The Jose Movie Review
The Heat


Overview

Tahun 2011 silam dunia perfilman Hollywood dihebohkan oleh sebuah film komedi yang cukup berani memasang karakter-karakter wanita dalam sebuah komedi seks gila-gilaan, Bridesmaids. Ada yang menyebutnya “female American Pie” dan “female Road Trip”. Wanita bisa dibilang jarang ditempatkan sebagai subjek dalam komedi seks. Mungkin hanya Sex and the City yang paling dikenal, itu pun tidak murni komedi seks karena sebenarnya memiliki content yang cukup berat. Tak heran jika kemudian Bridesmaids meledak di pasaran dan membuat orang-orang yang terlibat di dalamnya angkat nama. Selain Kristen Wiig, ada nama Melissa McCarthy yang sebenarnya sudah cukup dikenal lewat serial kondang Gilmore Girls namun dengan karakteristik yang jauh berbeda. Nama Melissa lantas melambung sebagai komedian wanita yang memiliki keunikan karakteristik sendiri; kasar, nyinyir, dan seringkali tidak senonoh. Berturut-turut ia tampil di This is 40, Identity Thief, dan terakhir ikut bergabung dalam Hangover Part III.

Kali ini sutradara Paul Feig yang juga mengarahkan Melissa di Bridesmaids, memasangkannya dengan Sandra Bullock yang meski pernah memenangkan Oscar tetapi juga punya track record cukup baik di genre komedi. Membaca premisenya saja, penonton yang mengenal keduanya tentu bisa langsung membayangkan akan seperti apa keseruan dua wanita “nyentrik” ini ketika dipertemukan dan “diadu”. Benar saja, meski dengan storyline good cop-bad cop (or crazy cop?) yang cukup familiar namun dengan gender yang berbeda, sebut saja Bad Boys dan Training Day, The Heat masih mampu terasa segar sepanjang durasi. Tentu saja jualan utamanya bukanlah ide cerita yang fresh atau storyline yang tak terduga. Saya lebih mengharapkan nyinyiran-nyinyiran dan profanity cerdas apa saja yang kali ini keluar dari mulut McCarthy dan bisa saya dengarkan serta tertawakan sekeras-kerasnya. Atau menyaksikan tingkah kecanggungan Bullock seperti yang pernah ia tampilkan di Miss Congeniality. Ya, kesemuanya itu terbayarkan dengan memuaskan. Aneka bentuk guyonan mulai slapstick, spoof, celetukan-celetukan pedas nan vulgar, olokan-olokan cerdas, tingkah laku tak senonoh, hingga black comedy yang melibatkan kekerasan, digelar lengkap sepanjang durasi yang hampir dua jam. Those are very hilarious, terutama jika Anda mengerti dialog-dialog asli dalam bahasa Inggrisnya. Terakhir kali saya tertawa terbahak-bahak dengan tingkat ketulusan yang sama adalah ketika menyaksikan Ted tahun lalu.

Meski demikian, penulis naskah Katie Dippold dan Feig tak luput untuk memberikan perkembangan karakter dan chemistry yang wajar untuk McCarthy dan Bullock. Selain itu di balik keseruan membangun plot crime dan elemen-elemen penggelitik urat tawa, ia juga memberikan sentuhan-sentuhan hearty di banyak kesempatan. Sungguh sebuah paket hiburan segar yang manis untuk disimak. Sayang untuk dilewatkan begitu saja di tengah gempuran summer movie yang lebih banyak menggempur dengan adegan-adegan aksi sarat visual effect bombastis.

The Casts

Oh tak perlu meragukan chemistry McCarthy dan Bullock yang berkembang dengan sangat baik sepanjang film dengan keunikan masing-masing.

Di lini pemeran pendukung, Dan Bakkedahl tampil cukup menonjol berkat spoof  tentang stereotip karakter albino yang diperankannya. Tak ketinggalan nama-nama kondang yang turut mengisi peran pendukung seperti Marlon Wayans yang kita kenal lewat franchise spoof Scary Movie dan mantan anggota New Kids on the Block, Joey McIntyre.

Technical

Tak ada elemen yang begitu menonjol maupun unik dari segi teknis. Meski demikian kesemuanya berada pada kadar yang pas dan seimbang sesuai dengan kebutuhan delivering cerita.

Satu hal paling notable bagi saya pribadi adalah pemilihan soundtrack-nya yang meliputi berbagai era dan terasa sangat pas dengan masing-masing adegan. Sebut saja The Hives, LCD Soundsystem, Luther Vandross, The Isley Brothers, Boston, Journey, bahkan Vengaboys. Penonton dari generasi 80an hingga awal 2000-an bisa bersorak ketika single-single yang familiar di telinganya diletakkan secara gokil pada tempatnya.

The Essence

Seringkali the people we hate the most justru memiliki karakteristik yang tak beda jauh dengan diri kita sendiri. But in some point, keduanya bisa menjadi kekuatan yang tak bisa diremehkan jika dipersatukan dengan tepat. Ingat proverb “your worst enemy can be your best friend”.

They who will enjoy this the most

  • Penonton yang tak keberatan atau malah cenderung menikmati guyonan-guyonan kasar, tak senonoh, namun cerdas
  • Fans Melissa McCarthy maupun Sandra Bullock
  • General audiences who seek for fun entertainment and understand English pretty well
Lihat data film ini di IMDb.
Diberdayakan oleh Blogger.