3/5
Action
Adventure
Blockbuster
Franchise
Summer Movie
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
The Expendables 2
Overview
Actually, The Expendables 2 (TE2) was the last choice in my August’s movies
to watch. Tapi keadaan lah yang memaksa
saya untuk menontonnya di urutan pertama. But it’s okay, karena nyatanya tidak
seburuk seri pendahulunya yang sangat saya benci itu.
Sama seperti pendahulunya, TE2
masih terjebak dalam adegan-adegan aksi tidak masuk akal yang saya gambarkan
sebagai fantasi para jagoan usang yang sedang mengalami post-power syndrome;
seolah-olah semua musuh bisa dibasmi dengan mudah tanpa satu pun halangan dan
apalagid dengan strategi yang brilian. Don’t mind nor expected them here!
Mereka cuma punya otot dan mental bonek, terkecuali mungkin Jason Statham yang
setidaknya masih memiliki ilmu beladiri yang impressive. Belum lagi plot-plot
cliché dan adegan-adegan sadis yang kelihatan palsu sehingga mengurangi
gregetnya. Saya sudah memaklumi hal-hal seperti ini sebelum menyaksikannya
secara langsung.
Tapi tunggu dulu, masuknya Simon
West di posisi sutradara cukup memberikan penyegaran dalam franchise ini.
Setidaknya ada beberapa adegan aksi yang terlihat stylish (lagi-lagi saya
memuji penampilan Jason Statham) dan yang paling menghibur adalah pada akhirnya
mereka mengakui ke-payah-an masing-masing dan juga sesama anggota tim yang lain
serta membuatnya menjadi bahan bercandaan. Jujur, humor seperti ini dan juga
parodi dari karakter-karakter iconic yang pernah dilakoni oleh para
action-heroes di sini sebelumnya -terutama Arnold Schwarzenegger, Sylvester
Stallone, dan Chuck Norris- menjadi hiburan yang jauh lebih menghibur ketimbang
adegan-adegan aksinya maupun film pertamanya secara keseluruhan. Jangan lupakan
pula celetukan Statham yang seolah-olah menjawab tantangan Yayan Ruhian The Raid bahwa “tangan kosong lebih
gereget”.
Anyway, TE2 saya rasa cukup
berhasil menjalankan misi utamanya yaitu mengajak penonton (terutama fans
masing-masing action-heroes) bersenang-senang dengan parade bodoh-bodohan
sambil bernostalgia dengan karakter-karakter iconic yang pernah kita idolakan
dulu.
The Casts
Hmmm… the baddest ass was Jason
Statham, the dumbest ass was Dolph Lundgren (poor him..!). Bagi penggemar Jet
Li siap-siap kecewa yang entah bagaimana hanya muncul di sepertiga awal film
lalu menghilang begitu saja. Satu-satunya yang saya syukuri adalah tidak
kembalinya karakter yang diperankan Mickey Rourke yang paling saya benci dari
film pertamanya.
Masuknya Liam Hemsworth dalam
gank sebenarnya cukup mampu menjadi penyegaran dan perbaikan kualitas karakter
maupun plot secara keseluruhan, namun rupanya para senior tidak ingin kalah
pamor sehingga porsinya ‘dikurangi’ di sini.
Terakhir, Nan Yu, wajah wanita
oriental baru di Hollywood cukup menonjol walaupun masih belum begitu
menunjukkan aura bintang yang begitu cemerlang seperti aktor-aktor wanita Asia
sebelumnya (misalnya Michelle Yeoh atau Ziyi Zhang). Sebenarnya Nan Yu sudah
cukup sering membintangi film Mandarin dan pernah tampil sekilas di Speed Racer, tapi TE2 adalah debutnya di
Hollywood dengan peran yang cukup banyak.
Technical
Set lokasi yang paling menarik
perhatian saya adalah tata pedesaan di Bulgaria, termasuk set gerejanya.
Lovely!
Tidak ada masalah untuk sound
effect yang membahana, di atas rata-rata film aksi sejenis. Suara tembakan dan
ledakan terdengar dahsyat berkat deep-bass namun tetap jernih. Score pun blend-in
dengan cukup baik dengan adegan. Even better, I love the oldies music played
during the assault sequence when the gank was just arrived in the dead city.
The Essence
Ketika usia beranjak senja dan
kemampuan menurun, ada baiknya mengakui dan menjadikannya lelucon ketimbang
berusaha memaksa jadi jagoan tapi malah terlihat bodoh dan kehilangan
kehormatan. Just move on and pass the relay stick, sir! (seriously)
Lihat data film ini di IMDB.