3.5/5
Based on TV show
Comedy
Family
Remake
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
The Three Stooges
Overview
Terkenal
sebagai serial TV dan film layar lebar di tahun 1930'an hingga
1970'an, The Three Stooges (TTS)
menjadi legenda komedi slapstick dan fisik. Salah satu kelompok
komedi yang terkenal di Indonesia, Warkop DKI, bisa jadi terinspirasi
oleh trio Moe, Larry, dan Curly. Saya sendiri belum pernah
menyaksikan secara langsung seperti apa karya TTS karena saya
dibesarkan di era 90'an. Tapi trend komedi seperti ini masih booming
pada era 90'an jadi saya memiliki gambaran seperti apa yang akan saya
saksikan di versi 2012-nya ini.
Banyak
sekali review negatif yang beredar di berbagai situs film luar. Tanpa
ekspektasi apa-apa, saya masih tertarik untuk menyaksikannya karena
jujur saya merindukan tipikal komedi seperti ini. Apalagi ternyata
digarap oleh sutradara komedi favorit saya, The Farrelly Brothers,
yang terkenal lewat Dumb and Dumber,
There's Something About Mary dan
Me, Myself & Irene.
Sempat flop di berbagai film, tapi saya yakin mereka masih memiliki
energi segar dalam menggarap karya komedi.
Well,
I found nothing bad like people said about this movie. In matter of
fact, it's a pretty good one. Memang sih komedi fisiknya sudah tidak
mampu lagi membuat saya tertawa, tapi TTS masih menawarkan berbagai
macam komedi lainnya. Beberapa guyonan slapstick-nya masih memancing
tawa saya. Begitu pula guyonan-guyonan khas Farrelly Brothers,
termasuk plesetan kata dan parodi. Tak hanya yang bodoh, tapi yang
cerdas juga dihadirkan di sini. Farrelly yang juga selaku penulis
naskah mampu mem-blend aneka jenis guyonan ke dalam satu paket yang
sangat menghibur, termasuk untuk anak-anak dengan dampingan orang
tua. Yang membuat terganggu mungkin ada sedikit guyonan fisik yang
kelewat sadis.
Saya
harus memuji skripnya yang dibuat dengan sederhana, mungkin malah
predictable, tapi memiliki alur yang lancar, sama sekali tidak terasa
dragging. Farrelly Brothers pun masih piawai dalam mengarahkan serta
menyusun adegan kejar-kejaran menjadi terasa seru dan tentu saja
kocak. They still haven't lost their magical touch.
Actually
nothing's wrong about physical farce and slapstick, tergantung siapa
dan bagaimana yang membawakannya. Luckily, Trio Moe, Larry, dan Curly
versi Farrelly Brothers ini cukup baik mengisi perannya. Jika banyak
orang saat ini tidak menyukai di TTS bukan karena filmnya buruk,
tetapi mereka yang tidak bisa menikmati humor-humor fisik dan
slapstick. They just hated it even before watching the movie. Memang
TTS bukanlah film komedi terbaik atau terlucu tahun ini, tetapi juga
jauh dari buruk. At least, bagi saya TTS masih sangat menghibur dan
masih memiliki hati yang cukup membuat saya tersenyum bahagia.
The Casts
Sean
Hayes, Will Sasso, dan Chris Diamantopoulus yang selama ini lebih
banyak berkecimpung di aneka TV show mengisi peran trio Stooges
dengan sangat baik, terutama Diamantopoulus yang mengingatkan saya
dengan karakter Lloyd di Dumb and Dumber.
Mungkin Sasso yang kurang tampak dungu untuk karakter Curly.
Selain
mereka bertiga, Sofia Vergara menjadi daya tarik sendiri, baik dari
segi sex appeal maupun comedic. Bagi yang terkesan dengan logat unik
nan jenakanya di The Smurfs dan
New Year's Eve, pasti
tahu apa yang saya maksud. She's still hillarious here. Bagi
penggemar reality show Jersey Shore
bisa puas dengan kehadiran para pemerannya, termasuk Snooki. Jane
Lynch dari Glee dan
Jennifer Hudson pun turut mengambil bagian sebagai suster-suster
biarawati.
Technical
Hal
menarik dari TTS adalah suasana vintage, baik dari segi tone warna,
setting tempat, kostum, maupun efek suara, padahal setting waktunya
jelas-jelas era 2000'an. Membuat saya merasa seperti sedang
menyaksikan film era 70-80'an, setting waktu yang sesuai dengan
tipikal komedi seperti ini. A good effort on making a tribute to the
original.
The Essence
Kebahagiaan
adalah soal persepsi, tidak ada parameter yang sama untuk semua
orang. Bagi anak-anak panti asuhan tempat trio Stooges dibesarkan
mungkin diadopsi oleh sebuah keluarga menjadi impian yang membawa
kebahagiaan bagi mereka. Padahal kebahagiaan ternyata bisa saja
ditemukan di mana saja selama bersama-sama orang yang nyaman dengan
kita, tak terkecuali di panti asuhan. That's where happiness is.
Lihat data film ini di IMDB.