3.5/5
Action
Adventure
Blockbuster
Box Office
Remake
SciFi
Summer Movie
The Jose Movie Review
Thriller
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
Total Recall (2012)
Overview
Saya
ingat betul ketika peluncuran stasiun televisi swasta bermaskot ikan
terbang, ada satu film yang begitu menarik perhatian saya. Selain
bintang Arnold Schwarzenegger dan Sharon Stone yang jelas sudah
menjadi daya tarik, tampilan adegan-adegan aksi dan special effect
yang unik membuat film bertajuk Total Recall (TR) keluaran
tahun 1990 ini tertanam cukup kuat dalam ingatan saya. Begitu
mendengar kabar akan dibuat remake-nya, saya yakin sulit untuk
menyamai pencapaian versi aslinya. Akan tetapi nama Len Wiseman yang
sukses menggarap franchise Underwood dan seri terakhir Die
Hard menjadi film aksi stylish, setidaknya ada yang bisa saya
harapkan dari hasil remake-nya. FYI, dikembangkan dari cerpen We
Can Remember It for You Wholesale karya bapak sci-fi, Phillip K.
Dick, TR mengangkat premise memory manusia yang bisa diciptakan
sendiri atau diubah-ubah.
Benar
saja dengan ekspektasi secukupnya, saya tidak begitu kecewa
menyaksikan hasil akhirnya. Memang, jika membandingkan dengan versi
Verhoeven yang visioner dan kuat secara konseptual cerita, versi
Wiseman jelas jauh berada di belakangnya. Namun setidaknya, TR versi
Wiseman masih merupakan film aksi yang memompa adrenaline penonton
sejak awal hingga akhir film. Adegan kejar-kejaran dengan tingkat
intensitas yang pas dan terus terjaga, adegan tembak-tembakan, dan
barehands fighting yang sangat memuaskan. Yap, itulah “jualan”
utama TR 2012. Apalagi beberapa tahun belakangan ini tak banyak film
yang berhasil dengan baik memberikan visualsiasi bumi masa depan,
maka TR tampil visually stand-out, setidaknya bagi saya.
But
that’s all you will find here. Ide “permainan ingatan” yang
menjadi tema utama film dan sebenarnya potensial menjadi premise yang
sangat menarik jika dikembangkan dengan baik, tampak seperti hanya
sekedar tempelan cerita. Tak hanya itu, semua subplot yang ditawarkan
seperti tentang pemeberontakan koloni dan rahasia misi karakter utama
kita, Douglas Quaid, turut mengalami hal yang sama; tidak
dikembangkan sama sekali dan dibiarkan berakhir begitu saja tanpa
kesan apa-apa. Parahnya lagi, karakter-karakter yang ada, termasuk
karakter utamanya, juga tidak diberikan perkembangan yang berarti.
Padahal seandainya kejadian-kejadian yang terjadi di layar sedikit
saja memberi pengaruh pada penokohan salah satu saja karakter (let’s
say, Douglas Quaid himself), mungkin TR masih dapat terselamatkan
dari segi plot menjadi lebih menarik.
Segala
kekurangan esensial ini tentu bukan salah Wiseman. Sebagai sutradara,
Wiseman sudah menjalankan tugasnya dengan baik sehinggia setidaknya
TR 2012 menjadi film thrilling action yang memuaskan. Dibandingkan
film-film aksi yang digelar hingga akhir kuartal kedua 2012 ini, TR
masih cukup stand out. Mungkin saja pihak produser yang sejak awal
menitipkan pesan kepada penulis skenario untuk membuat TR 2012
menjadi lebih ringan dan pure entertainment seperti layaknya
kebanyakan film keluaran Sony Pictures lainnya akhir-akhir ini. So, I
guess just enjoy the dish they served, shall we?
The Casts
Lama tak
mengisi peran penting di film mainstream, Colin Farrell menghidupkan
karakter utama dengan cukup baik di sini. Tapi tentu saja penarik
perhatian sepanjang film adalah dua wanita seksi yang lebih kick-ass,
Kate Beckinsale dan Jessica Biel. Benckinsale tampil lebih menarik
dan dengan wajah yang lebih seksi ketimbang di franchise Underworld.
Bagi saya, style istri sang sutradara di sini mirip supermodel
Giselle Bundchen, very sexy and kick ass. Sementara Biel walau
berada satu tingkat di bawah Beckinsale dari segi keseksian, masih
menjadi protagonist’s sidekick yang menarik. Sementara peran
antagonis, Coohagen (Bryan Cranston) tak begitu menonjol berkat skrip
yang memang tidak memberikan banyak kesempatan untuk mencuri
perhatian penonton. Begitu juga dengan Harry (Bokeem Woodbine) yang
sebenarnya bisa diberi peran lebih banyak dalam cerita.
Di lini
pengisi peran pendukung, Bill Nighy, John Cho (siapa sangka Harold
dari franchise Harold & Kummar bisa berperan di film
serius?), dan tentu saja Kaitlyn Leeb berhasil mencuri perhatian
walau masing-masing hanya tampil beberapa menit. Well, siapa yang
bisa lupa hooker berpayudara tiga di sini? Beruntung LSF tidak
memotong atau menyensor adegannya. You’ll wish you have three
hands, won’t u?
Technical
Tentu
saja divisi teknis menjadi tulang punggung keberhasilan TR 2012
selain arahan adegan-adegan aksi dari Wiseman. Kredit lebih patut
diberikan kepada sang production designer yang berhasil menampilkan
peradaban masa depan dengan memukau. Desainnya lebih mengingatkan
kita akan desain Blade Runner, The Fifth Element, dan
Minority Report ketimbang TR versi aslinya. Tak hanya dari
segi desain, tapi juga ide-ide teknologinya yang menarik. Favorit
saya adalah telepon seluler yang tak perlu lagi layar khusus dan
kendaraan lintas benua yang memanfaatkan inti bumi. Supercool! Bukan
tidak mungkin di masa depan ide-ide ini dikembangkan menjadi
kenyataan.
Score
dari Harry Gregson-Williams berhasil menghidupkan keseruan adegan
kejar-kejaran dengan sangat baik. Ada score yang mengingatkan saya
akan versi aslinya, tapi sisanya benar-benar baru. Tak terlalu
memorable tetapi cukup berhasil membangun suasana.
Divisi
sound effect berhasil memanfaatkan efek surround dengan sangat baik
dan menghadirkan suara-suara yang terdengar dahsyat namun tetap jernih seperti
misalnya suara ledakan, tembakan, dan lesatan mobil terbang.
The Essence
Dalam
hidup tentu saja ada banyak sekali kejadian yang terekam dalam memory
otak manusia. Tak hanya yang indah tetapi juga yang buruk. Rekall,
perusahaan yang dihadirkan dalam film menawarkan untuk menuliskan
memory-memory yang indah dalam ingatan Anda. Tentu saja munculnya
bisnis seperti ini sebagai hasil dari keinginan manusia untuk hanya
mengingat hal-hal yang indah dalam hidupnya saja, termasuk
angan-angan yang selama ini ada di dalam benak. Intinya : escaping
reality. Namun apa artinya itu semua karena telah terjadi di masa
lalu, apalagi tidak nyata. Bukankah lebih baik manusia berfokus untuk
membangun hidup di masa depan ketimbang terbuai oleh kejayaan masa
lalu?
Lihat data film ini di IMDB.