Michael Bay misalnya, Mann tidak tertarik untuk membuat adegan-adegan action
yang serba dinamis dan short shot. Sebaliknya, Mann tak jarang sering
memberikan adegan-adegan aksi yang realistis dan mampu menciptakan thrill
tersendiri. Terkadang kita bisa disuguhi adegan diam atau percakapan panjang
yang mungkin bagi beberapa orang tidak penting. Tidak selalu berhasil,
terkadang ia pernah berlarut-larut hingga gagal menciptakan atmosfer thrill di
adegan-adegan aksinya seperti di Miami
Vice. Suka, tidak suka, begitulah gaya visualisasi dan bercerita dari
seorang Michael Mann. Sekali lagi, bagi penonton ini soal bisa menerima gayanya
atau tidak.
Blackhat menjadi highlight film 2015 yang menarik, khususnya bagi
kita yang tinggal di Indonesia. Bagaimana tidak, sekitar seperempat film
mengambil lokasi di Jakarta yang syutingnya berlangsung saat Lebaran 2014. Tak
heran jika menjelang klimaks dan endingnya, konsentrasi penonton kita tidak
lagi pada alur cerita, namun seringkali tak bisa menahan tawa dengan berbagai
elemen-elemen Indonesia di film. Well, that’s okay, secara penonton kita masih suka minder
dan mentertawai bangsanya sendiri.
Secara keseluruhan, Blackhat mengangkat tema cybercrime yang
semakin menghantui semua orang di dunia, seiring dengan perkembangan internet
yang makin membuat manusia tergantung padanya. Jika tahun lalu kita cukup dihantui
oleh ancaman privasi di Transcendence,
maka Blackhat mengajak dampak
terburuk yang lebih jauh lewat jalur internet. Bayangkan, sebuah PLTN bisa
meledak dan menyebarkan radiasinya yang berbahaya ke sekeliling, hanya karena
reaktornya di-hack lewat internet. Premise-nya sebenarnya sangat-sangat
sederhana dan sudah sering diangkat. Pun juga plot dan berbagai sub-plot yang
cliché, seperti hubungan asmara antar karakter beda ras. Memang ada cukup
banyak jargon-jargon dunia cyber yang cukup spesifik. Tak perlu sampai menjadi
expert internet, tapi setidaknya penonton perlu tahu basic cara kerja jaringan
internet untuk bisa memahami plot utamanya.
Selain detail hacking melalui
jaringan internet beserta trik-triknya, nyaris tidak ada yang istimewa dari
segi plot. Namun bukan berarti Blackhat
lantas menjadi film action investigasi yang gagal sepenuhnya. Mann masih tahu
bagaimana mempermainkan emosi penonton dengan timing, framing, pace, dan
kejutan-kejutan terutama saat adegan-adegan aksi. Meski alurnya tergolong
lambat, dengan detail adegan yang sedikit agak bertele-tele dan shot-shot
panjang khasnya, terutama di paruh awal film, semakin ke belakang film menjadi
semakin bikin penasaran dan menarik. Well, my advice, tidak perlu pusing-pusing
berusaha mencerna cerita ataupun terlalu keras menantikan kejutan-kejutannya.
Nikmati saja apa yang disajikan di layar dan ketika saatnya tiba, nikmati
kekhasan Mann yang (setidaknya bagi saya) sudah dinanti-nantikan.
Mann memang tidak begitu banyak
memberikan perkembangan karakter baik utama maupun pendukung. Ia lebih fokus
menggerakkan cerita investigasinya. Tapi bukan berarti cast-nya tampil tidak
mengesankan. Chris Hemsworth semakin mengukuhkan image-nya sebagai action hero
yang keras, brutal, dan patut diperhitungkan, lebih dari sekedar karakter
superhero Marvel. Tang Wei memang lebih terasa sebagai sidekick pemanis
ketimbang peran yang cukup penting bagi karakter utama, namun pesonanya
tereksploitasi dengan cukup baik. Sementara Wang Leehom juga masih cukup
meninggalkan kesan dengan karakternya yang cerdas dan mudah mendapatkan simpati
dari penonton.
Peran Viola Davis mungkin terasa
tidak begitu memberikan pengaruh lebih, namun setidaknya performance Viola
berhasil menjadikan karakter Barrett menjadi lebih memorable dan cukup khas.
Sayang sekali, sosok villain yang diperankan oleh … tidak berkesan karena
selain kemunculannya hanya di klimaks di menjelang ending.
Salah satu kekuatan terbesar Blackhat adalah visualisasinya. Seperti
biasa, Mann menampilkan visual-visual yang unik sebagai signature-nya. Khusus
di Blackhat, Mann memberikan beberapa
shot yang super keren. Opening title yang stunning dan shot dari bawah keyboard
komputer adalah contoh dari sekian banyak shot menarik. Mann juga masih membuat
beberapa adegan dengan teknik shaky handheld. Namun porsinya hanya untuk adegan
kejar-kejaran. Karena tidak terlalu banyak dan diaplikasikan pada adegan
kejar-kejaran yang tidak punya banyak detail adegan, sehingga tidak terasa begitu
mengganggu.
Ya, secara plotline Blackhat memang tidak menawarkan sesuatu
yang benar-benar baru, bahkan ada cukup banyak plot hole serta adegan-adegan
yang terasa aneh dan canggung. Tapi overall, saya masih sangat menikmati Blackhat as it is. Mann’s usual
thrilling action, and it’s still grippin’ and kickin’ it.
Lihat data film ini di IMDb.