Neeraj Pandey tergolong sutradara, produser, sekaligus penulis naskah yang berbakat dan beruntung. Film debutnya sebagai sutradara, A Wednesday!, dihujani pujian, diikuti Special 26, Baby, dan M.S. Dhoni: The Untold Story yang juga menuai pujian sekaligus sukses secara komersial. Sebagai film layar lebar kelimanya, Pandey memilih sebuah drama thriller spionase beraroma politik yang konon diinspirasi dari skandal perumahan Adarsh Ghotla, bangunan setinggi 31 lantai untuk janda korban perang dan anggota Kementerian Pertahanan India di Mumbai. Sebuah skandal yang terbongkar tahun 2010 silam dan memaksa Ashok Chavan, Kepala Menteri Maharashtra, mundur dari jabatannya. Dibintangi Sidharth Malhotra, Manoj Bajpayee (Gangs of Wasseypur, Sarkar 3), Rakul Preet Singh (aktris Telugu yang dikenal lewat Nannaku Prematho, Spyder, dan Venkatadri Exrpress), Anupam Kher (aktor veteran Hindi yang pernah tampil di beberapa film Hollywood seperti Silver Lining Playbook dan The Big Sick), Adil Hussain (English Vinglish, Life of Pi), hingga Kumud Mishra (Badlapur, Airlift, Sultan, Rustom, M.S. Dhoni: The Untold Story, dan terakhir di Tiger Zinda Hai), film yang diberi tajuk Aiyaary (samaran/tipuan) ini akhirnya resmi dilempar ke pasaran setelah dua kali mengalami penundaan untuk menghindari persaingan dengan film-film Bollywood high-profile, Padmaavat dan Padman.
Dua anggota terbaik satuan operasi rahasia India, Design and System Diagnostics, mendadak menghilang. Kolonel Abhay Singh dan ‘murid kesayangan’-nya, Mayor Jai Bakshi. Awalnya hanya Mayor Jai Bakshi yang dituduh mencuri data rahasia satuannya untuk dijual ke pihak asing dan melarikan diri. Namun ketika Kolonel Abhay Singh mengerahkan segala upayanya untuk menemukan dan mungkin, menghabisi nyawa Jai, termasuk melibatkan pedagang senjata ilegal berbasis di Inggris, ia pun turut menghilang. Keduanya lantas diburu oleh Gurinder Singh, seorang makelar pembelanjaan senjata tentara Inggris yang diduga melakukan lobi dengan korupsi dan seorang pejabat yang khawatir skandalnya terbongkar jika informasi yang dicuri oleh Jai tersebar.
Sebagai sebuah drama thriller politis, apa yang disuguhkan Pandey bukanlah hal baru. Apalagi drama thriller dengan background militer sudah menjadi semacam trademark Pandey. Referensi yang paling mendekati menurut saya adalah Enemy of the States (1998)-nya mendiang Tony Scott yang dibintangi Will Smith dan Gene Hackman. Namun apa yang disajikan Pandey, terutama secara struktur film, menjadi batu sandungan tersendiri bagi kelancaran laju plot film untuk bisa dinikmati secara maksimal. Plot maju-mundur (atau malah bisa dikatakan acak) dengan sudut pandang karakter yang berbeda mengaburkan arah plot utama. Belum lagi ditambah beberapa flashback, seperti ketika misi di Kairo dan operasi di Kashmir, yang rasa-rasanya tak perlu divisualisasikan sedemikian detail hanya untuk memberikan gambaran karakteristik Abhay dan Jai beserta korelasi antara keduanya. Perlu waktu yang cukup lama (sekitar lebih dari satu jam durasi berjalan) untuk membuat plotnya mulai jelas dan berubah menjadi kasus skandal yang lebih menarik untuk disimak.
Pengungkapan kasus yang sebenarnya di penghujung film (berkaitan dengan inspirasi kasus asli perumahan Adarsh Ghotla) pun terasa bak coming out of nowhere dengan hanya menghadirkan karakter kunci, Baburao Shastri, secara sekilas sebagai pemancing rasa penasaran penonton. Menjadikan seolah Aiyaary bak sekumpulan kepingan puzzle yang berserakan di sana-sini tanpa clue yang cukup untuk menggugah rasa penasaran penonton untuk menyatukannya. Rasa-rasanya hanya penonton yang cukup sabar untuk meruntut dan mengikuti plotnya tanpa jatuh tertidur atau malah memilih untuk walk-out yang bakal survive hingga akhir film.
Jangan salah kira dulu. Meski memang mengandalkan dialog sebagai story device utama, Aiyaary tak lantas menjadi drama politik yang berat dan membosankan, yang akan membuat penonton awam tenggelam dalam ketidak-tahuan. Ia punya beberapa adegan aksi yang ditata dengan baik sehingga masih bisa menjadi hiburan. Di tangan Pandey, didukung tata kamera Sudheer Palsane dan editing Praveen Kathikuloth, meski tak sampai bisa dianggap visioner ataupun inventif, adegan-adegan aksinya punya intensitas yang cukup untuk membuat penonton sekadar peduli dengan karakter-karakter protagonis kita.
Dengan kharisma yang dimilikinya sebagai salah satu aktor muda teratas Bollywood saat ini, Sidharth Malhotra memainkan karakter Mayor Jai Bakshi dengan meyakinkan. Cerdas, tricky, cool, sekaligus berbahaya. Rakul Preet Singh pun memberikan pesona yang menarik serta chemistry yang terjalin meyakinkan bersama Malhotra. Begitu pula Manoj Bajpayee yang berada pada porsi seimbang dengan Malhotra sebagai Kolonel Abhay Singh dengan performa yang kurang-lebih sama kuatnya dengan Malhotra. Sisanya, Pooja Chopra sebagai Kapten Maya Semwal, Adil Hussain sebagai Mukesh Kapoor, Kumud Mishra sebagai Purnawirawan Jenderal Gurinder Singh, Anupam Kher sebagai Tariq Ali, dan Naseeruddin Shah sebagai Baburao Shastri tampil cukup memorable di balik porsi masing-masing.
Di balik durasinya yang mencapai 160 menit (di atas rata-rata durasi film Hindi satu dekade terakhir), Aiyaary memang terkesan kelewat panjang dengan detail-detail visualisasi adegan yang tak begitu penting di balik premise yang sebenarnya tergolong generik di genre maupun sub-genrenya. Pilihan struktur yang acak pun tak memberikan kontribusi tertentu untuk membuat plotnya lebih memancing rasa penasaran penonton untuk terus diikuti. Alih-alih justru menghambat storytelling-nya. Namun jika Anda cukup sabar untuk mengikutinya, ia bisa jadi sajian drama-thriller politis yang menarik untuk disimak.
Lihat data film ini di IMDb.