4/5
Action
Adventure
Blockbuster
Box Office
Bromance
Crime
Drama
Espionage
Franchise
Hindi
Investigation
Musical
Pop-Corn Movie
Psychological
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
Dhoom: 3
Overview
Semenjak
kemunculan Dhoom (2004) dan
dilanjutkan Dhoom 2 (2006), saya
cukup dikejutkan dengan kemampuan Bollywood dalam menghadirkan film aksi laga
spektakuler ala Hollywood (khususnya Mission:
Impossible) dengan balutan kisah yang terkesan klise dan cheesy. Namun jika
kita mengikuti lebih lanjut dan melihat lebih dalam, memiliki kedalaman cerita
dan emosi tersendiri. Yang mana, masih jarang dimiliki oleh Hollywood
sekalipun. Karakter Jai Dixit dan Ali yang diperkenalkan sejak seri pertama
menjadi action hero khas Hindi. Maka kemunculan Dhoom: 3 (D3) setelah berselang cukup lama, yaitu 7 tahun sejak
installment terakhir, membuat saya berpikir. Apakah masih bisa mempertahankan
kekuatan yang dimiliki kedua installment sebelumnya atau menjadi melempem sebagaimana
kebanyakan franchise polisi serupa.
Secara
keseluruhan saya mengakui memang D3 mengikuti pola pengadeganan yang tak beda
jauh dari seri-seri sebelumnya. Jika Anda berharap kisah penyelidikan yang
membuka kedok pelaku kejahatan di akhir, Anda juga akan kecewa. D3 tidak
berfokus pada pertanyaan “siapa”, namun “bagaimana selanjutnya”. Quentin
Tarantino pernah menyampaikan dalam sebuah interview bahwa yang terpenting dari
membuat film adalah memiliki karakter yang menarik terlebih dahulu, baru membangun
cerita dari karakter tersebut. Nasehat itulah yang diusung oleh D3 (dan juga
seri-seri sebelumnya). Bukan karakter jagoan, Jai Dixit dan Ali yang
di-highlight, namun sosok villain-nya, yang kali ini adalah seorang pemilik
sirkus bernama Sahir. Tidak, in the end Anda tidak akan dibuat membenci
setengah mati oleh karakter ini. Justru ia berhasil dengan gemilang menjaring
simpati saya dengan mempertimbangkan aspek psikologis yang logis. That’s the
most I love from D3.
Jika
ada yang berpendapat D3 comot dari film sana-sini seperti The Prestige dan Now You See
Me, menurut saya terlalu dibuat-buat. It’s not a crime. Name one movie that’s really really
original other than Nolan’s. Nothing. Even James
Cameron’s Avatar adalah hasil comot dari film The Matrix dan Pocahontas
jika mau diteliti lagi. Dengan pendapat objektif dan secara keseluruhan, D3
berhasil merangkainya menjadi sesuatu yang mungkin bukan hal yang baru, tetapi
hasilnya sangat bagus.
Jika
pada Dhoom 2 karakter Jai dan Ali
masih diberi porsi yang cukup banyak dengan menampilkan adegan kehidupan
sehari-hari di luar tugas, maka di D3 ini tidak ada sedikitpun kehidupan
pribadi maupun aspek psikologis mereka yang ditampilkan. Porsi mereka berdua
seperti sosok polisi yang sekedar harus ada untuk memecahkan kasus dan
replaceable.
Untuk
adegan-adegan aksi yang ditampilkan, tenang saja. D3 punya seabreg adegan aksi,
terutama kejar-kejaran motor yang makin mustahil (namun terlihat nyata di
layar) dan harus saya akui lebih spektakuler dari seri Fast & Furious manapun.
Bagi
yang kurang menyukai film Bollywood karena alasan nyanyian dan tarian yang
tidak pada tempatnya, juga tidak perlu khawatir karena D3 meletakkannya pada
tempat yang sesuai dan wajar, seperti audisi dan pertunjukan panggung (yang tak
kalah spektakulernya). Semuanya dalam kemasan nyanyian dan tarian yang bergaya
sangat pop.
So
it is. D3 adalah seri yang paling memuaskan saya, baik dari segi aksi maupun
kedalaman karakter dan kekuatan emosi di balik ceritanya yang terkesan klise
dari permukaan. Sangat menghibur sekaligus menyentuh, namun tidak mendayu-dayu.
Sangat sayang jika Anda melewatkannya di layar bioskop.
The Casts
Seperti
yang sudah saya sampaikan, karakter Jai Dixit (Abhishek Bachchan) dan Ali (Uday
Chopra) sama sekali tidak menonjol. Keduanya hanya dijadikan icon sejak seri
pertamanya untuk tetap ada sebagai franchise Dhoom. Sebaliknya yang paling menonjol tentu saja karakter villain
yang diperankan dengan sangat gemilang oleh Aamir Khan. Saya tidak akan
menjelaskan sangat detail karakternya di sini karena akan menimbulkan spoiler.
Lebih baik Anda saksikan dan buktikan sendiri kegemilangan aktingnya di sini.
Aktor
Hindi legendaris, Jackie Shroff sebagai Iqbal Khan meski porsinya tidak banyak
tetapi berhasil mengesankan.
Kekuatan
porsi karakter yang diperankan oleh Aamir berdampak pula pada karakter babe
yang kali ini diisi oleh si seksi Katrina Kaif. Perannya seolah hanya pemanis
belaka. Bandingkan dengan peran yang diisi oleh Aishwarya Rai Bachchan di Dhoom: 2 yang cukup penting dalam cerita
keseluruhan. But it’s okay, her
dance performance are magnificent and have made my eyes ain’t blink even for a
second!
Technical
Bollywood
boleh berbangga dengan pencapaian teknis yang dilakukan D3, terutama dari segi
special effect yang sudah setara Hollywood.
Teknis
lain yang mencolok tentu saja tata suara dan music. Tanpa meninggalkan tune
original Dhoom yang sudah menjadi icon, remix-remix baru terdengar fresh.
Terutama sekali versi tap dance yang menjadi opening title. Jangan lupakan juga
soundtrack favorit saya, Bande Hain Hum
Uske yang selalu berhasil membuat saya merinding, teringat adegan klimaks
itu.
The Essence
Nobody
wants to be the shadow of somebody else.
They who will enjoy this the most
- Penikmat film-film Bollywood
- Non-stop adrenaline pumper action movies fan
- Those who enjoy movies with emotional depth