3.5/5
Action
Adventure
Asia
Based on a Legend
based on webtoon
Drama
Fantasy
Franchise
Pop-Corn Movie
religious
sequel
South Korea
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Along with the Gods:
The Last 49 Days
[신과함께-인과 연]
Lanjutan Along with the Gods: The Two Worlds (TTW) yang berhasil menjadi film Korea Selatan paling banyak ditonton kedua sepanjang sejarah (total mengumpulkan 14.410.931 penonton, di bawah The Admiral: Roaring Currents dengan 17 juta lebih penonton) menjadi film Korea Selatan yang paling ditunggu-tunggu tahun 2018 ini. Tak heran jika kemudian sekuelnya, Along with the Gods: The Last 49 Days (TL49D) kembali mencatatkan rekor sejarah perfilman Korea Selatan, yaitu penjualan tiket pre-sale tertinggi dengan rate mencapai 60.5%. Penonton hari pertamanya pun memecahkan rekor dengan 1.263.788 penonton atau nyaris tiga kali lipat seri pertamanya. Begitu juga penghasilan di pasar internasional yang juga memecahkan rekor film Korea Selatan manapun di luar negeri. Dikerjakan sebagai satu kesatuan dengan TTW, tentu saja semua aktor penting dan kru pendukung masih sama, kecuali Cha Tae-hyun yang urusan karakternya sudah selesai di seri pertama. Meski sebuah sekuel dan bersetting langsung setelah ending TTW, TL49D punya fokus plot yang berbeda dari seri sebelumnya.
Setelah urusan dengan Kim Ja-hong selesai, tiga pendamping selama perjalanan penghakiman akhirat; Gang-rim, Haewonmaek, dan Lee Deok-choon harus mendampingi adik Ja-hong, Kim Soo-hong yang dianggap juga sebagai suri tauladan. Haewonmaek dan Deok-choon heran dengan keputusan Gang-rim ini. Apalagi keduanya kemudian diutus untuk membawa kembali Dewa Rumah Tangga, Seongju yang menahan seorang kakek tetap hidup di bumi padahal sudah ‘dipanggil’ sejak lama sebelum masa 49 hari yang diperintahkan akhirat, sementara Gang-rim seorang diri mendampingi Soo-hong. Setelah turun ke bumi dan mendapati kondisi sang kakek, Haewonmaek dan Deok-choon justru tergerak untuk membantu keduanya agar bisa segera membawa sang kakek memenuhi panggilan ajalnya dan Seongju kembali ke asalnya. Seiring dengan waktu, Seongju ternyata menyimpan rahasia Gang-rim, Haewonmaek, dan Deok-choon di kehidupan sebelumnya yang ternyata saling berhubungan. Soo-hong pun perlahan mendapatkan jawaban mengapa Gang-rim bersikeras menganggapnya sebagai suri tauladan padahal dirinya sendiri enggan untuk bereinkarnasi.
Jika TTW berfokus pada nasib Ja-hong berikut investigasi pembunuhan sang adik yang pada akhirnya berimbas pada banyaknya momen-momen emosional yang menyentuh, TL49D rupanya berniat membawa penonton ke arah yang bisa dibilang cukup berbeda jauh. Memang seperti ada dua plot utama yang berjalan secara paralel, yaitu plot penghakiman Soo-hong yang semakin menelusuri kasus pembunuhan terhadap dirinya dan plot Haewonmaek serta Deok-choon yang membantu Seongju menyelesaikan niatannya. Sayangnya kedua plot ini tidak diberi porsi yang cukup seimbang dengan plot tentang penghakiman Soo-hong yang jauh lebih sedikit, bahkan seolah disepelekan dibandingkan plot satunya. Mungkin saja alasannya adalah menghindari pengulangan perjalanan berbagai neraka dari film pertamanya, tapi dengan menghadirkan plot ini justru menimbulkan pertanyaan bagi penonton mengapa Soo-hong bisa lolos dari neraka-neraka tersebut yang tak terjawab. Sementara plot tentang Haewonmaek dan Deok-choon yang membantu seorang kakek porsinya lebih banyak dan beruntung, sedikit lebih menarik dengan bumbu sentilan kondisi sosial dan perekonomian Korea Selatan, pun juga menyentuh (meski tak semenyentuh ataupun se-emosional di TTW).
Namun kedua plot ini agaknya hanya dimanfaatkan sebagai semacam setup atau drive untuk bermuara pada topik utama TL49D: rahasia kehidupan masa lalu ketiga pendamping; Gang-rim, Haewonmak, dan Lee Deok-choon yang ternyata saling berhubungan. Disampaikan lewat pengungkapan lapis demi lapis yang cukup mengejutkan tapi ternyata masih punya relevansi dengan semua yang dipaparkan selama ini. Sekilas bisa jadi terkesan seperti twist demi twist yang berusaha terlalu keras dihadirkan, apalagi lewat pengungkapan yang satu demi satu sehingga bisa jadi terkesan bertele-tele bagi beberapa penonton, tapi jika mau dianalisis lagi masih punya relevansi yang konsisten sejak TTW.
Meski berdurasi mencapai 141 menit, TL49D masih mengalirkan jalinan plotnya dengan lancar, sebagaimana TTW. Editing Kim Hye-jin dan Zino Kim menjaga porsi dan pace tiap bagian sehingga setidaknya masih terkesan seimbang di balik porsi multiplot yang sebenarnya agak kurang seimbang. Sinematografi Kim Byung-seo masih berhasil memvisualkan berbagai adegan aksi menjadi terlihat seru dan spekatakuler, pun juga momen-momen emosional yang masih mampu menyentuh, sebagaimana di TTW.
Tiga pemain inti; Ha Jung-woo sebagai Gang-rim, Ju Ji-hoon sebagai Haewonmak, dan Kim Hyang-gi sebagai Lee Deok-choon masih menampilkan performa yang setara dengan di TTW. Sedikit pengembangan karakter dan emosinya pun masih mampu dibawakan dengan baik meski tak banyak berimbas pada emosi penonton. Penampilan Ma Dong-seok sebagai Seongju yang eksentrik menjadi daya tarik tersendiri di seri ini. Kedalaman serta transisi karakter yang dibawakannya pun terasa mulus dan tepat sasaran.
Mengetengahkan feel yang berbeda dari TTW, TL49D memang lebih menawarkan latar belakang ketiga karakter utama dengan balutan twist demi twist yang tentu saja berniat untuk lebih membuat penonton penasaran ketimbang merasakan sentuhan emosional sebagaimana TTW. Pun masih menghibur dengan sajian adegan aksi spektakuler yang meski saya sendiri kurang paham relevansinya (seperti munculnya raptor dan Tyrannosaurus Rex). Untuk pengalaman yang lebih maksimal, format 4DX menawarkan value lebih, terutama semprotan air, hembusan angin, dan rintik hujan di cukup banyak adegan. Bukan untuk dibandingkan dengan TTW, TL49D lebih tepat sebagai pelengkap kepingan puzzle yang sebelumnya mungkin tidak kita ketahui ada dari TTW.