The Jose Movie Review
Now You See Me


Overview

Tema sulap (magic) masih jarang diangkat dalam film. Dalam setahun saja belum tentu ada satu film yang mengangkatnya. Itulah mengapa film bertema sulap hampir pasti menarik perhatian penonton. Di era 2000-an, judul The Prestige dan The Illusionist (dua-duanya rilis tahun 2006) menjadi yang paling diingat. Oh iya, jangan lupakan film animasi dari Perancis L’illusionniste yang masuk nominasi Oscar tahun 2011. Maka di tengah bombardir film franchise superhero dan laga, kehadiran Now You See Me (NYSM) garapan sutradara Louis Leterrier (Transporter 1-2, The Incredible Hulk, dan Clash of the Titans) seolah menjadi oase yang menyegarkan.

Secara premise NYSM sebenarnya sangat menjanjikan: menggabungkan tema sulap dengan heist (perampokan) ala Ocean’s Trilogy. Alur ceritanya pun ditulis dengan baik dan menghibur, terutama sistematik trik-trik sulap yang tampak sophisticated dan harus diakui one of a kind. Namun jika diikuti hingga akhir, kisah tentang empat ilusionis berjuluk The Four Horsemen ini terasa melelahkan dan gagal menjadi film yang mengesankan untuk jangka waktu lama. Saya sempat berusaha menganalisa apa yang menjadi penyebabnya. Alhasil ada beberapa teori yang mungkin salah satu (atau malah semuanya) menjadi penyebabnya menurut saya.

Pertama dan menurut saya adalah alasan paling kuat, alur yang disodorkan terlalu rapi. Semua rencana protagonis terasa mulus dan lancar hingga akhir film. Ini yang menyebabkan film terasa datar. Misalnya saja sejak awal memang penonton diberi clue bahwa pasti ada horseman ke-5 yang menjadi penentu keberhasilan The Four Horsemen. Namun entah kenapa saya kurang penasaran siapakah horseman ke-5 tersebut. Hingga pada akhirnya terungkap dan bagi beberapa penonton menganggapnya sebagai twist, jawabannya memang meleset dari dugaan saya (dan saya yakin juga sebagian besar penonton lainnya) namun lagi-lagi gagal untuk membuat saya berujar “lho kok bisa?”. Tak ada sedikit pun excitement dalam diri saya untuk mengulik kembali kejadian-kejadian sebelumnya yang mengindikasikan identitas horseman ke-5. Yap, semuanya tersusun terlalu rapi sehingga seperti sebuah pertunjukan sulap yang sukses, tanpa ada kelokan-kelokan ataupun bump  yang berarti.

Kedua, ini adalah film tentang sulap sehingga segala kejadian akan dengan mudah diantisipasi oleh penonton sebagai sebuah tipuan. So, diperlukan putaran cerita yang benar-benar melintir dan serius untuk meyakinkan bahwa hal-hal buruk yang terjadi bukan bagian dari trik melainkan sebuah kegagalan yang bisa berakibat fatal. NYSM tidak memberikan kadar “kejutan” tersebut dengan dosis yang cukup untuk membuat penonton terhenyak, seperti halnya ketika menyaksikan The Prestige yang memang bernuansa kelam dan bergenre drama thriller. Bandingkan NYSM yang nuansanya sangat fun. Akibatnya ketika ada kematian pun penonton tidak merasa kehilangan. Oh, mungkin juga sih ini akibat dari penokohan yang tidak begitu kuat sehingga gagal simpatik penonton.

Ketiga, Leterrier masih kurang “megang” dalam hal menyuguhkan adegan kejar-kejaran, baik manusia maupun yang melibatkan mobil.

Meski demikian, setidaknya NYSM masih terasa menghibur berkat performance-performance sulap yang unik, belum pernah dipertunjukkan sebelumnya, dan sedikit tak terduga dalam hal teknis. Dan yah, tema seperti ini boleh lah sebagai variasi film blockbuster Hollywood yang mulai membosankan.

The Casts

NYSM cukup beruntung berhasil menarik perhatian banyak aktor mulai yang sedang naik daun hingga yang senior. Dari tim The Four Horsemen ada Jesse Eisenberg yang tampak meninggalkan image geek-nya selama ini menjadi lebih keren seperti layaknya Aston Kutcher. Woody Harrelson masih seperti biasanya memerankan karakter berfisik gahar namun ber-attitude komikal dan gokil. Dave Franco tak banyak memberikan kontribusi di layar meski berwajah paling tampan. Isla Fisher yang baru saja kita saksikan di The Great Gatsby tampil memukau dengan kharisma kuat di balik tubuh sintalnya. She can be the next Nicole Kidman, I guess.

Selain dari tim, penampilan Mark Ruffalo, Morgan Freeman, dan Michael Caine cukup pas dengan karakter masing-masing. Terutama Freeman yang tak perlu diragukan lagi dalam menghidupkan karakter-karakter berkharismatik kuat. Sementara Caine tak diberi porsi yang cukup untuk tampil memikat. Terakhir, senang rasanya melihat aktris Perancis Mélanie Laurent kembali hadir di layar bioskop. Masih ingat Shosanna dari Inglorious Basterds kan? Ia tampil dengan pesona yang kurang lebih sama di sini.

Technical

Visual effects dan sinematografi yang mumpuni menjadikan pertunjukan sulap yang ditampilkan tampak spektakuler, terutama panggung di Las Vegas dan pertunjukan terakhir dengan menggunakan tampilan projection art yang keren.

Pemilihan track yang dominan techno dan score Brian Tyler pun menghiasi nuansa fun dan menghidupkan kemegahan show-show yang ditampilkan dengan baik.

The Essence

Apakah Anda merasa tereksploitasi atau justru timbul perasaan senang ketika menyaksikan pertunjukan sulap? You choose.

They who will enjoy this the most

  • Penyuka film yang menjanjikan “kejutan”
  • Penikmat pertunjukan sulap
  • General audiences who need a different entertaining film
Lihat data film ini di IMDb.
Diberdayakan oleh Blogger.