
Perfilman Indonesia tak banyak memproduksi film anak. Jadi jangan protes jika anak-anak Indonesia saat ini terkesan dewasa sebelum waktunya. Well, menurut saya, galau sebelum waktunya. Yah, apa mau dikata. Produser-produser kita lebih tertarik untuk membuat film (dan juga sinetron) remaja karena pasar terbesarnya saat ini memang di sana. Sungguh saya kasihan melihat anak-anak jaman sekarang tidak seceria ketika saya kecil dulu. Beruntung adik saya yang sekarang SMA, dulu punya Petualangan Sherina yang menurut saya film anak Indonesia paling menarik dan bagus di generasi 2000-an. Pasca Sherina, tak banyak film anak yang cukup memorable, mungkin hanya Untuk Rena dan Laskar Pelangi. Wah, koq semuanya dari MiLes yah?! Saya tidak bermaksud promosi lho, tapi memang faktanya hanya MiLes yang konsisten memproduksi film anak. Rudi Soedjarwo yang kita kenal lewat karya-karya dramanya yang menyentuh dan piawai merangkai gambar indah, akhirnya tertarik juga untuk membesut film anak.
Sebagai tema, Rudi punya premise yang menarik dan saya rasa jarang diangkat dalam film (terutama film Indonesia) : Pramuka! I think that’s just great, mengingat kegiatan Pramuka yang menurut saya banyak sekali manfaatnya, akhir-akhir ini menjadi kurang diminati, tergantikan oleh gadget-gadget yang kurang memiliki manfaat. Our kids just need to be inspired.
Sepanjang film, alur cerita mengalir dengan sangat baik. Skenario terasa sekali dikerjakan dengan baik dan cukup rapi, terutama dari segi karakteristik yang kuat dan pas dengan fungsi masing-masing, serta beruntung pula diperankan dengan sangat baik oleh aktor-aktor cilik yang rata-rata belum berpengalaman berakting sebelumnya. Sayangnya alur yang telah dikerjakan dengan baik ini tidak dieksekusi dengan maksimal. Tidak buruk, Rudi masih saja handal dalam menciptakan adegan-adegan dengan gambar yang artistik dan menarik. Hanya saja ini (seharusnya) kisah petualangan dan seharusnya (pula) dibuat agar terasa seru. Misalnya adegan-adegan kompetisi antar tim Pramuka yang ditampilkan masih bisa digarap sedemikian rupa sehingga penonton seolah ikut dalam keseruan kompetisi, tidak hanya sekilas-sekilas seperti yang ada dalam film.
Adegan puncak ketika Tim Garuda disekap pun terasa terlalu simpel dan pendek. Padahal menurut saya bisa digarap lebih maksimal, lebih menegangkan, dan lebih seru, setidaknya seperti yang pernah dicapai Petualangan Sherina dulu. Latar belakang villain-nya pun tidak begitu jelas. Hanya sedikit informasi identitas villain yang disampaikan, yang saya tidak tahu apakah anak-anak bisa mengerti. Adegan penyekapan tersebut seolah-olah seperti adegan puncak yang posisinya setara dengan konflik karakter-karakter yang ada sebelumnya, tidak lebih tinggi.
Dengan minor-minor yang ada, saya percaya anak-anak (khususnya di bawah usia 10 tahun) masih bisa menikmati petualangan Tim Elang. Semoga saja juga bisa menginspirasi untuk lebih banyak melakukan kegiatan outdoor seperti Pramuka daripada sekedar main game di kamar. Good job, Rudi! We’re waiting for another kid’s movies ahead, with better treatments!
Lihat data film ini di IMDB
Official site : http://www.5elang.com